Senin, 22 Desember 2025

Rupiah Perkasa Lagi, Rp13.948

- Sabtu, 2 Februari 2019 | 08:22 WIB

METROPOLITAN - Nilai tukar rupiah tercatat pada posisi Rp13.948 per dolar AS pada per­dagangan pasar spot, Jumat (1/2) sore. Rupiah langsung menguat 0,18 persen dibandingkan penutu­pan pada Kamis (31/1), yakni Rp13.972 per dolar AS.

Kurs referensi Bank Indonesia (BI), yakni Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR), menem­patkan rupiah di posisi Rp13.978 per dolar AS atau menguat di­bandingkan kemarin, yakni Rp14.072 per dolar AS. Hari ini, hanya sedikit mata uang utama Asia yang menunjuk­kan penguatan terhadap dolar AS. Selain rupiah, ringgit Malay­sia mencatat penguatan 0,27 persen yang disusul dolar Hong Kong yang menguat 0,01 persen. Sementara itu, dolar Taiwan, peso Filipina dan dolar Singa­pura masing-masing melemah sebesar 0,06 persen, 0,1 persen dan 0,27 persen. Kemudian pe­lemahan itu disusul baht Thailand sebesar 0,32 persen, rupee India sebesar 0,37 persen dan won Korea Selatan 0,57 persen. Sedangkan yuan China harus menempati posisi buncit di Asia yang bergerak 0,69 persen ter­hadap dolar AS. Pelemahan itu juga berlaku bagi mata uang negara-negara maju. Poundsterling Inggris ter­catat melemah 0,04 persen. Se­mentara rubel Rusia dan dolar Australia masing-masing mele­mah 0,4 persen dan 0,36 persen. Di sisi lain, euro mencatat pen­guatan 0,02 persen terhadap dolar AS. Analis pasar uang PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Rully Arya Wisnubroto menga­takan bahwa rupiah masih ter­kena imbas dari hasil rapat Bank Sentral AS, The Fed, yang cen­derung dovish. Sehingga pasar mengartikan bahwa tidak ada kenaikan lagi suku bunga acuan Fed Rate dalam tahun ini. ”Sehingga ini sangat baik bagi mata uang di negara-negara berkembang, seperti Indonesia,” ujarnya, Jumat (1/2). Analis Monex Investindo Dini Nurhadi Yasyi menambahkan, pergerakan rupiah juga meru­pakan imbas dari inflasi yang cukup positif. Badan Pusat Sta­tistik (BPS) menunjukkan in­flasi bulanan Januari tercatat 0,32 persen atau melemah dari bulan sebelumnya, 0,62 persen. Bah­kan, inflasi Januari tahun ini merupakan yang terendah sejak 2016. ”Kalau data menunjukkan inflasi kita stabil, ada peluang rupiahnya lanjut menguat. Ka­rena biasanya kondisi domestik bisa jadi katalis penggerak utama,” tandas Dini. (cn/feb/run)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X