METROPOLITAN - Tahun ini, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor telah merencanakan pembangunan taman senilai Rp3,5 miliar. Kepala Bidang Pertamanan, Penerangan Jalan Umum dan Dekorasi Kota Dinas Perumahan dan Pemukiman (Disperumkim) Kota Bogor Agus Gunawan menuturkan, tahun ini pihaknya bakal membangun sekitar tujuh taman. Dengan rincian satu taman berskala kota serta enam taman pemukiman yang sudah masuk pada pengajuan tahun sebelumnya. ”Totalnya ada tujuh taman, satu taman kota seperti Sempur dan Taman Heulang, enam lainnya taman yang berada dekat permukiman warga,” tuturnya. Adanya tujuh taman baru yang akan dibangun pada tahun ini merupakan perwujudan dari upaya pemkot dalam mewujudkan Kota Seribu Taman. Secara rinci, pembuatan enam taman pemukiman merupakan tindak lanjut dari pengajuan masyarakat sekitar. Untuk anggaran taman Kota Bogor sendiri, pemerintah menganggarkan senilai Rp3,5 miliar. ”Untuk taman kota sendiri akan dibangun di Lapangan Kresna, Bogor Utara, yang nantinya bakal dilengkapi sejumlah fasilitas penunjang lainnya,” bebernya. Menurutnya, pembangunan satu taman kota dan enam taman pemukiman dapat memberi dampak positif kepada masyarakat. Untuk anggaran sendiri, pihaknya sudah menyiapkan sejumlah angka, yang nantinya bakal didistribusikan untuk membangun ketujuh taman itu. ”Kalau untuk enam taman pemukiman, kita patok Rp50 juta hingga Rp200 juta. Sementara taman kota diprediksi akan menghabiskan Rp1,2 miliar,” paparnya. Agus mengatakan, secara umum besaran anggaran yang diberikan akan mengacu pada konsep taman dan luas proyeksi pembangunan taman. ”Target pengerjaan sekitar April tahun ini. Kalau target selesainya, semoga tahun ini semuanya bisa rampung,” cetusnya. Sementara itu, Ketua Komisi III DPRD Kota Bogor Mahpudi Ismail menilai pembangunan tujuh taman yang dilakukan pemkot dirasa terlalu berlebihan. Menurutnya sebagai wakil rakyat, ia sangat paham akan kebutuhan masyarakat di bawah sana. Ia mengaku ada sektor pembangunan yang mesti diutamakan pemkot ketimbang membangun taman kota maupun taman perkampungan. ”Sebagai wakil rakyat, kami sangat tahu kebutuhan masyarakat. Bukannya kami menilai taman itu tidak penting, tapi ada yang lebih penting yang mesti diprioritaskan daripada taman,” ungkapnya. Ia menjelaskan, seharusnya anggaran sebesar Rp3,5 miliar tersebut bisa diperuntukkan dan dialokasikan untuk kepentingan dan kesejahteraan rakyat. Rumah layak huni, permukiman kumuh, kesehatan, pendidikan dan kesejahteraan adalah sejumlah contoh fenomena sosial yang mesti diprioritaskan ketimbang pembangunan taman. ”Bukannya kami tidak setuju dengan pembangunan taman, tapi ada yang lebih penting daripada membuat sebuah taman. Intinya harus ada skala prioritas,” ujarnya. ”Logikanya kita tidak hanya merapikan muka saja, tapi kaki tangan dan seluruh tubuh kita juga harus diperhatikan. Ini bukan soal suka atau tidak suka tapi ini soal keutamaan. Kalau berbicara penting, semuanya penting. Tapi ada yang lebih penting,” tutupnya. (ogi/c/feb/run)