Senin, 22 Desember 2025

Menunggu Jenazah Korban Tsunami Anyer

- Senin, 24 Desember 2018 | 07:17 WIB

METROPOLITAN - Luka mendalam masih terlihat jelas di raut wajah Kusyadi (43), warga Desa Citeko, Kecamatan Cisarua. Bagaimana tidak, niat kakak tercintanya, Rosi Leonard, mengajak istri dan kedua anaknya berlibur ke Pantai Anyer, Banten, akhir pekan lalu, justru berbuah kabar duka. Sesekali pria berkumis itu nampak murung, lalu melayani obrolan orang-orang di sekitarnya.

Entah firasat atau bukan, sehari sebelum pergi, sang kakak yang merupakan karyawan Rumah Sakit Paru Dr M Goenawan Partowidigdo (RSPG) Cisarua itu memang terlihat aneh.

Kusyadi mengaku pertama mendengar kabar sanak familinya menjadi korban terjangan ombak tsunami Selat Sunda itu pada Minggu (23/12) dini hari. Lelaki sawo matang itu tidak menyangka sang kakak, Rosi, harus meregang nyawa akibat bencana itu. Sedangkan kakak iparnya, Nani, beserta kedua anaknya, Fajar dan Aldi, dikabarkan selamat namun mengalami luka parah.

“Perginya memang dadakan, liburan keluarga. Ada 18 orang lebih yang ikut. Kakak saya dinyatakan meninggal, akan dikuburkan di dekat rumah di sini,” katanya sembari menahan air mata.

Menurutnya, korban tengah diupayakan segera kembali ke Bogor dan mendapat penanganan medis. Dari rombongan, ada beberapa orang yang masih dalam pencarian. Sedangkan empat orang dari keluarga Kusyadi sudah ditemukan. “Dari rombongan ada dua yang meninggal, mungkin dibawa ke PMI atau RSUD Ciawi dulu,” paparnya.

Kusyadi bertemu sang kakak persis sehari sebelum korban berangkat ke Pantai Anyer bersama rombongan. Dia pun sempat ngobrol dan bercanda gurau dengan Rosi, sehingga tidak ada firasat apa pun sebelum kepergian kakaknya itu. Namun, ada sesuatu yang aneh dari perawakan sang kakak yang terlihat lemas. Tidak seperti biasanya.

“Nggak ada firasat apa-apa. Hanya ada sesuatu yang aneh pas dia mau berangkat. Sore itu ketemu saya, saya bilang, ‘kok lemes amat sih, Kak? Nggak biasanya’. Saat itu dia cuma bilang, ‘nggak tahu nih’. Ternyata itu obrolan terakhir saya dengan beliau,” pungkasnya.

Di rumah duka, kerabat dan tetangga korban juga tampak sudah siap menunggu kedatangan jenazah.

Bendera kuning pun tampak sudah dipasang di pinggir Jalan Raya Puncak yang berjarak beberapa ratus meter dari rumah duka.

Keponakan Rosi, Indri Firdiani (23), mengatakan bahwa keluarganya itu sebanyak 24 orang berangkat ke Banten untuk berlibur.

Ia mengaku mendapat kabar bahwa ada empat anggota keluarga yang dikabarkan tewas dan dua orang masih hilang.

"Kabar terakhir empat orang keluarga saya yang meninggal termasuk paman saya (Rosi). Terus dua orang masih hilang, yang lain luka-luka dirawat di puskesmas sana. Ini kita lagi nunggu jenazah ke sini," kata Indri, Minggu (23/12/2018). (ryn/c/feb/run)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X