Senin, 22 Desember 2025

Ada Perjanjian Skema Cicilan

- Selasa, 24 Juli 2018 | 10:19 WIB

-
METROPOLITAN – Pimpinan SMK Kesehatan Telekomedika membuat pernyataan resmi soal adanya dugaan siswi di sekolah yang berada Jalan Mantarena, Kecamatan Bogor Tengah tersebut, tidak naik kelas gara-gara menunggak SPP, yang sempat ramai dan diberitakan Harian Metropolitan, kemarin (23/7), dengan judul “Nunggak Spp, Siswi Bogor Tidak Naik Kelas. Wakil Kepala Sekolah (Wakasek) SMK Kesehatan Telekomedika, Dedi Eko mengatakan, pihak sekolah membantah tudingan yang dialamatkan orang tua siswa kepada sekolahnya. Sebab pihak sekolah sudah memberikan berbagai keringanan seperti program bantuan, visitasi, perjanjian skema cicilan hingga kesempatan remidial. Bahkan, ia mengklaim sejak awal masuk siswi tersebut tercatat untuk mendapat bantuan. “Siswi itu dinyatakan tidak naik karena berbagai pertimbangan menyeluruh kok. Diantaranya soal absensi yang melebihi ambang batas. Termasuk UKK, padahal ada keringanan untuk ujian, yang penting orang tua nya datang dulu untuk menjelaskan soal biaya yang belum terselesaikan. Tidak ada istilah kami larang-larang siswa tidak boleh ujian,” katanya kepada Metropolitan, kemarin. Dia menambahkan, siswa yang mempunyai masalah finansial di sekolah tidak hanya FF. Malah ada beberapa siswa yang sudah lulus, masih menyisakan tunggakan yang belum dibayarkan. “Artinya kami toleransi sekali dengan siswa yang masuk kategori tidak mampu. Makanya kami kaget ada kabar seperti itu,” ucapnya. Usaha sekolah dalam meyakinkan FF melanjutkan tahapan studi, ucap Eko, bahkan sudah dirasa lebih dari cukup. Selama bersekolah, wali kelasnya sudah lima kali melakukan home visit ke rumah siswa tersebut. Dalam kesempatan itu, wali kelas menyampaikan berbagai hal, diantaranya soal akademis dan toleransi pembayaran tunggakan biaya. “Sekolah swasta kan harus ada peran serta dari orang tua siswa. Tapi kami juga punya kebijakan untuk mereka yang kurang mampu, ada bantuan, bahkan sudah terhitung sering home visit untuk menceritakan anak dan sekolah,” paparnya. Pihak sekolah pun berharap ada itikad baik dari orang tua siswi yang bersangkutan, untuk duduk bersama dan membicarakan kelangsungan FF agar tetap bersekolah. “Ini kan sudah menyangkut nama baik sekolah, duduk bersama lah. Ada permohonan maaf, klarifikasi ke pihak sekolah, karena alasan yang dikemukakan memang tidak mendasar,” ujarnya. Sebelumnya diberitakan, perlakukan tak adil diduga dialami siswi Bogor. FF, pelajar SMK Kesehatan di Bogor Tengah yang harus menelan pil pahit akibat tunggakan SPP yang tak sanggup dibayar. Sampai-sampai ia tidak naik kelas. (ryn)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X