Senin, 22 Desember 2025

Sehari Satu Pelajar Bogor Kecelakaan

- Senin, 4 Maret 2019 | 09:43 WIB

METROPOLITAN - Kecelakaan yang berujung kematian masih saja terjadi di berbagai wilayah. Tak terkecuali Kabu­paten Bogor. Unit Kecelakaan Lalu Lintas (Laka Lantas) Polres Bogor mencatat ada peningkatan kasus kecelakaan di wilayah Bumi Tegar Beriman dari 2017 hingga 2018 sebesar 34 persen. Bahkan hampir setengah di antaranya melibatkan pelajar alias generasi milenial. Dari 711 kasus kecelakaan di berbagai wilayah se-Kabupaten Bogor, 310 pelajar terlibat di dalamnya. Kapolres Bogor AKBP AM Dicky mengatakan, jumlah kecelakaan yang menjadi ’pembunuh’ ter­besar sudah memprihatinkan. Ini pula yang membuat aparat kepolisian gencar melakukan sosialisasi Millenial Road Safety Festival (MRSF) 2019 kepada kaum muda. “Adrenalinnya kan sedang tinggi, kebut-kebutan tanpa helm. Kami tidak larang mereka ber­kendara, tapi harus safety, itu baru keren,” katanya saat ditemui awak media selepas peresmian MRSF 2019 di Stadion Pakan­sari, Minggu pagi. Dengan penduduk 5,8 juta jiwa, selaras dengan banyaknya jum­lah jalanan di Kabupaten Bogor, memang dianggap berpotensi mencetak angka kecelakaan yang tinggi. Angkanya pun mencapai 500 lebih kasus. Sehingga harus ada kesadaran bersama. Tidak hanya anak dan orang tua, te­tapi juga para pemangku kebi­jakan. “Tertib administrasi, cara dan etika berkendara yang baik,” papar Dicky. Meski begitu, sam­bungnya, upaya penekanan angka kecelakaan perlu jangka waktu yang cukup lama agar masyarakat benar-benar sadar akan keselamatan berlalu lintas. MRSF 2019 pun disebut bisa menjadi percepatan menyadar­kan anak-anak, orang tua dan sekolah. Unit Laka Lantas Polres Bogor mencatat ada 711 kecelakaan yang terjadi di wilayah Kabupa­ten Bogor, baik jalan kabupaten, provinsi ataupun nasional pada 2018. Sebanyak 410 nyawa pun jadi ‘tumbal jalanan’. Jumlah itu mengalami peningkatan sejak tahun sebelumnya, dengan angka 529 kasus kecelakaan dan 419 orang di antaranya mening­gal dunia. Kepolisian juga meng­golongkan kecelakaan berdasar­kan pekerjaan atau profesi pengendara yang terlibat ke­celakaan, baik sebagai korban maupun penyebab kecelakaan. ”Pelajar yang jadi pelaku atau penyebab kecelakaan ada 135 orang pelajar. Sedangkan yang jadi korban ada 175 orang. Total ada 310 pelajar terlibat kecelaka­an sepanjang tahun, catatan hingga akhir tahun,” kata Kanit Laka Lantas Polres Bogor Ipda Ade Khamsa. Di Kota Bogor, angka kecelaka­an pelajar pun cukup tinggi. Dari kasus yang terjadi, 57 per­sennya melibatkan para pelajar. Kasatlantas Polresta Bogor Kota Kompol Bramastyo Priaji mengatakan, berdasarkan data yang ada, dari 109 jumlah ke­celakaan yang terjadi di Kota Hujan di sepanjang 2018, sekitar 57 persennya didominasi kawu­la muda. Hal itu tentu menjadi salah satu faktor utama ditekan­kannya kawula muda sebagai pelopor keselamatan dalam berkendara. “Tinggal dihitung saja 57 persennya itu, berarti 62 kasus melibatkan pelajar,” tutur­nya. Bila dikalkulasikan jumlah ke­terlibatan pelajar di Kota dan Kabupaten Bogor, maka dalam setahun terakhir ada 372 pelajar Bogor yang terlibat kecelakaan. Artinya dalam shehari bila di­bagi jumlah bulan dan hari maka sehari satu pelajar selalu terlibat kecelakaan. Kondisi itu pun membuat pejabat publik turut mendukung langkah po­lisi melakukan kampanye aman berkendara. Menurut Wali Kota Bogor Bima Arya, kegiatan MRSF ini dapat mencegah dan memi­nimalisasi angka kecelakaan. ”Acara ini bagus untuk menge­dukasi para milenial, karena sekarang anak-anak muda sudah banyak yang bisa mengendarai motor bahkan mobil,” katanya. (ogi/ryn/d/feb/run)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X