METROPOLITAN - Puluhan mahasiswa dan dosen Institut Pertanian Bogor (IPB) berhamburan di Perairan Cikeruh Wetan, Banten. KM Oranye yang membawa 24 penumpang dari Pulau Tinjil menuju Muara Binuangeun itu diterjang ombak maut setinggi empat meter, Kamis (19/7) sore. Akibatnya, kapal itu terbalik dan karam hingga menelan korban jiwa. Insiden KM Oranye terbalik itu terjadi sekitar pukul 14:10 WIB saat rombongan IPB hendak kembali ke Bogor. Berdasarkan data tercatat ada 12 mahasiswa Indonesia dan tiga mahasiswa asing. Mahasiswa asing itu antara lain Madline Monique alias Bennet, Francesca Samantha alias Cook, Lilly Freya alias Ross yang merupakan warga Amerika Serikat. Sedangkan empat lainnya merupakan staf pengajar dan dosen IPB, yakni Randall Charled, Kyes dari Universitas of Washington Amerika Serikat, Kimberly Ann Philip dari Amerika Serikat dan Pensri Kyes asal Thailand, Matthew Stuart dari Amerika Serikat serta tiga lainnya yang merupakan staf pengajar dari IPB. Kepala Seksi Basarnas Provinsi Banten Haeroe Amir mengatakan, ada 24 orang yang jadi korban dalam insiden kapal tenggelam tersebut. Di antaranya terdiri dari 20 rombongan dari IPB, dua kru kapal dan dua koki yang dibawa IPB. “Korban meninggal dunia merupakan kedua koki yang dibawa pihak IPB, atas nama Atiah (50) dan Emah (55). Keduanya asal Binuangeun,” tutur Haeroe Amir. Atas insiden ini, pihak kampus pun langsung memberi keterangan resmi. Kepala Biro Hukum, Promosi dan Humas IPB Yatri Indah Kusuma Astuti mengatakan, rombongan mahasiswa dan dosen yang jadi korban kapal karam itu baru melakukan penelitian bertajuk 28th Field Course, Conservation Biology and Global Health di Pulau Tinjil, sejak 30 Juni 2018. “Mereka itu adalah peserta rombongan Field Course Pusat Studi Satwa Primata (PSSP) LPPM IPB. Prosedur keselamatan telah dipenuhi, di antaranya seluruh penumpang menggunakan life vest (pelampung, red). “Kapal perahu yang dikemudikan nakhoda bernama Juber ini mengalami kecelakaan saat akan memasuki kawasan Pantai Muara Binuangeun. Ombak yang cukup besar di kawasan tersebut telah menghantam kapal perahu ini,” demikian keterangan resmi pihak IPB. Sampai akhirnya, air laut masuk ke kamar mesin dan membuat hidrolik kapal rusak dan sulit bergerak. Ini yang membuat kapal terbalik dan semua penumpang serta kru kapal berhamburan ke laut. “Seluruh penumpang berusaha berenang ke tepian. Anggota MUP Binuangeun dibantu masyarakat membantu menarik korban ke tepian dan membawa ke puskesmas terdekat untuk mendapatkan pertolongan medis,” bebernya. Namun, kecelakaan ini membawa duka lantaran dua koki yakni Atiah dan Emah warga Kampung Jati, RT 19/05, Kecamatan Wanasalam, dinyatakan meninggal. Jenazahnya sudah dibawa keluarga korban menuju rumah duka. Rektor IPB Arif Satria menyatakan rasa dukacita yang sedalam-dalamnya atas musibah ini, terutama kepada keluarga kedua korban meninggal. “Malam ini (tadi malam, red) tim PSSP LPPM IPB akan diberangkatkan ke lokasi Muara Binuangeun untuk menyantuni keluarga korban. Doa dan dukungan segenap masyarakat dibutuhkan untuk menjaga kondisi tetap tenang,” tandasnya. (ogi/c/feb/run)