METROPOLITAN - Kecelakaan yang berujung kematian masih saja terjadi di berbagai wilayah. Tak terkecuali Kabupaten Bogor. Unit Kecelakaan Lalu Lintas (Laka Lantas) Polres Bogor mencatat ada peningkatan kasus kecelakaan di wilayah Bumi Tegar Beriman dari 2017 hingga 2018 sebesar 34 persen. Bahkan hampir setengah di antaranya melibatkan pelajar alias generasi milenial. Dari 711 kasus kecelakaan di berbagai wilayah se-Kabupaten Bogor, 310 pelajar terlibat di dalamnya. Kapolres Bogor AKBP AM Dicky mengatakan, jumlah kecelakaan yang menjadi ’pembunuh’ terbesar sudah memprihatinkan. Ini pula yang membuat aparat kepolisian gencar melakukan sosialisasi Millenial Road Safety Festival (MRSF) 2019 kepada kaum muda. “Adrenalinnya kan sedang tinggi, kebut-kebutan tanpa helm. Kami tidak larang mereka berkendara, tapi harus safety, itu baru keren,” katanya saat ditemui awak media selepas peresmian MRSF 2019 di Stadion Pakansari, Minggu pagi. Dengan penduduk 5,8 juta jiwa, selaras dengan banyaknya jumlah jalanan di Kabupaten Bogor, memang dianggap berpotensi mencetak angka kecelakaan yang tinggi. Angkanya pun mencapai 500 lebih kasus. Sehingga harus ada kesadaran bersama. Tidak hanya anak dan orang tua, tetapi juga para pemangku kebijakan. “Tertib administrasi, cara dan etika berkendara yang baik,” papar Dicky. Meski begitu, sambungnya, upaya penekanan angka kecelakaan perlu jangka waktu yang cukup lama agar masyarakat benar-benar sadar akan keselamatan berlalu lintas. MRSF 2019 pun disebut bisa menjadi percepatan menyadarkan anak-anak, orang tua dan sekolah. Unit Laka Lantas Polres Bogor mencatat ada 711 kecelakaan yang terjadi di wilayah Kabupaten Bogor, baik jalan kabupaten, provinsi ataupun nasional pada 2018. Sebanyak 410 nyawa pun jadi ‘tumbal jalanan’. Jumlah itu mengalami peningkatan sejak tahun sebelumnya, dengan angka 529 kasus kecelakaan dan 419 orang di antaranya meninggal dunia. Kepolisian juga menggolongkan kecelakaan berdasarkan pekerjaan atau profesi pengendara yang terlibat kecelakaan, baik sebagai korban maupun penyebab kecelakaan. ”Pelajar yang jadi pelaku atau penyebab kecelakaan ada 135 orang pelajar. Sedangkan yang jadi korban ada 175 orang. Total ada 310 pelajar terlibat kecelakaan sepanjang tahun, catatan hingga akhir tahun,” kata Kanit Laka Lantas Polres Bogor Ipda Ade Khamsa. Di Kota Bogor, angka kecelakaan pelajar pun cukup tinggi. Dari kasus yang terjadi, 57 persennya melibatkan para pelajar. Kasatlantas Polresta Bogor Kota Kompol Bramastyo Priaji mengatakan, berdasarkan data yang ada, dari 109 jumlah kecelakaan yang terjadi di Kota Hujan di sepanjang 2018, sekitar 57 persennya didominasi kawula muda. Hal itu tentu menjadi salah satu faktor utama ditekankannya kawula muda sebagai pelopor keselamatan dalam berkendara. “Tinggal dihitung saja 57 persennya itu, berarti 62 kasus melibatkan pelajar,” tuturnya. Bila dikalkulasikan jumlah keterlibatan pelajar di Kota dan Kabupaten Bogor, maka dalam setahun terakhir ada 372 pelajar Bogor yang terlibat kecelakaan. Artinya dalam shehari bila dibagi jumlah bulan dan hari maka sehari satu pelajar selalu terlibat kecelakaan. Kondisi itu pun membuat pejabat publik turut mendukung langkah polisi melakukan kampanye aman berkendara. Menurut Wali Kota Bogor Bima Arya, kegiatan MRSF ini dapat mencegah dan meminimalisasi angka kecelakaan. ”Acara ini bagus untuk mengedukasi para milenial, karena sekarang anak-anak muda sudah banyak yang bisa mengendarai motor bahkan mobil,” katanya. (ogi/ryn/d/feb/run)