Senin, 22 Desember 2025

Tradisi Ngecrek Sehari Capai 130 Juta

- Rabu, 8 Agustus 2018 | 10:46 WIB

METROPOLITAN - “Om, sumbangannya om...,” cetus pemuda bertopi sambil memegang kotak bertuliskan ‘Penggalangan Dana untuk HUT 73’. Setiap Agustus, pemandangan itu hampir terlihat di setiap ruas jalan. Termasuk di Jalan Raya Babakanmadang, Kabupaten Bogor. Sejumlah pemuda sudah berjajar di tengah jalan sembari mengarahkan kotaknya ke setiap pengendara yang melintas. Aktivitas itu pun sudah jadi tradisi tahunan tiap kali menyambut Hari Kemerdekaan, 17 Agustus nanti.

Terik matahari tidak menyurutkan langkah mereka melakukan tradisi ‘ngecrek’. Meski harus berpanas-panasan, mereka terlihat semangat meminta sumbangan dari tiap pengendara yang melintas. Apalagi jika ada pengendara yang memasukkan uang ke kotak, mereka tak segan membungkukkan badan. “Makasih, A,” sahutnya sembari melempar senyum ke arah pengendara yang terhalang kaca mobil.

Di kotak itu ada beragam duit pecahan, dari Rp1.000 sampai Rp20 ribu. Kadang bila berbaik hati, ada saja pengendara yang memberi pecahan Rp50 ribu. “Ya macam-macam. Kalau kami sih terima saja, yang penting ikhlas,” kata Yanto, lelaki yang ikut menjalankan tradisi ‘ngecrek’ di jalan.

Tak jauh dari ruas jalan yang mengarah ke Babakanmadang, terlihat pula warga yang didominasi bapak-bapak melakukan hal serupa. Tepatnya di Kampung Lebaknangka, RT 05/02, Desa Kadumangu, Kecamatan Babakanmadang.

Empat pria dewasa berjaga silih berganti di tengah jalan raya. Sambil memegang kardus cokelat bertuliskan 'Sumbangan HUT RI', mereka ikut ke tengah jalan membuat barisan. Sebuah tangki besi berdiameter 585 milimeter serta dua buah kursi plastik sengaja dibuat berderet sebagai tanda adanya aktivitas ‘ngecrek’ untuk dana Hari Kemerdekaan.

Untuk menghidupkan rasa nasionalisme, bendera merah putih pun turut ditancapkan di tempat mereka ‘ngecrek’. “Itu nunjukin kalau kita cinta Tanah Air,” cetus Yanto yang terlihat duduk santai di pinggiran jalan sambil memerhatikan rekannya ‘ngecrek’.

Yanto merupakan salah seorang koordinator ‘ngecrek’ yang tinggal di Kampung Lebaknangka. Ia sengaja ke jalan untuk menyemangati rekannya yang menggalang dana. Sesekali ia juga menggantikan posisi mereka.

Aktivitas semacam itu dilakukan rutin dua minggu sebelum Hari Kemerdekaan tiba. “Biasanya kita mulai dari pagi sampai sore. Ya minimal dapat Rp300 ribu,” aku Yanto.

Menurut Yanto yang tiap tahun melakukan hal serupa, rata-rata tiap harinya ada tiga kardus yang sengaja disiapkan untuk ‘ngecrek’. Ini tersebar di sepanjang jalan yang menjadi target. “Satu kotak itu minimal Rp100 ribu. Kalau tiga kotak, tinggal dikali saja. Itu rata-rata. Alhamdulillah kami bisa rutin membuat acara di kampung tiap 17-an,” ujarnya.

Tak cuma di Babakanmadang tradisi ‘ngecrek’ ini berlangsung. Rata-rata tiap RT/RW punya agenda untuk turun ke jalan demi menambah uang perayaan HUT RI. Di Citeureup misalnya. Sejak pekan lalu, Jalan Pahlawan yang menghubungkan Citeureup-Sentul juga ditemui hal serupa.

Maklum, untuk setiap kegiatan sedikitnya membutuhkan biaya minimal Rp7 juta. “Makanya selain dari iuran warga dan proposal, kami juga turun ke jalan. Ini kan juga bentuk perjuangan kita untuk membangkitkan nasionalisme warga di kampung,” ucapnya.

Biasanya uang yang sudah terkumpul dari hasil ‘ngecrek’ di jalan akan disatukan dengan iuran warga dan sumber pendapatan lainnya. “Hampir di semua RT/RW juga ngelakuin begini. Karena kan anggaran karang taruna juga terbatas,” timpalnya.

Bila diasumsikan, tiap wilayah Kabupaten Bogor dengan total 435 desa/ kelurahan melakukan hal serupa, dengan rata-rata duit yang didapat minimal sebesar Rp300 ribu per hari, maka bisa dihitung duit hasil ‘minta-minta’ warga yang didapat bisa mencapai Rp130 juta. Bila dikalikan dengan lama waktu ‘ngecrek’ yang rata-rata dua minggu, maka uang yang didapat pun bisa jauh lebih besar, mencapai Rp1,8 miliar. (lihat grafis)

Jumlah ini belum ditambah dengan anggaran dari sponsor dan iuran warga. Tradisi ‘ngecrek’ jelang perayaan HUT RI ini pun menuai berbagai komentar. Termasuk dari Kepala Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kabupaten Bogor Wawan Darmawan.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X