METROPOLITAN - Aroma persaingan pemilihan presiden (pilpres) 2019 kian terasa. Setelah Presiden Joko Widodo dan pesaingnya membangun koalisi ‘Rendang’ di Istana Bogor, giliran Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang resmi membangun koalisi dengan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto. Dengan setelan batik biru lengan panjang dan celana panjang hitam, SBY memadukan penampilannya dengan sepatu dari label busana asal Prancis, Louis Vuitton, seharga Rp13,6 juta.
Selain soal pemilu 2019, ada yang menarik dari pertemuan Presiden Indonesia ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Senin (30/7/2018).
SBY tampil dengan gaya formal memakai sepatu Saint Germain Loafer dari Louis Vuitton.
Sepatu ini memiliki ragam fitur menarik, seperti konstruksi sacchetto, hand-painted, leather outsole dan buckle LV terbaru.
Jika dilihat dari situsnya, untuk sepasang sepatu itu dibanderol 950 USD atau Rp13,6 juta.
Sebelumnya, AHY yang juga anak SBY pernah ramai dibicarakan warganet saat mengenakan ikat pinggang dengan merek serupa, Louis Vuitton.
Sementara itu, terkait koalisi yang dibangun, SBY tak cuma sepakat mengikat kontrak politik dengan Prabowo, tetapi juga menjajaki hubungan dengan PKS. Selama hampir dua jam, SBY berharap pertemuan dengan PKS membuka lembaran baru.
"Semoga pertemuan malam hari ini membuka lembaran baru untuk kita lanjutkan dalam pertemuan-pertemuan berikutnya lagi dengan niat dan tujuan yang baik," ujar SBY dalam jumpa pers di Hotel Gran Melia, Jakarta Selatan, Senin (30/7/2018).
Sebelumnya, PD dan PKS pernah menjalin koalisi. Koalisi itu terjadi selama sepuluh tahun selama SBY menjabat presiden dua periode (2004-2014).
SBY juga meluruskan persepsi masyarakat mengenai ideologi PKS. SBY menjelaskan, PKS adalah partai berbasis Islam yang demokratis.
"Banyak yang salah persepsi tentang PKS. PKS ini partai Islam tapi amanah menghormati demokrasi kompatibel dengan sistem yang berlaku di negeri tercinta ini. Dan oleh karena itulah kami dulu bersama-sama. Kami juga tidak menginginkan adanya tindakan-tindakan yang radikal dari siapa pun, dari kelompok mana pun," ujar SBY.
Dalam kesempatan ini, SBY menyinggung soal cawapres bagi Prabowo Subianto. SBY berharap Prabowo bijak dalam memilih cawapres.
"Saya yakin Pak Prabowo dengan kearifan dengan wisdom-wisdom, dengan pertimbangan yang bijaksana, akan memilih yang paling tepat mendampingi. Karena menurut kita bukan hanya harus menang dalam pilpres, tapi kalau terpilih amanah dia mampu memimpin dan Indonesia menjadi lebih baik lima tahun mendatang," terangnya.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Demokrat Hinca Panjaitan mengungkapkan, pertemuan SBY dengan PKS tak akan berhenti di pertemuan bilateral saja. "Saya kira setelah ada pertemuan bilateral antarpartai akan ada pertemuan yang lebih besar bisa empat partai dalam waktu yang relatif singkat ke depan untuk duduk bersama-sama," ujarnya.