METROPOLITAN - Warga Bogor yang biasa menggunakan transportasi kereta api tampaknya masih belum mau menggunakan KRL. Padahal, PT KAI sudah mengoperasikan satu jalur KRL dari dan menuju Bogor sejak kemarin. Hal itu diketahui dengan kondisi Stasiun Bogor yang masih terlihat sepi, tidak seperti biasanya.
Pantauan Metropolitan, Stasiun Bogor terlihat lengang. Meski masih ada warga yang menggunakan KRL, jumlahnya jauh lebih sedikit daripada umumnya. Warga banyak yang memilih moda transportasi lain, yaitu bus untuk bepergian ke luar Kota Bogor. Seperti yang diungkapkan Petugas Pelayanan Kereta (PPK) Stasiun Bogor, Ilyas. Ia mengaku sejak pagi hingga sore intensitas penumpang mengalami penurunan signifikan. Hal itu diduga lantaran dampak anjloknya kereta pada Minggu (10/3). “Dari tadi pagi memang sepi, tidak seperti biasanya. hingga sore intensitas penumpang Padahal hari ini, Senin hari masuk kerja,” bebernya saat dijumpai Metropolitan, kemarin. Tak hanya berdampak pada sepinya penumpang, kejadian itu juga mengakibatkan keterlambatan pada sejumlah jadwal pemberangkatan kereta. Bahkan setiap kali pemberangkatan kereta mesti menunggu sekitar 30 hingga 45 menit. “Sistemnya kan sekarang satu jalur, jadi setiap kereta yang hendak berangkat harus menunggu dulu sekitar 30 sampai 45 menit. Yang dari arah Cilebut ke Bogor harus nunggu dulu, begitupun sebaliknya,” tutupnya. Sementara itu, di Terminal Baranangsiang Bogor, seluruh armada bus terlihat penuh penumpang. Lonjakan penumpang mulai terjadi sejak Minggu (10/3) sore. "Dari kemarin (Minggu, red) sudah terjadi lonjakan. Hanya saja penumpang dari Jakarta ke Bogor," kata Komandan Regu Terminal Baranangsiang Bogor, Asep Saefullah, kemarin. Lonjakan penumpang kembali terjadi sekitar pukul 04:00 WIB, kemarin. Masyarakat yang biasa menggunakan KRL beralih ke bus. "Semua bus ke berbagai jurusan Jakarta terisi penuh," ucapnya. “Karena terjadi lonjakan, ada beberapa PO bus menambah jumlah armadanya. Dari biasanya mengoperasikan 40 unit, Senin pagi bertambah menjadi 60 bus,” tuturnya. Di lain hal, anjloknya kereta jurusan Jatinegara-Bogor di Kelurahan Kebonpedes, Kecamatan Tanahsareal, pada Minggu (10/2), berdampak terhadap penghasilan ojek pangkalan yang ada di sekitaran Stasiun Bogor. Mereka mengaku mengalami kerugian yang cukup signifikan. Menurut salah seorang tukang ojek pangkalan di Stasiun Kereta Bogor, Dahmid, sejak kemarin pagi intensitas penumpang kereta api di Stasiun Kereta Api Bogor mengalami penurunan drastis. Sampai sebanyak 30 hingga 40 persen dari hari biasanya. Hal tersebut lantaran adanya perbaikan di ruas jalur Kelurahan Kebonpedes. "Sejak pagi tadi pengguna kereta yang biasanya ramai, sekarang sepi banget," katanya kepada Metropolitan, kemarin. Pengemudi ojek yang sudah lima tahun mangkal di sekitar stasiun itu juga berharap perbaikan perlintasan segera selesai dalam waktu dekat agar semuanya kembali normal. Pasalnya, penghasilan dirinya beserta rekan-rekan terbilang anjlok pasca-kejadian tersebut. “Biasanya dalam satu hari sampai Rp200 ribu hingga Rp300 ribu. Sekarang mah buat ngopi dan rokok saja belum ada,” keluhnya. Tak hanya itu, dampak lain juga turut dirasakan para pengguna jalan yang hendak melintasi Jalan Raya Kebonpedes. Pasalnya, hingga kemarin sore jalan yang membentang sepanjang kurang lebih 1,5 kilometer itu ditutup untuk umum. Salah satu pengguna jalan, Usman (30), mengaku dirugikan lantaran harus memutar arah ketika dirinya hendak melewati perlintasan kereta Kebonpedes menuju GOR Pajajaran di Jalan Pemuda, Kota Bogor. “Jadi jauh mesti lewat Pondokrumput dulu karena jalannya ditutup. Padahal saya mau ke GOR Pajajaran,” ujarnya. Sementara itu, Polresta Bogor Kota menyediakan dua bus dan satu truk untuk mengantar calon penumpang yang menanti di Stasiun Bogor. Langkah tersebut diambil untuk membantu masyarakat yang hendak melakukan aktivitasnya. “Kami hanya ingin membantu masyarakat yang hendak beraktivitas agar tidak terganggu lantaran jadwal keberangkatan yang mengalami perubahan,” kata Kepala Sub Bagian Polresta Bogor Kota AKP Silfia. Tiga kendaraan milik satuan kepolisian, sambungnya, sengaja disediakan pada jam sibuk, mulai pukul 05:00 hingga 06:00 WIB. “Ketiga mobil tersebut kami gunakan untuk mengangkut penumpang ke Stasiun Cilebut dan Terminal Baranangsiang, untuk menghindari penumpukan penumpang,” tutupnya. (ogi/c/rez/run)