Senin, 22 Desember 2025

Soal Jual Beli Bangku, Ini Kata Kadisdik Kota Bogor

- Sabtu, 9 Juni 2018 | 10:59 WIB

-

METROPOLITAN - Dugaan adanya praktik percaloan dalam proses pendaftaran Penerima­an Peserta Didik Baru (PPDB) tingkat SMP dan SMA Tahun Ajaran 2018/2019 mengundang keprihatinan pengamat pendi­dikan di Kota Bogor. Munculnya fenomena ini pun dinilai akibat rasa tidak percaya diri dari anak ataupun orang tua murid. Hal itu dikatakan Rektor Universitas Pakuan Bogor Bibin Rubini.

Menurutnya, berawal dari rasa tidak percaya diri itu se­hingga dimanfaatkan oknum-oknum calo untuk meraup ke­untungan. Meskipun dirinya juga tidak menampik adanya keberadaan calo dalam ’mem­bantu’ pendaftaran anak masuk sekolah. “Orang tua harus per­caya diri akan anak didiknya. Kalau tidak berkemampuan, ya jangan memaksakan diri lah memasukkan anak ke sekolah yang dimau,” katanya ketika dihubungi, kemarin.

Dengan begitu, ia berharap jangan sampai nantinya dengan mengambil jalan pintas seperti ini ada korban yang sudah men­ghabiskan banyak uang namun tak kunjung mendapatkan kursi yang diinginkan. Mengingat sis­tem PPDB tahun ini yang sudah online, artinya semua orang bisa melihat dan memantau secara langsung prosesnya. “Soal jual kursi, nggak etis lah. Kalau memang ada oknum, secara terbuka ma­syarakat bisa menilai. Sekarang tidak bisa karena semua sistem­nya online, terbuka, siapa pun bisa lihat, maka bisa ketahuan. Intinya memperkecil peluang lah,” ucapnya.

Dalam kesempatan ini, Bibin juga meminta masyarakat mem­bantu Dinas Pendidikan (Disdik) dalam memberantas mafia calo yang menawarkan jasa jutaan rupiah guna mendapatkan kursi sekolah melalui ’jalan belakang’. “Tidak ada peluang lah. Kalaupun ada, ya tebak-tebakan. Misal ada kasus, sebetulnya dia bisa dite­rima, tetapi karena tidak pede lalu pakai jasa calo, jadi harus bayar ongkos lagi. Ya sekarang mah terbuka, serahkan saja pada Disdik,” ajaknya.

Sementara itu, Kadisdik Kota Bogor Fakhrudin membantah adanya dugaan calo yang dip­ercaya bisa memuluskan lang­kah para orang tua yang ingin anaknya masuk sekolah favorit tertentu. “Insya Allah tidak ada lah itu. Hanya isu,” kata pria yang akrab disapa Fahmi kepada Metropolitan, kemarin.

Meski begitu, Fahmi tidak me­nampik adanya oknum-oknum yang mencari celah meraup untung dari para orang tua yang putus asa, karena anaknya tidak bisa masuk sekolah favorit. Akhirnya, mereka memperju­angkan segala hal, diantaranya memberikan ’mahar’ kepada calo-calo yang dipercaya bisa mewujudkan keinginan para orang tua.

“Itu hanya isu saja, warga me­mang harus hati-hati, jangan tergiur dengan janji-janji yang dilontarkan oknum calo. Memang ada lah oknum seperti itu tiap tahunnya juga. Tahu-tahu ada anak datang sama orang tua yang nangis-nangis ke Disdik, karena anaknya tidak bisa masuk se­kolah, tapi sudah keluar uang banyak. Diimbau masyarakat untuk tidak tergiur bujukan janji oknum calo,” ucapnya.

Sebab, jelas Fahmi, sistem PPDB tahun ini menggunakan sistem pendaftaran online. Artinya, semua data terbuka dan bisa diakses siapapun pada web pendaftaran PPDB. “Semuanya kan terbuka, siapa saja bisa di­baca. Sebetulnya celah-celah itu sudah diminimalisir, nggak bisa lah kalau online,” tuturnya. (ryn/c/rez/run)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X