METROPOLITAN - Ridwan Kamil dan Uu Ruzhanul Ulum (Rindu) unggul menurut hasil penghitungan cepat (quick count) pilkada Jawa Barat (Jabar). Tanpa disangka, perolehan suaranya dipepet terus pasangan Sudrajat-Ahmad Syaikhu (Asyik). Padahal berdasarkan hasil sejumlah lembaga survei, keterpilihan Sudrajat-Syaikhu jauh di bawah Ridwan-Uu dan Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi.
Kemenangan Ridwan-Uu berdasarkan perhitungan cepat sudah banyak diprediksi sejumlah lembaga survei seperti telah dipaparkan sebelumnya. Popularitas Ridwan Kamil pun berada di atas semua calon wakil gubernur Jabar. Namun tidak dengan Ahmad-Syaikhu.
Pasangan yang diusung Gerindra, PKS dan PAN itu memberi kejutan di hari pencoblosan dengan perolehan suara yang mengungguli pasangan Demiz-DM. Berdasarkan hasil perhitunan tiga lembaga survei, pasangan Rindu memperoleh suara paling teratas. Seperti yang dilansir lembaga survei LSI Denny JA.
Ridwan Kamil-Uu memperoleh suara 32,98 persen, disusul Mayjen Sudrajat-Syaikhu 27,98 persen. Sedangkan pasangan Demiz-DM mendapat perolehan suara 26,07 persen dan di urutan terakhir ada Hasanudin-Anton dengan perolehan 12,98 persen.
Hasil tak jauh beda juga ditunjukkan lembaga survei Indo Barometer yang memenangkan pasangan Rindu dengan perolehan suara 32,40 persen, pasangan Asyik 28,54 persen, pasangan Demiz-DM 26,10 persen dan Hasanudin-Anton 12,95 persen.
Pengamat komunikasi politik dari Universitas Paramadina Hendri Satrio mengatakan, keberhasilan Sudrajat-Syaikhu membayangi Ridwan-Uu tidak bisa dilepaskan dari peran mesin politik PKS di Jawa Barat yang cukup solid. Ia membandingkannya dengan kemenangan kader PKS sebagai gubernur dalam pilgub Jabar 2008 dan 2013.
“Berkaca di 2008 lalu juga kan memang demikian, Ahmad Heryawan juga menyodok Agum dan Danny. Memang PKS ini tidak bisa dianggap remeh di Jabar,” ujarnya.
Selain itu, Hendri menambahkan, strategi yang dikeluarkan Sudrajat-Syaikhu dengan memosisikan mereka sebagai satu-satunya pasangan yang menghendaki 2019 Ganti Presiden sangat membantu mendongkrak popularitas pasangan tersebut.
Hendri bahkan membayangkan jika di Jabar yang bersaing dalam pilgub hanya dua pasangan seperti di pilgub Jakarta 2017, yaitu antara kubu pro Jokowi dan pro Prabowo, ia memprediksi pasangan yang pro Jokowi itu akan kembali kalah. “Bahkan ini (perhitungan suara, red) belum selesai, jadi (pasangan Ridwan-Uu) harus hati-hati juga,” tambahnya.
Sementara itu, kandidat gubernur Jabar nomor satu Ridwan Kamil yang dinyatakan menang versi quick count melarang pendukungnya melakukan euforia kemenangan secara berlebihan.
Kang Emil juga mengingatkan agar pendukungnya tetap santun, taat aturan dan tidak membalas tindakan atau ucapan yang dilakukan tim lawan. ”Kepada pendukung, saya melarang euforia berlebihan. Hari ini tidak ada pawai. Hari ini kami menerima berita baik yang disampaikan quick count tapi belum resmi. Kalau sudah disampaikan secara resmi, barulah merencanakan membuat acara syukuran kemenangan,” kata Kang Emil di pusat pemantau quick count Rindu di Hotel Papandayan, Rabu (27/6).
Wali Kota Bandung ini mengatakan, perjalanannya dalam kontestasi pilgub Jabar 2018 hingga mencapai titik sekarang ini sangat panjang, lebih dari 1,5 tahun. ”Betapa tantangan dan fitnah dunia bertebaran sedemikan rupa. Tapi jika Allah sudah berketetapan, maka tidak ada daya upaya dunia yang bisa melawan ketetapan Allah SWT,” pungkasnya. (jp/feb/run)