Rumah bercat cokelat di RT 06/22, Kelurahan Mekarjaya, Sukmajaya, Depok, jadi perhatian warga. Ini setelah di hari sebelumnya, Sabtu (23/6), Detasemen Khusus atau Densus 88 Antiteror menangkap penghuni rumah tersebut, Rizki Maulana, yang terlibat rencana aksi teror di pilkada.
RIZKI hanya bisa pasrah saat motor matiknya tiba-tiba disetop anggota Densus. Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Mabes Polri Brigadir Jenderal Mohammad Iqbal mengatakan, Rizki ditangkap sekitar pukul 09:30 WIB di Sukmajaya, Depok, saat keluar dari gang rumah kontrakannya. “Dia diduga berencana melakukan aksi teror saat pelaksanaan pilkada Jawa Barat pada 27 Juni,” kata Iqbal.
Iqbal menjelaskan, rencana aksi tersebut terindikasi dari pergerakan intensif untuk menyiapkan amaliyah bersama beberapa kelompok lain.
Sementara istri dan keempat anaknya hanya bisa diam merelakan ayahnya dijemput paksa Densus 88 Antiteror.
Hal ini dinyatakan Sukur (60), petugas keamanan Kelurahan Mekarjaya, Sukmajaya, Depok. ”Istri sama anak-anaknya masih ada di kontrakan. Yang diamanin cuma ayahnya doang. Tadi pas dibawa dia nggak melawan,” kata Sukur.
Setelah berhasil memasangkan borgol di kedua tangan MM, Densus 88 Antiteror bersama pihak berkepentingan setempat kembali mendatangi rumah kontrakannya.
Sekitar sepuluh anggota Densus menggeledah rumah terduga teroris Rizki. Tiga anggota Densus membawa dokumen dari rumah kontrakan terduga teroris MM alias Rizki Maulana. “Tadi dua jam anggota Densus memeriksa rumah itu,” ujar Ketua RT setempat, Endang Suhendar.
Saat penggeledahan, istri terduga teroris diminta menyerahkan seluruh ponsel yang dimiliki keluarganya. ”Istrinya sempat ngaku nggak punya handphone. Setelah ada omongan, baru mau kasih. Tadi polisi masuk rumah tapi nggak ada penggeledahan atau unsur pemaksaan. Handphone-nya cukup canggih,” tandas Endang. (de/feb/run)