METROPOLITAN - Menjadi cucu pelopor kemerdekaan tidak membuat besar kepala Gustika Jusuf Hatta. Bahkan Gustika mencatatkan banyak prestasi sebagai anak muda. Berdasarkan laman LinkedIn, Gustika telah menyelesaikan kuliahnya di King’s College London jurusan War Studies. Selama kuliah, dia tertarik soal perlindungan warisaan budaya di tengah konflik bersenjata, peran perempuan di aksi militer dan isu-isu strategis di Asia Tenggara serta Asia Pasifik. Sejak 2016, Gustika menjadi anggota Badan Pengawas Youth of Indonesia (YOI). Di Instagram YOI, Gustika pernah bicara soal anak muda Indonesia. “Di era globalisasi seperti sekarang, aku merasa bahwa konsep ’harus pulang’ adalah hal yang kuno. Selama napas dan detak jantung kita untuk Indonesia, kontribusi bisa dilakukan dari mana pun kita berada. Dengan menyalurkan niat, usaha dan kreativitas, kita dapat mengisi di mana pembangunan itu dibutuhkan. Dimulai dari sekarang, dari pemuda,” kata Gustika di akun Instagram YOI. Gustika juga menjadi mentor di Indonesian UN Intern Association. Di akun Instagram indonesianunintern, tertulis bahwa Gustika punya banyak pengalaman terkait PBB. Mulai dari magang hingga mewakili Indonesia sebagai delegasi anak muda untuk CSW, UNESCO, dan UNFCCC. Selain itu, dara kelahiran 19 Januari 1994 ini tentu mendapat banyak pelajaran dari sang kakek. Namun dia memiliki cara sendiri mengenal sosok Bung Hatta. Selama ini kebanyakan kita mengenal sosok Bung Hatta dari buku-buku tentang dirinya. Namun Gustika mengatakan caranya mengenal sosok Bung Hatta berbeda dengan orang di luar keluarganya. “Saya belajar dari dalam ke luar, mereka belajar dari luar ke dalam,” katanya. Menurutnya, hanya karena pernah membaca buku tentang Bung Hatta, belum tentu artinya mereka mengenal esensi dari prinsip-prinsipnya. “When you’re reading a book, you’re uncovering a layer from the outside. (Saat membaca buku, Anda menemukan lapisan dari luar, red). Harus dicerna juga,” paparnya. (tem/mam/run)