METROPOLITAN - Isu soal perselingkuhan Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie dengan mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) berbuntut di meja polisi.
Tak terima dituduh melakukan perselingkuhan dengan Ahok, Grace pun mendatangi kantor Polda Metro Jaya. Grace melaporkan akun Twitter bernama @Hulk_idn ke Polda Metro Jaya karena dianggap menyebarkan berita hoaks. Bahkan, Grace mengatakan, posting-an akun tersebut mengarah ke pelecehan seksual.
”Dikatakan saya punya hubungan khusus dengan Pak Ahok. Dalam hal ini hubungan asmara sampai dengan suami istri dan dia klaim punya video itu. Jadi ini sesuatu yang ngawur banget, ngarangnya luar biasa,” ujarnya, Kamis (7/6).
Akun tersebut katanya mem-posting berita hoaks tentang dirinya sejak beberapa hari lalu. Namun dilakukan secara terus-menerus. Karena merasa tidak nyaman dan dapat membunuh karakternya wanita yang memimpin PSI, akhirnya Grace memutuskan melaporkannya ke Polda Metro Jaya.
”Kami melaporkan dugaan melanggar Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik. Karena itu dilakukan terus-menerus dan ternyata lumayan viral. Nggak cuma narasi dan juga foto-foto, dia mengklaim ada video juga. Itu semua kebohongan,” tegasnya.
Unggahan tersebut, sesalnya, sudah mulai membentuk opini di publik. Bahwa apa yang dinarasikan seolah-olah benar. Kerja akun tersebut juga terbilang sistematis. Bahkan lebih dari satu orang. ”Karena ini ada timnya, kerjanya rapi. Satu melemparkan kemudian disamber dengan yang lain kemudian di-attach ke Twitter, mereka saling sambut-menyambut. Jadi keliatan banget ini terorganisasi,” sebut Grace.
Dia pun menduga ada motif politik di balik ini semua. Mengingat sekarang sudah memasuki tahun politik. ”Iya (ada motif politik, red), karena posting-an ini semua temanya politik,” tegasnya. Untuk itu, menurutnya, hal seperti ini tidak bisa dibiarkan. Sebab, dia menilai ini cara-cara buruk dalam berpolitik. Terlebih terhadap partisipasi perempuan.
”Nggak boleh dengan cara-cara seperti ini. Nggak beradab apalagi di saat kita ingin tingkatkan partisipasi perempuan di politik. Gimana perempuan mau banyak, baru mau maju saja sudah diginiin,” kesalnya.
Jika dibiarkan, publik akhirnya jadi tidak netral menentukan pilihan. ”Akhirnya bukan melihat program, kompetensi, tapi melihat beginian. Akhirnya kualitas demokrasi kita jadi jelek, jadi turun,” pungkas Grace. (jp/feb/run)