Senin, 22 Desember 2025

Manusia Setengah Robot dari Tenjo

- Jumat, 25 Januari 2019 | 10:06 WIB

METROPOLITAN - Aan D'Robot, itu­lah julukan yang diberikan warga kepada Aan Rosmanah (40) warga Kampung Cilejet, RT 01/01, Desa Batok, Kecamatan Tenjo. Pria kelahiran 1979 itu mendapat julu­kan tersebut lantaran tangan kanannya menggunakan alat bantu yang terbuat dari limbah plastik.

Bak film-film Robocop, Aan sehari-harinya menggunakan alat bantu untuk menjalankan rutinitasnya. Sepuluh tahun lalu Aan mengalami kecelakaan tidak jauh dari Stasiun Cilejet hingga tangan kanannya terpu­tus. "Saya sempat dirawat selama satu minggu di RS Tangerang. Waktu kecelakaan, umur saya masih muda," ujar Aan saat di­temui di rumahnya. Aan mengaku sejak tangannya putus terus meminta bantuan kepada teman-temannya untuk dibuatkan tangan palsu. Tetapi permintaannya tidak begitu di­tanggapi karena tangan palsu itu tidak mungkin bisa bergerak. Teman saya bingung, mana mungkin dibuatkan tangan palsu bisa bergerak. Tapi saya tidak putus asa, saya yakin tangan palsu bisa digerakkan," beber bapak tiga anak itu. Tak sampai di situ, lanjut Aan, ia terus berupaya agar bisa mem­buat tangan palsu. Namun atas inisiatifnya membuat tangan palsu dari limbah berhasil dan bisa digerakkan. "Saya bingung tiba-tiba saya cari kayu, sisanya saya dari limbah plastik. Seper­ti bekas kipas angin, pipa dan Alhamdulillah tangan buatan saya bisa bergerak," ucap Aan. Karena harus menyambung hidup, Aan pun mengamen ke wilayah Tangerang dengan tangan palsunya. Sehari ia ha­nya mendapat Rp200 ribu, yang dibagi dengan empat temannya. "Setiap hari saya ngamen di jalan. Meski dengan keadaan seperti ini, tapi Alhamdulillah saya bisa menyambung hidup," katanya. Bibi Aan, Marhamah, menje­laskan dulunya tangan Aan nor­mal. Namun setelah mengalami kecelakaan di jalur kereta Cilejet, ia harus menggunakan tangan palsu. Tetapi Aan sekarang ting­gal sendiri di rumahnya karena istrinya meninggal empat tahun lalu. "Aan sekarang tinggal sen­diri, ketiga anaknya itu diurus neneknya," beber Marhamah. Marhamah menuturkan, sejak istrinya meninggal, Aan hidup sendiri. Sehari-hari Aan selain ngamen juga manggung di aca­ra hajatan dan lainnya. "Aan pandai main gitar, apalagi piano. Dari hasil itu, Aan bisa meny­ambung hidupnya," pungkasnya. (mul/c/mam/run)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X