Senin, 22 Desember 2025

Terjadi dalam Hitungan Detik

- Rabu, 24 Oktober 2018 | 10:03 WIB

METROPOLITAN - Desa Jono Oge berada di jalur alterna­tif Palu-Poso. Desa pertanian yang pada sensus 2011 berpenduduk 2.605 jiwa. Ja­lur dari Utara menuju Selatan membelah desa itu. Ratusan rumah penduduknya berada pada kiri-kanan jalan. Jono Oge, satu dari tiga lokasi bencana yang paling dibicarakan publik Indonesia selama tiga pekan terakhir. Lokasi lain adalah Petobo dan Balaroa. Nama Jono Oge begitu populer. Sama populernya dengan bencana gempa 7,4 SR dan tsu­nami yang menghantam Palu dan Sigi 28 September petang itu. Saya pun datang ke sana Jumat pekan lalu. Datang ke Jono Oge. Masuk dari arah Utara. Tidak bisa tembus ke Selatan. Jalan putus total. Anjlok sedalam kira-kira empat meter. Siapa pun tidak bisa lewat. Ke­cuali melihat dari ujung jalan yang terputus dan anjlok itu. Jalan yang anjlok dan terputus itu bukan sepuluh meter. Bukan seratus meter. Kurang-lebih satu kilometer. Lalu di atas jalur jalan yang menghubungkan Kota Palu-Kabupaten Posos itu tampak hamparan kebun jagung yang hijau. Ada pula beberapa pohon kelapa di sebelah kanan jalur itu berdiri tegak, daunnya hijau lengkap dengan buahnya. Seperti pohon kelapa pada umumnya. Saya lalu mencari jalan ke Se­latan untuk melihat apa gerang­an yang sudah terjadi di sana. Informasi apa yang bisa diperoleh untuk menambah referensi pe­rihal bencana besar di Jono Oge itu. Maka harus melalui jalan-jalan kecil, memutar ke Timur, menempuh belasan kilometer untuk sampai ke ujung jalan yang terputus dan anjlok di Selatan. Cerita beberapa warga di Se­latan ternyata jauh lebih tragis. Lebih menakutkan. Lebih men­gherankan, dibanding cerita di Utara. Bagaimana malapetaka itu datang. Bagaimana Jono Oge luluh lantak diterjang gelombang lumpur yang dahsyat. Bagai­mana sebagian desa mereka hilang hanya dalam sekejap. Bagaimana kebun jagung bisa ada di desa itu. Malapetaka itu datang ketika matahari tenggelam di ufuk Barat, dan waktu magrib segera tiba. Didahului gempa 7,4 SR yang mengakibatkan jalan-jalan terbelah, banyak bangunan ro­boh dan hancur. Dalam hitung­an detik datang lumpur dari dalam tanah. Mengaduk-aduk . Menimbulkan gelombang dan menghantam, menggulung, menghempas rumah-rumah dan benda-benda lain di atas permukaan tanah. Pada asaat yang sama, permu­kaan tanah bergerak dengan cepatnya dari arah Timur ke Barat. Dari dataran yang lebih tinggi ke dataran rendah. Entah sampai ke lapisan berapa meter. Membawa rumah-rumah pen­duduk, pohon-pohon, bahkan kebun-kebun. Lumpur tidak hanya beregerak secara men­datar, tetapi juga menengge­lamkan permukaan tanah sam­pai ke kedalaman lebih dari tiga meter. Karena itu banyak rumah beserta penghuninya terkubur. Jika Anda melihat di media sosial video ada rumah besar yang hanyut, itu adalah rumah Haji Soleh di Desa Jono Oge yang dibawa lumpur. Rumah pengu­saha sarang walet itu berpindah kira-kira 100 meter dari tempat­nya semula. Juga beberapa po­hon kelapa, pohon pisang, entah dari mana datangnya, saat ini berdiri di Jono Oge. Jalan raya beraspal dan rumah-rumah penduduk di kiri dan kanannya, saat ini menjadi hamparan kebun jagung yang luas. Hijau. Seperti saja kebun itu benar-benar ada di situ sejak jagung ditanam. Warga di situ mengatakan, kebun jagung itu, sebelum Jumat pe­tang, sebelum bencana datang, berada di Desa Pombawe. Ada pula yang bilang kebun itu berada di Desa Loru. Jarak antara posisi kebun jagung di Jono Oge saat ini dengan Pom­bawe atau Loru lebih dari satu kilometer di arah Timur. Artinya, kebun jagung itu ber­pindah tempat sejauh lebih dari satu kilometer. Lalu, rumah-rumah penduduk Jono Oge yang sebelumnya ber­jajar di kiri-kanan jalan itu, se­bagiannya berpindah ke jarak yang sangat jauh. Sampai ke Desa Sidera. Bahkan sampai ke Dolo. Jono Oge berada di Ke­camatan Sigi Biromaru, sedang­kan Dolo adalah Kecamatan Dolo. Beberapa warga di sana mengatakan bahwa sebagian rumah penduduk Jono Oge itu berpindah tempat sejauh lebih dari tiga kilometer. Itu terjadi dalam hitungan detik.*

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X