METROPOLITAN - Maraknya kasus tawuran di Kabupaten Bogor jadi perhatian serius Polres Bogor. Terlebih dengan adanya korban jiwa yang berjatuhan, seperti yang Kamis (13/9) malam terjadi di Cileungsikidul, Kabupaten Bogor. Kapolres Bogor AKBP Andy Moch Dicky menyatakan akan mengusulkan untuk adanya penindakan serius terhadap kasus tawuran. Termasuk mendesak Dinas Pendidikan (Disdik) untuk mencabut izin operasional sekolah yang kerap jadi biang tawuran. “Kita rekomendasi kepada Disdik kalau pengawasan kurang. Daripada nanti ada korban jiwa terus-tesiswa sering tawuran berarti rusan, lebih baik kita rekomendasikan evaluasi, cabut saja izinnya,” ujar Dicky. Langkah itu diambil kepolisian sebagai upaya penanganan bersama. Sebab dari beberapa tawuran yang terjadi, penyebabnya adalah masalah-masalah sepele dan murid-murid sekolah yang terlibat tawuran cenderung sama. “Saya minta dalam waktu dekat Disdik dan kita duduk bersama memanggil para guru sekolah kalau anak ini sekolah bawa sajam ini niatnya sudah tidak sekolah lagi jadi tentu perlu penanganan bersama,” tegas Dicky. Kemudian untuk mengantisipasi tawuran, Dicky juga meminta orang tua dan masyarakat ikut berperan secara bersama-sama. Masyarakat sangat penting dalam mengantisipasi tawuran. Jika ditemukan pelajar nongkrong di luar jam sekolah dan dicurigai bawa sajam diminta langsung laporkan kepada aparat keamanan. Kepada para pelajar, Dicky menegaskan aparat keamanan tidak akan segan-segan untuk menindak mereka yang kedapatan membawa senjata taja tanpa memandang usia akan diproses secara hukum. ”Kami dari polres tidak segan-segan bagi siapa yang tertangkap bawa sajam jangan minta ampun jangan minta tolong minta kebijaksanaan. Siapa pun berapa pun umurnya akan diproses,” tegasnya. Adapun terkait kronologi tawuran yang menewaskan pelajar SMK berinisial SV (16), Dicky menjelaskan bahwa bentrokan terjadi antara SMK Pijar Alam Gunungputri dan SMK Bina Pendidikan Cileungsi. “Awalnya informasi dari masyarakat kecelakaan tapi setelah diteliti ternyata kasus penyerangan, kemudian Reskrim Polres dan Polsek melakukan pengejaran dan mendapatkan pelaku penyerangan, yang merupakan oknum pelajar dari SMK Bina Pendidikan Cileungsi,’’ kata dicky saat rilis di Mako Polres Bogor. Dari hasil pengejaran, polisi berhasil menangkap 18 pelajar. Di antaranya enam orang sebagai eksekutor dua orang pembawa sajam, satu provokator, ada juga yang turut membantu. “Para pelajar tersebut sudah diamankan semua. Karena anak anak ini masih di bawah umur, berlaku sistem peradilan anak. Jadi penanganannya agak berbeda dengan orang dewasa,” tuturnya. (mul/c/feb/run)