METROPOLITAN - Aktivis Ratna Sarumpaet mulai ditinggalkan akibat ulahnya sendiri. Tokoh-tokoh nasional yang mulanya membela Ratna serta menuntut pemerintah mengungkap kasus penganiayaan yang dialami nenek 70 tahun itu, kini malah berbalik mengecamnya. Ini setelah Ratna Sarumpaet mengakui dirinya telah berbohong menyatakan telah dikeroyok tiga orang tak dikenal di sekitar Bandara Husein Sastranegara, Bandung, pada 21 September lalu. Lewat jumpa pers yang digelar di kediamannya di Jalan Kampung Melayu Kecil V, Bukit Duri, Jakarta Selatan, Rabu (3/10) sore, Ratna Sarumpaet mengatakan bahwa pada tanggal tersebut dia melakukan perawatan muka di Rumah Sakit Khusus Bedah Estetika, Menteng, Jakarta. Dia cerita, usai melakukan perawatan, justru terlihat wajahnya lebam-lebam. Dia sempat protes pada dokter di RSK Bedah Estetika itu, tetapi dijawab hal tersebut biasa. Nah, bingung jika ditanya anak soal mengapa wajahnya lebam-lebam, Ratna menyiapkan jawaban bahwa dia usai dikeroyok. “Jadi sebenarnya ini (alasan dikeroyok, red) untuk sebatas keluarga saja,” ujarnya dengan suara parau, menangis. Setelah wajahnya mulai membaik, sepekan setelah perawatan di RSK Estetika itu, Ratna mengaku tetap dengan alasan tersebut. Dia sadar yang dilakukan ini adalah kebodohan. Sebelumnya, kepolisian memastikan tidak ada peristiwa pemukulan yang dialami aktivis Ratna Sarumpaet. Fakta sebenarnya, lebam yang ada di wajah Ratna diduga karena bedah plastik. Hal itu terungkap setelah Polda Jabar melakukan penyelidikan, kemarin. Dari hasil penelusuran Polda Jabar, tidak ada konferensi negara asing di wilayah hukum mereka pada 21 September 2018. Hasil koordinasi dengan Otoritas Bandara Husein Sastranegara Bandung hingga ke tukang parkir, semuanya mengaku tidak ada peristiwa pengeroyokan. Data manifes kedatangan maupun keberangkatan atas nama Ratna Sarumpaet pun tidak ada pada 21 September 2018. Polisi menemukan rekaman transaksi atas nama Ibrahim Fahmi Al Hadi yang notabene anak Ratna. Dia mengirim sejumlah uang kepada ibunya. Lalu melalui rekeningnya, Ratna mengirimkan kembali uang ke Rumah Sakit Khusus Bedah Bina Estetika. Dengan rincian Rp25 juta pada 20 September 2018, Rp25 juta pada 21 September 2018 dan Rp40 juta pada 24 September 2018. Dari hasil pengecekan, bagian operasional RS Bina Estetika, Farhan dan Managet Medis RS Bina Estetika, Inggrid membenarkan bahwa Ratna dirawat pada 21-24 September 2018. Ibunda Atiqah Hasiholan itu dirawat untuk operasi plastik. Dia masuk dirawat pada 21 September pukul 17:00 WIB dan keluar pada 24 September 2018 pukul 21:28 WIB menggunakan taksi. Akibat perbuatannya itu, Ratna pun harus menanggung perbuatannya. Koordinator Juru Bicara Prabowo-Sandiaga, Dahnil Anzar Simanjuntak, mengatakan bahwa Ratna Sarumpaet dipecat dari anggota Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. ”BPN sudah memberhentikan beliau (Ratna Sarumpaet, red),” ujar Dahnil. Ia mengatakan, pemecatan itu atas perintah calon presiden Prabowo Subianto. ”Langsung diperintahkan diberhentikan oleh Pak Prabowo,” ujar ketua umum Pemuda Muhammadiyah ini. Setelah membuka kebohongannya, Ratna dibanjiri kecaman dari rekan-rekan seperjuangannya di Timses Prabowo-Sandi. Bahkan, Sandi berencana mempolisikan Ratna. ”Saya pernah memberikan pernyataan statement bahwa anggota badan kita yang melakukan hoaks, kita akan laporkan ke polisi itu pasti akan kita tindak lanjuti,” ujar Sandiaga. Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto juga angkat bicara soal kasus Ratna Sarumpaet. Menurutnya, dalam kasus ini Ratna Sarumpaet tak bisa dijerat pelanggaran Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) karena bukan Ratna yang menyebarluaskan hoaks itu ke media sosial. Tetapi, lanjut Setyo, Ratna bisa dijerat pelanggaran KUHP. ”Kalau Bu Ratna kan tidak menggunakan UU ITE, tapi bisa dijerat dengan KUHP. Kalau hoaks itu ITE. Dia kan (menyebarkan kebohongan, red) nggak menggunakan ITE,” ujar Setyo. ”Kan dia menyampaikan ke Pak Prabowo, kemudian Rachel Maryam juga itu menggunakan Twitter, Fadli Zon, Dahnil Anzar Simanjuntak. Ini kan udah di-capture semua,” sambung Setyo. Terkait perkara hoaksnya, Setyo menjelaskan bahwa posisi Ratna sebagai saksi saat ini. Polisi pun akan memanggil Ratna untuk meminta keterangannya. (jp/feb/run)