METROPOLITAN - Mewarisi darah seorang seniman, Seruni Bodjowati berhasil menjadi pelukis perempuan muda Indonesia yang sukses. Hasil goresan di atas kanvas tak hanya dikenal di dalam negeri tapi juga dinikmati para seniman di sejumlah negara, mulai dari Jerman, Italia, Milan, Inggris dan kota lainnya di Amerika Serikat.
SERUNI, begitu ia akrab disapa. Anak kedua dari empat seni lukis menjadi bagian dari kehidupannya. Tak cuma sebagai profesi atau sekadar pekerjaan. “Seni lukis tak bisa dipisahkan dari kehidupan saya, seperti saya juga perlu makan setiap hari,” ungkap Duta di 45 museum di Yogyakarta itu.bersaudara itu menganggap Seruni tak cuma jago lukis, tetapi juga terpilih sebagai mahasiswa berprestasi paling berbakat tingkat nasional pada 2012 oleh Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan. Ia juga terpilih sebagai Mahasiswa Terbaik se-Institut Seni Indonesia Yogyakarta oleh Rektor ISI Yogyakarta, Hermien Kusmayanti. Seruni juga punya perpustakaan pribadi yang memuat ribuan buku yang sebagian besar sudah dibacanya. Bagi Seruni, hidup itu memilih bukan sekadar mengalami. Ia memilih mengerjakan apa yang paling membuatnya bahagia dan punya makna. “Saya bahagia jika bisa berprestasi dan menginspirasi banyak orang, khususnya anak muda,” ungkap Seruni. Seruni berangan-angan bisa mewujudkan keinginannya membuat museum lukisan dan buku. “Kami punya 7.000 lukisan, baik karya kami berdua maupun beberapa lukisan karya pelukis lain yang kami koleksi,” beber lulusan terbaik se-Fakultas Seni Rupa S1 Institut Seni Indonesia, Yogyakarta, itu. Seruni menambahkan, untuk buku ada lebih dari 10 ribu buah yang terbagi dalam beragam jenis buku. “Kami harap ini semua bisa memberi manfaat bagi banyak orang,” tegasnya. Walaupun ibunya, Wara Anindyah, sama-sama pelukis, Seruni mengaku tak pernah diajari tentang gaya melukis. “Nyatanya saya dan ibu punya gaya melukis yang berbeda. Saya cenderung kontemporer progresif,” tandasnya. (feb/run)