Senin, 22 Desember 2025

Penculik Anak Bikin Emak-emak Resah

- Jumat, 26 Oktober 2018 | 09:54 WIB

METROPOLITAN - Sore itu, hati dan pikiran Noviani tak tenang setelah membaca pesan berantai WhatsApp (WA) yang menghampiri ponselnya. Ibu rumah tangga asal Kota Bogor itu khawatir anaknya menjadi korban penculikan seperti pesan yang dibacanya. Ia pun semakin resah setelah tahu pelaku yang disebut-sebut pencu­lik anak ternyata hanya kabar bohong. Sejak seminggu lalu beredarnya foto pelaku penculik anak yang babak belur, sedikit membuat kaum ibu lega. Dalam foto itu tampak pria berkaus biru lebam di bagian wajah. Namun faktanya, ia bukan penculik tapi pencuri hp di Babakanmadang, Kabupa­ten Bogor. Ibu-ibu pun kembali waspada. Apalagi ada juga bro­adcast penculikan siswa SD di Cilodong, Depok. Polisi telah mengecek ke lokasi dan pihak sekolah menyatakan tidak ada siswanya yang diculik. Isu penculikan juga menyebar di Bandung, Banyumas hingga Kudus. Setelah dicek polisi, tidak ter­bukti ada penculikan seperti kabar viral di media sosial. “Saya takut anak saya jadi korban pen­culikan, apalagi dia masih tujuh tahun yang senang main dan belum ngerti apa-apa. Kalau yang dihajar itu bukan penculik, berar­ti kemungkinan penculik masih berkeliaran dong,” ujar Noviani dengan wajah pucat. Selain itu, ada pula kejadian di Cipinangmuara, Jakarta Timur. Beredar video CCTV seorang pria diduga penculik siswi SMP. Namun, polisi menyebut itu bukanlah penculikan melainkan penipuan bermodus pinjam hp. Di Bintaro, seorang perempuan diamankan karena diduga mencoba mencu­lik anak-anak. Polisi lalu melaku­kan assessment dan perempuan itu ternyata mengalami gang­guan jiwa. “Harusnya pesan-pesan ini jangan dikirim-kirim ke WA, bikin orang takut saja. Kita yang tidak apa-apa jadi lebih takut kalau anak kita berangkat keluar rumah. Untuk berangkat sekolah saja, besok mau saya an­tar,” ujarnya. Sementara itu, warga Kabupaten Bogor berharap pelaku penyebar hoaks soal pen­culikan anak di wilayah mereka bisa tertangkap. Sebab, apa yang dilakukannya sudah membuat ibu-ibu resah dan menjadi curi­gaan. Warga Cibinong, Dian (28), mengaku sempat resah dengan informasi penculikan anak yang belakangan ramai tersebar di grup WhatsApp. ”Iya, informasi pen­culikan anak yang kabarnya pelaku selain menculik juga mem­bunuh dan memotong-motong, kemudian mengambil organ tubuhnya untuk dijual,” tuturnya. Saat itu, ibu-ibu di grup Whats­App juga menanyakan kebenaran informasi tersebut. Tak lama ke­mudian, beredar lagi informasi pelaku penculikan anak di Cima­hpar ditangkap dan babak belur dikeroyok warga. ”Namanya ibu-ibu seperti saya yang punya anak kecil pasti panik dan khawatir. Tapi saat itu juga saya langsung cari tahu kebenarannya, tidak menyebarkan informasi begitu saja. Syukur kalau gitu, kalau ter­nyata informasi itu hoaks,” ung­kapnya. Hal senada diungkapkan Nu­ryati (40), warga Kedunghalang, Bogor Utara, Kota Bogor. Pihaknya berharap aparat kepolisian se­gera menindaklanjuti informasi hoaks yang sudah meresahkan warga, khususnya ibu-ibu yang memiliki anak di bawah umur. Terkait maraknya kabar pencu­likan anak, polisi mengimbau warga selalu waspada. Namun, warga juga diminta tidak meny­ebarkan kabar hoaks atau kabar yang belum dapat dipastikan kebenarannya. “Jangan dulu per­caya dengan kabar isu penculikan anak, karena informasi yang ter­jadi di Kabupaten Bogor waktu belum lama ini hanya kabar ho­aks,” kata Kapolres Bogor AKBP AM Dicky kepada Metropolitan. Dicky meminta masyarakat segera melapor jika ada kasus penculikan kepada pihak kepo­lisian terdekat. Bukan menyebar­kan pesan berantai kepada ma­syarakat yang lainnya, yang membuat resah masyarakat. Seperti yang terjadi di Bojong­gede. Pada sebaran itu juga ditu­lis bahwa anak-anak diculik untuk diperjualbelikan organ tubuhnya serta disebutkan bahwa pelaku berhasil ditangkap dan diaman­kan Polsek Bojonggede disertai foto. “Ketika kita cek ternyata tidak ada, bahkan petugas dari Polsek Bojonggede juga mengaku bahwa warga yang banyak menghubungi polsek tersebut rata-rata adalah orang tua yang khawatir gara-gara kabar hoaks ini,” terangnya. Ia juga meminta masyarakat bisa memilih informasi dengan disertai filter. “Kita lihat siapa yang memberikan informasi, apa in­formasinya, dari situ kan bisa kita lihat. Makanya kita menge­depankan media-media mainstream. Kan bisa dicek, ka­lau memang seperti itu pasti ada kan di media mainstream. Kalau nggak ada di media mainstream, inilah yang patut dipertanyakan,” kata Dicky. Hal senada diungkap­kan Kabagpenum Polri Kombes Syahar Diantono. Ia mengatakan, maraknya berita hoaks penculi­kan, masyarakat harus lebih cer­das dan teliti. “Namanya juga berita hoaks, berita tidak benar yang disebarluaskan. Kita masy­arakat jangan cepat percaya, ha­rus mengklarifikasi, harus pandai, harus cerdas dari mana sumber info itu,” paparnya. Karena itu, Kombes Syahar mengajak masyarakat melakukan verifikasi sebelum ikut menyebar­kan kabar seperti itu. Namun, waspada juga perlu. Jika melihat gerak gerik orang mencurigakan, warga diminta melapor ke polisi. “Jangan cepat resah dan bere­aksi berlebihan dan ikut sebar luaskan. Nanti malah kita terlibat berita hoaks itu. Tetapi masyara­kat juga harus tetap waspada di mana pun, dalam keadaan apa pun. Semisal saat membawa anak-anak yang usianya masih di bawah umur. Manakala ada orang tak dikenal dengan gerak gerik men­curigakan, segera laporkan ke kepolisian terdekat,” pintanya. Selain itu, Syahar mengaku pi­hak kepolisian pun akan memburu penyebar informasi hoaks. Hal itu karena dengan kabar yang beredar tersebut cukup meresa­hkan masyarakat, khususnya ibu-ibu yang memiliki anak kecil. “Kita mendapatkan laporan dari polres-polres, banyak sekali la­poran yang masuk,” pungkasnya. (dtk/mam/run)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X