Senin, 22 Desember 2025

Hanya Digaji Rp100 Ribu, Minta IPB Tanggung Jawab

- Sabtu, 21 Juli 2018 | 09:09 WIB

-

METTROPOLITAN - Duka menyelimuti keluarga korban meninggal dunia tenggelamnya Kapal Motor (KM) Oranye. Sosok Atiah (63) dan Emah (55) yang merupakan warga Kampung Jati, RT 19/ 06, Desa Muara, Kecamatan Wanasalam, Kabupaten Lebak, ini dikenal baik dan taat agama. Sudah lima tahun, Atiah dan Emah bekerja menjadi juru masak di KM Oranye. KM Oranye sendiri selalu digunakan di setiap kegiatan Institut Pertanian Bogor (IPB) ketika melaksanakan kegiatan penelitian di wilayah Banten Selatan. Upah yang didapat per satu kegiatan Rp100 ribu per orang, tak lain untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari kedua koki tersebut. Atiah salah satunya. Janda tujuh anak ini sudah ditinggalkan cerai hidup oleh suaminya yang entah ke mana selama sepuluh tahun. Selama itu pula Atiah berusaha menggantungkan nasibnya bersama IPB yang kerap berhadapan dengan badai laut. Lima tahun sudah perjalan Atiah mencari nafkah dengan melawan ombak Laut Banten Selatan, harus terhenti akibat KM Oranye yang ditumpanginya bersama 22 rombongan dari IPB dihantam ombak setinggi lima meter di Perairan Lebak-Pandeglang, tepatnya di Cikiruh Wetan, Kecamatan Cikeusik, Kabupaten Pandeglang. Kapal itu pun terjungkal di pertengahan laut sekitar pukul 13:30 WIB, Kamis (19/7), saat hendak sandar di dermaga. Jasad Atiah dan Emah ditemukan tim SAR Basarnas yang dibantu nelayan sekitar. Sekitar pukul 10:00 WIB kemarin, Atiah dan Emah dikebumikan keluarganya di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Binuangeun, Kecamataan Wanasalam, Kabupaten Lebak. Anak pertama dari Atiah, Aep Samsudin, mengungkapkan bahwa sebelum ibunya pergi untuk selamanya sepekan lalu, ia dan semua keluarga lainnya diminta tidak ke mana-mana agar tetap berada di Kampung Jati sampai Atiah pulang dari kerjaannya. Menurut Aep, ternyata permintaan ibu kesayangan tersebut adalah firasat bahwa ibunya akan pergi untuk selamanya meninggalkan ketujuh anak-anak yang telah dibesarkan puluhan tahun. "Saya kan tinggalnya di Sukabumi, tiba-tiba saya ingin banget pulang ke kampung halaman. Padahal pada hari Raya Idul Fitri saya, istri dan anak saya pulang ke sini (Kampung Jati, red) dan Alhamdulillah saya ketemu ibu dan keluarga lainnya. Pas ibu saya mau pergi bersama rombongan IPB, beliau bilang ‘jangan ke mana-mana semuanya ya, tunggu ibu pulang dari kerjaan’. Hanya kata ini yang terakhir yang diucapkan dari mulut beliau," kata Aep. Pada sore itu, pihaknya mendapat informasi dari warga bahwa ada kapal yang mengangkut penumpang dihantam ombak besar hingga penumpangnya tenggelam. Setelah dicari tahu, ternyata kapal tenggelam merupakan KM Oranye yang ditumpangi ibu kesayangnya bersama rombongan mahasiswa IPB berikut dosennya. Pada saat itu pula, pihaknya tidak bisa menahan kesedihan dan mencemaskan kondisi ibu yang telah membesarkannya. "Keluarga yang lain sudah panik, saya dan keluarga lainnya berusaha datang ke lokasi untuk mencari tahu kondisi ibu saya. Sampai di lokasi, tim SAR Basarnas Provinisi Banten sedang mengevakuasi para korban. Tapi hingga beberapa jam ibu saya belum ditemukan, hingga akhirnya tim SAR menemukan ibu saya sudah dalam kondisi tidak sadarkan diri dan membawanya ke bantaran laut," ujarnya. Tak butuh waktu lama, lanjut Aep, Atiah sempat dibawa ke Puskesmas Binuangeun guna mendapat pananganan medis. Ternyata Atiah sudah meninggal dunia. "Sebelum dibawa ke puskesmas, ibu saya sudah meninggal dunia. Tapi dalam hal ini, kami akan meminta pertanggungjawaban dari pihak IPB soal ibu kami selama bekerja," tandasnya. Senada dikatakan keluarga Emah yang enggan disebutkan namanya. Pihak keluarga akan meminta tanggung jawab atas peristiwa ini kepada pihak IPB. Pasalnya, hanya ibunya dan Atiah yang menjadi korban hingga meninggal dunia. "Nenek saya harus meregang nyawa di laut. Kami sangat sedih atas kepergian nenek kami," tandasnya. (tn/els/run)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X