Minggu, 21 Desember 2025

Bantuan Molor, Korban Puting Beliung Ngecrek

- Sabtu, 8 Desember 2018 | 08:13 WIB

METROPOLITAN - ”Pak, pinjam golok dan gergaji ada?” teriak Ahmad Hasanudin, salah seorang warga RT 02/01, Kelurahan Cipaku, Kecamatan Bogor Selatan, sambil menengadahkan kepala ke arah tetangganya yang tengah merenovasi atap rumahnya. Pasca-angin puting beliung yang menerjang Kota Bogor pada Kamis (6/12) sore, sejumlah warga sibuk merapikan rumahnya. Sebagian juga ada yang terpaksa turun ke jalan, ngecrek sembari menunggu bantuan datang.

JUMAT pagi, tak jauh dari Stasiun Batutulis, warga di Kelurahan Cipaku sudah sibuk kerja bakti merapikan puing bangunan. Maklum, pasca-diterjang puting beliung, rumah mereka hancur berantakan. Bangunan yang jadi tempat tinggalnya sudah tak berbentuk lagi. Banyak genteng warga yang terbawa angin puting beliung. Tak hanya di Kelurahan Cipaku.

Gundukan puing dari reruntuhan atap rumah dan batang pohon pun masih berserakan di beberapa titik ruas Jalan Lawanggintung-Cipaku-Rancamaya, siang itu. Sejumlah petugas dibantu warga sekitar terlihat sibuk mengangkat batang pohon tumbang yang sempat membuat arus lalu lintas di seputaran Jalan Stasiun Batutulis tersendat. Kemacetan panjang pun tak terelakkan.

Hilir mudik mobil bak terbuka berukuran sedang dengan muatan batang pohon hingga truk yang membawa puing reruntuhan dari rumah warga, seolah menjadi pertanda dahsyatnya amukan angin yang menerpa warga Kota Hujan pada sore itu. Bahkan di sejumlah titik di permukiman warga, arus listrik terpaksa diputus.

Ratapan sedih dari sejumlah keluarga jelas terlihat dari tatapan mata sejumlah warga yang kala itu sedang menjemur kasur dan barang berharga lainnya di bibir perlintasan rel kereta api jurusan Bogor-Sukabumi. ”Ya Allah nasib, nasib. Cobaan apa lagi ini,” teriak Aisyah, ibu paruh baya, sambil menjemur selimut di bibir rel kerta api, tidak jauh dari kediamannya.

Sejumlah warga yang rumahnya rusak akibat angin puting beliung mengeluhkan lambatnya bantuan dari pemerintah. Sementara di tenda posko pengungsian bencana puting beliung di wilayah Kelurahan Cipaku, Bogor Selatan, terlihat sepi dan tidak terlihat adanya warga yang mengungsi. Selain itu, tidak terlihat adanya bantuan makanan, minuman ataupun perlengkapan lainnya di posko tersebut.

”Bencananya dari kemarin sore, sampai pagi ini belum ada bantuan. Makanya anak-anak muda di sini berinisiatif ngecrek untuk galang dana di jalan,” ujar Ketua RT 01/07, Kelurahan Cipaku, M Faid, di lokasi. Ia menambahkan, dana yang terkumpul nanti akan dibelikan makanan, obat-obatan dan barang-barang kebutuhan yang diperlukan warga. ”Kita akan terus lakukan penggalangan dana sampai ada bantuan dari pihak terkait,” ungkapnya.

Warga lainnya di RT 01/07, Elis Sabariah (42), juga mengaku bingung melihat isi rumahnya hancur disapu puting beliung. ”Sudah tidak bisa ditinggali rumah saya, soalnya asbes dan genteng rumah saya hancur semua. Sementara saya tinggal di rumah anak, di daerah Ciapus,” ujar Elis. Hal senada diungkapkan Rita (53), warga Batutulis, Bogor Selatan.

Ia menuturkan, saat ini masyarakat yang kena musibah butuh penanganan cepat dari pemkot, mengingat masih musim hujan. Setelah atap lantai dua rusak diterjang angin puting beliung, keluarga memilih menempati rumah yang di lantai bawah. ”Rumah saya hanya atap saja habis semua. Selama tinggal di sini, ini baru pertama kali dan lihatnya ngeri. Saya pikir kiamat saja,” imbuh wanita berjilbab itu. Ia menceritakan detik-detik peristiwa yang belum pernah dialami seumur hidupnya.

Angin yang berembus kencang menyapu semua yang ada di depan matanya. Sebelum peristiwa itu terjadi sekira pukul 15:00 WIB, ia melihat awan begitu hitam pekat. Usai peristiwa yang singkat tersebut, ia mengucap syukur seluruh keluarganya dalam kondisi selamat. ”Pas angin besar datang, saya lihat itu penjual mi ayam sama gerobaknya jatuh kebawa angin. Material genteng dan seng beterbangan di mana-mana,” pungkasnya.

Meski bantuan pemerintah belum sampai, sejumlah posko dan dapur umum bagi warga ada yang didirikan relawan. Sejumlah masakan pun turut dihidangkan bagi mereka yang tidak bisa memasak lantaran disibukkan segudang pekerjaan rumah yang mesti segera diselesaikan. Tak hanya posko dan dapur umum, sejumlah warga juga ikut membantu dengan cara ngecrek meminta sumbangan kepada para pengguna jalan di sejumlah titik tertentu di sepanjang jalur Lawanggintung-Cipaku-Rancamaya.

Kardus bekas mi instan dan air mineral yang dibalut kertas cokelat bertuliskan ’Bantuan Dana Korban Bencana’ ditadahkan kawula muda kepada siapa saja yang melintas di jalur tersebut. ”Lumayan mas buat bantu-bantu korban bencana,” singkat Asep, pemuda yang ikut ngecrek di jalanan sambil menadahkan kardus.

Warga RT 02/01, Kelurahan Cipaku, Tizar Septian, berharap Pemerintah Kota Bogor sesegera mungkin menurunkan bantuannya guna meringankan beban masyarakat sekitar yang saat ini terbilang cukup memprihatinkan. ”Kasur basah, selimut basah, pakaian juga basah. Belum lagi kami harus renovasi rumah untuk sementara. Saya berharap pemerintah segara bertindak dan mengambil langkah cepat untuk meringankan beban kami di sini,” pintanya.

KECEPATAN ANGIN 50 KM/JAM Stasiun Klimatologi Dramaga Bogor menyebut angin puting beliung yang terjadi Kamis (6/12/2018) masuk kategori ekstrem. Kecepatan angin yang menerjang Bogor disebut mencapai 50 kilometer per jam. ”Jadi puting beliung yang kemarin terjadi di Bogor itu akibat terbentuknya awan kumulonimbus.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X