METROPOLITAN - Pemerintah pusat berencana mengeluarkan gas elpiji ukuran 3 kg nonsubsidi awal bulan nanti. Kebijakan itu diambil menyusul permintaan masyarakat semakin tinggi akan kebutuhan gas berukuran kecil. “Tabung tersebut beda dengan elpiji 3 kg subsidi. Sedang dicari warna yang cocok. Ada masyarakat yang memerlukan, tetapi sebetulnya bukan masyarakat yang perlu subsidi,” kata Plt DirekturUtama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati.
Sementara itu, Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis dan Media Kementerian BUMN, Fajar Harry Sampurno, menjelaskan bahwa produk baru ini untuk menjaga penyaluran elpiji 3 kg bersubsidi tepat sasaran. ”Karena memang selama ini banyak kalangan mampu yang menggunakan gas melon ini, bukan soal harganya tapi lebih ke praktisnya. Makanya akan ada gas 3 kg ini namun tidak subsidi,” kata Harry.
Mengenai harganya, Harry mengaku akan memiliki selisih jika dibandingkan elpiji 3 kg yang subsidi. Jika harga elpiji 3 kg bersubsidi dijual di kisaran harga Rp20 ribuan, maka elpiji 3 kg nonsubsidi ini dijual dengan harga Rp39 ribu per kg. Hanya saja harga yang diuji coba tersebut belum tentu sama dengan harga distribusi resmi ke depan. Hal itu masih tergantung keputusan Pertamina. Gas elpiji 3 kg nonsubsidi ini nantinya dijual dengan merek Bright Gas dengan tabung memiliki warna pink. ”Jadi ibu-ibu pasti nanti suka, lebih bagus,” ucap Harry seraya menjamin menjamin ke depan tidak ada pengurangan subsidi gas melon. ”Bahkan malah subsidi 3 kg itu setiap tahunnya selalu bertambah,” sambungnya.
Di lain hal, di balik rencana pemerintah pusat mengeluarkan gas elpiji 3 kg nonsubsidi, menyisakan PR tersendiri. Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Bogor kabarnya belum mengetahui kepastian kebijakan ini. Sebab, hingga kini belum ada informasi lebih lanjut mengenai hal tersebut. “Belum jelas. Kami baru dapat info sekilas, kami belum dapat info detail. Menunggu saja sih kebijakannya, nanti ada koordinasi dulu sama Hiswana Migas soal kepastiannya,” ujar Kepala Disperindag Achsin Prasetyo. (ryn/b/rez/run)