METROPOLITAN - Hasil simulasi pileg DPR RI yang dilakukan Harian Metropolitan dan Radar Bogor Grup menunjukkan sejumlah calon anggota legislatif (caleg) inkumben di Daerah Pemilihan (Dapil) 3 dan Dapil 5 Jawa Barat berpeluang besar kembali lolos ke Senayan.
Redaktur Pelaksana Harian Metropolitan Febriula Sindisari mengatakan, berdasarkan hasil simulasi yang digelar 31 Januari 2019, sejumlah nama caleg inkumben memiliki suara terbanyak di Dapil 3, di antaranya Diah Pitaloka (PDIP), Eka Sastra (Golkar), Ecky Awal Mucharam (PKS), Ahmad Riza Patria (Gerindra). Sedangkan di Dapil 5 Jabar, caleg inkumben juga memiliki suara terbanyak di antaranya Fadli Zon (Gerindra), Adian Yunus Yusak (PDIP), Anton Suratto (Demokrat). “Dari hasil penghitungan simulasi, mereka itu punya suara terbanyak bukan cuma di internal partai, tapi juga di antara 16 partai lainnya,” ungkap Sindi. Koordinator Advokasi dan Investigasi Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) Uchok Sky Khadafi mengakui bila peluang inkumebn untuk menang memnag jauh lebih besar. Ini didukung banyak faktor. Selain memiliki modal dana aspirasi yang berasal dari kas negara, caleg inkumben juga memiliki pemilih tetap yang telah mereka bina selama menjadi anggota DPR. “Caleg incumbent cukup mempertahankan konstituennya sudah bisa terpilih kembali. Dan mereka punya akses mengatasi persoalan di masyarakat,” ujar dia. Pengamat Politik Universitas Djuanda Beddy Iriawan Maksudi menilai, kehadiran caleg baru tidak selamanya dapat mengalahkan petahana. Hal sebaliknya juga berlaku bagi petahana. Secara garis besar baik caleg baru maupun petahan keduanya sama-sama meliki potensi menang dalam satu gelaran pesta demokrasi. “Secara umum, banyak faktor yang membuat sesorang menjadi pemenang dalam pesta demokrasi. Salah satunya kinerja dan militansi elemen yang ada disetiap calon. Bukan soal banyak atau tidaknya tim yang dimiliki, melainkan efisiensi dari tim inti yang memainkan peran itu sendiri,” ujar Beddy. Tak hanay di Dapil 3 dan Dapil 5 Jabar, kondisi serupa juga terjadi di DKI Jakarta. Direktur Riset Charta Politika Muslimin mengatakan, elektabilitas caleg inkumben relatif mengungguli kandidat lain di ketiga dapil di ibu kota. ”Elektabilitas calon anggota legislatif (caleg) masih didominasi nama-nama inkumben di masing-masing daerah pemilihan,” kata Muslimin Di dapil DKI 1, caleg yang menduduki lima besar dari hasil pertanyaan tertutup ialah Imam Nahrawi (PKB), Habiburokhman (Gerindra), Eko Hendro Purnomo alias Eko Patrio (Partai Amanat Nasional), Putra Nababan (Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan), dan Bambang Atmanto Wiyogo (Golkar). Dari ketiganya, yang bukan inkumben hanya Habiburokhman. Sisanya merupakan inkumben, kendati tak semuanya berasal dari dapil DKI 1. Di dapil DKI 2, tiga nama yang elektabilitasnya bertengger di lima besar ialah Hidayat Nur Wahid (Partai Keadilan Sejahtera), Eriko Sortadurga (PDIP), dan Biem Triani Benjamin (Gerindra). Dua nama lainnya ialah Himmatul Aliyah (Gerindra) dan Tsamara Amany (Partai Solidaritas Indonesia). (de/feb)