METROPOLITAN - ”Bogor, gue bukan anjing,” itulah kalimat yang dilontarkan ribuan suporter Persija Jakarta dalam arak-arakan bus kala melintasi Jalan Raya Simpang Sentul usai ditahan imbang PS Tira Persikabo 2-2 di Stadion Pakansari, Cibinong, pada laga lanjutan Kratingdaeng Piala Indonesia 2018.
Kehadiran Persija Jakarta ke Bumi Tegar Beriman memang kerap mengundang keributan dan kericuhan. Sebanyak 3.500 personel gabungan yang terdiri dari Brimob Polri, Dalmas Polda Jabar hingga TNI dikerahkan sebagai langkah antisipasi kericuhan yang sudah menjadi tradisi kala tim berjuluk Macan Kemayoran itu bertandang ke Kabupaten Bogor. Kendati sudah mengerahkan ribuan personel petugas pengamanan, kericuhan kecil tetap saja terjadi di tiga titik sepanjang Jalan Raya Pakansari- Sentul Bogor antara suporter Persija dengan petugas kepolisian, pengguna jalan hingga masyarakat sekitar yang geram melihat tingkah urakan The Jak Mania yang melintas selepas pertandingan. Tradisi kerusuhan yang terjadi juga menyebabkan trauma tersendiri di sejumlah kalangan pedagang kaki lima. Mereka yang biasa menjajakan dagangannya mulai dari pagi hingga malam harus rela tutup sejak siang. Hal tersebut lantaran The Jak Mania yang sudah hadir sejak pukul 12:00 WIB di stadion kebanggaan warga Bumi Tegar Beriman tersebut. Salah seorang pedagang dan pemilik warung dekat Pos Polisi Simpang Sentul, Susi, menyebutkan bahwa sejak siang rekan-rekan sesama pedagang di sepanjang jalur Sentul sudah mulai berkemas merapikan barang dagangannya. Sebab, mereka trauma dengan tingkah urakan suporter Persija yang kerap merampas barang dagangannya. ”Dari siang teman-teman saya di sana sudah tutup. Malah ada juga yang sengaja tidak jualan. Mereka takut dagangannya diambil seperti dulu sama The Jack,” ujar Susi kepada Metropolitan. Menurutnya, tingkah oknum suporter Persija dinilai sudah kelewatan. Mereka kerap mengambil dagangan penjual untuk kemudian digunakan sebagai alat saling lempar saat kericuhan terjadi. Hal tersebut dinilai menjadi penyebab utama trauma yang dialami rekan-rekannya sebagai pedagang. ”Ngambilin botol minuman, terus dilemparin gitu,” sambungnya. Sementara itu, Kabag Ops Polres Bogor Kompol Faisal Pasaribu menjelaskan, secara keseluruhan, sekitar 80 hingga seratus bus suporter Persija memang mendapat pengawalan ketat, sejak pemberangkatan hingga pulang. Hal tersebut dilakukan demi mengantisipasi hal yang tidak diinginkan yang selama ini kerap terjadi. Baik keberangkatan, pertandingan hingga pulangnya suporter relatif berjalan kondusif. Walaupun sempat terjadi sedikit insiden saat perpulangan suporter di tiga titik berbeda. “Saat perpulangan relatif aman meski ada gangguan di jalan. Kita bisa atasi, kita dorong dan tidak ada korban,” katanya kepada awak media. Pihaknya juga sempat memperlakukan pengawalan ekstra dengan cara estafet, khususnya saat kepulangan Persija yang merupakan fokus pengamanan satuan petugas gabungan. Bahkan pihaknya juga sempat menyiagakan sejumlah petugas di hampir setiap gang menuju permukiman masyarakat yang berada di sepanjang jalur Pakansari-Sentul. “Kepulangan kita bagi menjadi tiga rangkaian dan tiga estafet untuk menghindari hal yang tidak diinginkan. Pertama di Stadion Pakansari, Persimpangan Sentul hingga arah gerbang tol. Setiap persimpangan dan gang permukiman warga juga kita siapkan petugas untuk berjaga,” ungkapnya. (ogi/c/mam/run)