Pemaparan kontestan di debat kandidat pilwalkot Bogor jadi barometer warga untuk melihat sosok calon pemimpinnya. Setiap jawaban memberi gambaran tentang arah kebijakan, sekaligus mengukur kompetensi calon.
Tak heran, sehari pascadebat berlangsung hingga kemarin, grup chatting ramai mengulas tentang empat calon kepala daerah yang maju di pilkada Bogor. Meliputi Ahmad Ru’yat-Zainul Mutaqin, Edgar Suratman-Sefwelly Ginanjar, Bima Arya-Dedie A Rachim dan Dadang Iskandar-Sugeng Teguh Santoso.
Salah seorang warga Kota Bogor Gun Gun Hidayat yang gabung dalam grup chat melihat penampilan calon wakil walikota Bogor Sugeng Teguh Santoso (STS) cukup meyakinkan. Argumen STS saat merespon pertanyaan menunjukkan hasil kunjungannya ke masyarakat selama ini dan melalui hitung-hitungan yang matang.
“Cara beliau (STS, red) merespon dan dasar argumennya dari hasil kunjungan lapangan atau hitung-hitungan. Ini menunjukkan beliau cukup taktis dan mengerti teknis,” kata Gun Gun kepada Metropolitan,
Dirinya menganggap, STS cocok menjadi wakil walikota Bogor ke depan sepanjang yang menjadi walikota nanti bisa mengatur dan tidak merasa tersaingi. STS juga bisa dikatakan menjadi kuda hitam dalam ajang adu gagasan tersebut.
“Pada dasarnya pasangan calon nomor empat memang secara basis cukup kuat. Bisa juga jadi kuda hitam. Tapi paslon dua juga mungkin bisa dikatakan kuda hitam,” terangnya.
Bukan cuma warga yang terkesan. Panelis juga punya penilaian khusus untuk para kandidat. Dekan Fisip Universitas Djuanda (Unida) Kota Bogor Denny Hermawan mengaku terkesan dengan penyampaian STS walaupun posisinya sebagai calon wakil wali kota.
“Saya pribadi nggak menyangka kalau wakilnya malah lebih semangat untuk menyampaikan dan mendebatkan program kerja,” ungkap Denny.
Dalam debat yang berlangsung 90 menit itu, STS sukses mempertahankan argumentasinya. Terutama terkait program kerja ekonomi kerakyatan untuk masyarakat Bogor. “Termasuk juga waktu penyampaian komunikasi politik kepada lawan pasangan lainnya,” paparnya.
Ia pun menilai STS terlihat paling mencolok di antara empat kandidat dalam memberikan jawaban. Menurutnya, hal itu bisa menjadi faktor keberhasilan dari keseluruhan debat yang berlangsung pekan lalu. “Karena setiap penyampaiannya berdasarkan pengalaman langsung,” terangnya.
Sepak terjang STS sebagai aktivis sekaligus pengacara diyakini bisa mendompleng kekuatan pasangan yang diusung PKB dan PDIP tersebut. Tak heran bila banyak kalangan yang menilai sosok STS bisa jadi kuda hitam dalam pertarungan politik. “STS ini kan akar rumput. Karena pengalaman dan sisi lain darinya yang aktif di lapangan bersama masyarakat, bisa jadi ya (kuda hitam, red),” beber Denny.
Sehingga, tayangan debat kandidat yang telah berlangsung bisa menjadi penilaian utuh bagi masyarakat terkait program kerja yang ditawarkan dan hal lainnya. “Hasil akhir tetap ditentukan dari dukungan masyarakat. Yaitu suara murni saat pencoblosan nanti,” jelasnya.
Panelis lainnya, Uchok Sky Khadavi, menilai bahwa penyampaian visi-misi seluruh paslon sudah bagus. “Ya tinggal gimana semua paslon meyakinkan untuk memimpin Kota Bogor,” tuturnya.