Senin, 22 Desember 2025

Mahasiswi Bogor Loncat dari Lantai 17

- Rabu, 13 Maret 2019 | 09:17 WIB

METROPOLITAN - Reni Novita Dewi nekat melom­pat dari lantai 17 Apartemen Margonda Residence (Mares) 5, Kota Depok, sekitar pukul 18:45 WIB ke­marin. Warga asal Kampung Pabuaran, Bojong­gede, itu diduga mengakhiri hidupnya karena tak kuat menahan bully-an yang diteri­manya. Hal itu diketahui melalui cur­hatan mahasiswi berusia 23 tahun itu di media sosial miliknya.

Pantauan di media sosialnya, Reni pernah mencurahkan pe­rasaannya pada Februari 2019. “Koo manusia julid itu dimana mana ya. Ga di WhatsaApp ga di facebook. Suka lucu aja,” tu­lisnya. Kemudian korban juga dike­tahui berencana bunuh diri dan menuliskan di dinding media sosialnya. “Masalah terus men­ghantam bertubi-tubi. Dalam hati rasa ingin bunuh diri. Siapa yang sebenarnya korban disini? Kenapa semua membully? Sea­kan sayalah tersangka utamanya,” imbuhnya. Menanggapi hal itu, Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi mengatakan, dampak dari bul­lying sendiri dapat menyebabkan tekanan jiwa terhadap korbannya. Korban bullying juga menjadi tidak percaya diri dan bisa sam­pai pada tindakan agresif. “Bul­lying ini bisa menyebabkan se­seorang bunuh diri karena dia merasa tertekan dan merasa tidak ada lagi tempat baginya di dunia ini,” katanya ditemui usai acara Program Generasi Tita­nium Indonesia 5.0 di Vokasi Universitas Indonesia (UI) Depok, kemarin. Dampak dari cyber bullying sendiri, jelasnya, sudah banyak terjadi. Sehingga orang terdekat harus menjadi garda terdepan sebagai penolong orang yang dalam kondisi depresi akibat korban bullying. Kuncinya korban bullying atau orang yang terin­dikasi depresi harus didampingi. Orang terdekat harus peka dan memperhatikan perubahan yang terjadi pada rekannya atau ang­gota keluarganya. “Kuncinya memang pada pendampingan psikologis. Misalnya orang tua menjadi sahabat anak untuk bercerita, saling terbuka,” ucap­nya. Sehingga korban bullying atau orang terindikasi depresi bisa merasa nyaman jika ia bisa men­curahkan isi hatinya pada orang lain. Sebaliknya, jika ia tidak punya tempat maka ia merasa sendiri. ”Dalam kondisi demikian, dia merasa tidak ada tempat lagi dan memutuskan tindakan tersebut (bunuh diri, red),” ung­kapnya. Sementara itu, Kepala Satuan Reskrim Polresta Depok Komisaris Deddy Kurniawan menuturkan, dari hasil penyelidikan semen­tara, tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan atau penganiayaan pada tubuh korban. Dari hasil olah tempat kejadian perkara, ketika petugas meme­riksa kamar yang disewa korban di nomor 1719, kamar itu ter­kunci dari dalam. Kemudian pintu dibuka paksa oleh petugas engineering. Ketika pintu ter­buka, petugas mendapati peca­han gelas di wastafel dan kamar mandi. ”Pintu dalam keadaan terbuka dan ada sebuah kursi warna me­rah, yang diduga sebagai tum­puan korban loncat. Sementara diduga bunuh diri. Namun untuk memastikan itu, korban sekarang dibawa ke Rumah Sakit Polri Kramatjati untuk diautopsi,” kata Deddy. (sin/viv/rez/run)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X