METROPOLITAN - Peraih emas pertama Asian Games 2018 Indonesia, Defia Rosmaniar, kembali ke kampusnya, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Kesatuan Kota Bogor, kemarin. Kedatangan Defia dan dua atlet taekwondo Bogor lainnya disambut penuh sukacita. Defia pun dapat tambahan hadiah berupa beasiswa melanjutkan pendidikan ke Strata Satu (S1). Defia tercatat sebagai mahasiswa D3 Manajemen Pemasaran yang sudah menyelesaikan studi dan akan diwisuda November mendatang. Ketua STIE Kesatuan Kota Bogor Iriyadi mengatakan, sebuah kebanggaan anak didiknya berhasil membawa harum nama Kota Bogor dan menampilkan prestasi yang gemilang di Asian Games. "Tentunya keberhasilan Defia menjadi penyemangat bagi kampus STIE Kesatuan dan memotivasi mahasiswa lainnya untuk melakukan hal serupa," kata Iriyadi. Sebagai bentuk apresiasi atas prestasi yang telah diukir Defia, pihak kampus memberikan beasiswa melanjutkan pendidikan ke S1. "Hanya ini apresiasi yang bisa kami berikan dari pihak yayasan untuk Defia," kata Iriyadi. Iriyadi mengaku bangga atas torehan prestasi dari mahasiswinya tersebut. Menurutnya, Defia saat ini bukan saja aset kampus ataupun Pemerintah Daerah Kota Bogor, tetapi saat ini Defia sudah menjadi aset nasional. "Dia (Defia, red) sekarang sudah menjadi aset nasional. Kami merasa bangga atas prestasinya," ucapnya. Defia mengaku sangat bersyukur dengan semua penyambutan dan apresiasi yang diterimanya. Sejumlah hadiah telah diterimanya, termasuk bonus dari presiden, uang saku, serta apartemen dari Pemkot Bogor. "Bonus sudah diberikan presiden sebelum penutupan. Alhamdulillah begitu banyak yang peduli dan perhatian, ini jadi penyemangat," kata dara 23 tahun ini. Dalam kesempatan tersebut, Defia juga menceritakan pengalamannya mendapatkan medali emas dan memilih karier menjadi atlet. Defia bergabung dengan Taekwondo Kota Bogor sejak 2010. Mengenal olahraga beladiri tersebut dari kakak sepupu sejak SMP, sekadar untuk mengisi waktu kosong. "Awalnya saya ikut kakak sepupu. Sempat dilarang ibu karena saya anak perempuan, katanya kurang baik. Tapi saya tetap lanjut dan merasa passion saya di sini," ungkapnya. Walau ibunya menentang pilihannya, tetapi almarhum ayahnya mendukung keinginan Defia menjadi atlet taekwondo. Defia masuk Pelatnas sejak 2012, sampai kini masih dalam masa pemusatan latihan untuk menghadapi Porda Jawa Barat. Selain Asian Games, sejumlah medali juga diraihnya dalam beberapa kejuaraan, seperti meraih perunggu di Myanmar, juara dua di Filipina dan meraih medali emas di kejuaraan Pulau Jeju Korea Selatan pada Juli lalu. Defia mengaku tertantang untuk meraih medali pertama di Asian Games. Rasa ingin tahu motivasi untuk memberi yang terbaik di Asian Games. "Rasa ingin tahu, kalau dapat medali emas itu apa rasanya. Makanya termotivasi, apalagi dapat banyak dukungan dari teman dan lingkungan sekitar," ujarnya. Defia juga menceritakan pengalaman membagi waktu untuk kuliah dan latihan. Selama mengikuti Pelatnas, dirinya belajar melalui internet dan selalu berkomunikasi dengan dosen pembimbing. "Kalau ada UTS, biasanya diberi izin pulang dan ikut ujian," bebernya. Rencananya, Defia akan melanjutkan pendidikan ke jenjang S1 dan menerima tawaran menjadi PNS dari Pemkot Bogor. "Kalau bonus rencananya mau digunakan untuk berangkatkan haji mama, sisanya disimpan untuk investasi masa depan," ucap Defia. Kadispora Kota Bogor Eko Prabowo menuturkan, Defia Rosmaniar telah membawa kebanggaan bagi warga Kota Bogor dan menjadi inspirasi untuk terus memberikan prestasi. (tem/pj/els/run)