METROPOLITAN - Pengintegrasian berbagai jenis sarana transportasi di Jawa Barat (Jabar) jadi isu yang mencuat dalam peringatan Hari Perhubungan Nasional Tingkat Provinsi Jabar di Gedung Sate. Integrasi yang akan dibangun contohnya antara Bandara Kertajati dengan jalur kereta api serta tol yang akan dibangun dan direaktivasi di Jabar. Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Jabar Dedi Taufik mengatakan, sesuai tema rukun membangun bangsa, guyub rukun untuk mewujudkan konektivitas transportasi yang berkeselamatan, maka pemerinHari Perhubungan ini, guyub tah dan semua pihak harus mewujudkan sistem transportasi yang terintegrasi. ”Ada rencana reaktivasi jalur kereta api. Kemudian juga Bandara Kertajati sudah selesai, berarti harus ada konektivitasnya yang baik. Itu nanti akan ada kereta api yang akan menuju bandara,” kata Dedi usai kegiatan tersebut. Jalur kereta api Rancaekek-Tanjungsari yang akan direaktivasi, jelasnya, akan diperpanjang sehingga terhubung dengan Kadipaten dan disambungkan dengan Kertajati. Ada kemungkinan juga dikoneksikan dengan jalur kereta api double track Pantura. ”Nanti akan dibangun kereta semicepat, dibangun dari Arjawinangun masuk Kertajati. Itu yang konektivitas dalam mentriger Bandara Kertajati yang menjadi kebanggaan kita semua. Dan semua jalur kereta yang ada di Jabar akan terintegrasi menuju Bandara Kertajati,” ujarnya. Bandara ini pun akan terhubung dengan Tol Cipali dan Cisumdawu yang tengah dalam pengerjaan, selain terhubung dengan jalan provinsi dan jalur nontol. Konektivitas dengan pelabuhan juga sama. Pelabuhan Patimban yang sedang berjalan pembangunannya pun diperkirakan dapat dioperasikan pada tahun depan. Konektivitas pun sama dibangun antarpelabuhan, contohnya antara pelabuhan di Pelabuhan Ratu dengan Pelabuhan Bojongsalawe di Pangandaran. ”Ini juga harus connect bahwa di sana kita ada Bandara Nusawiru, kemudian juga ada rencana reaktivasi jalur kereta api dari Banjar ke Pangandaran dan Cijulang. Itu bisa di-connect-kan dengan Bojongsalawe yang berdekatan dengan jalur kereta api jalur Selatan,” ucapnya. Di bidang keselamatan, imbuhnya, dalam waktu dekat diusulkan sejumlah program dalam APBD Perubahan 2018. Program yang akan dikerjakan adalah pemasangan alat keselamatan di kawasan rawan kecelakaan. ”Yang jelas di Cikidang akan kita pasang karena kemarin sudah dievaluasi secara keseluruhan dari Kemenhub. Mudah-mudahan juga Kemenhub akan melakukan langkah-langkah di sana. Jadi mana yang kita tidak dipasang, di sana nanti oleh Kemenhub akan dipasang,” katanya. Sementara itu, Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengatakan akan terus ngebut merealisasikan rencana-rencana pembangunan di bidang transportasi, khususnya transportasi berbasis kereta. ”Kereta itu untuk kota metropolitan di Bandung Raya maupun di Bodebek, kemudian ada hibah dari pusat ada 50 bis yang nanti kita akan sebar ke daerah-daerah yang padat dengan pergerakan transportasi,” tuturnya. Kunci kemajuan daerah, tambahnya, adalah kelancaran perhubungan. Sebab, inflasi tergantung dari perhubungan dan urat nadi ekonomi tergantung dari perhubungan. ”Kita masih kurang jalan tol, idealnya tiga kali lipat. Kereta api idealnya lima kali lipat. Kalau itu dilaksanakan, baru terjadi ideal koneksi di Jabar,” tandasnya. (tib/mam/run)