Senin, 22 Desember 2025

Ulama Bogor Dukung Haramkan PUBG

- Jumat, 22 Maret 2019 | 10:49 WIB

METROPOLITAN - Kajian yang dila­kukan Majelis Ulama Indonesia (MUI) sebelum mengeluarkan fatwa haram untuk game yang dapat memicu tinda­kan tak terpuji, ternyata mendapat banyak dukungan dari banyak pihak. Tak terkecuali Ketua Umum MUI Ka­bupaten Bogor KH Ahmad Mukri Aji dan Ketua MUI Kota Bogor KH Musto­fa Abdullah Bin Nuh.

Saat dihubungi Metropolitan, KH Mukri Aji menilai kajian fatwa mengenai game PlayerUnknown’s Battle Grounds (PUBG) yang dilakukan MUI Jawa Barat (Jabar) merupakan langkah strategis dalam menekan dampak buruk yang kerap ditimbulkan dari sebuah game.

Tak bisa dipungkiri, game tersebut merupakan salah satu favorit berbagai kalangan. Tua, muda, remaja hingga anak-anak, kerap kali memainkan game yang mengusung konsep di mana seorang pemain mengendalikan satu karakter dalam sebuah tim, yang bertarung melawan tim pemain lainnya.

“Secara garis besar fatwa tersebut sangat strategis, khususnya di zaman di mana banyaknya game yang berbau atau berkonten negatif. Memang secara garis besar untuk game yang paling dominan di kalangan anak muda adalah game yang berkonten atau berisi negatif, seperti petualangan peperangan dan lain sebagainya,” katanya saat dikonfirmasi Metropolitan, kemarin.

Menurutnya, di zaman era digital seperti ini hampir semua game memiliki dampak ketagihan, yang membuat pemainnya lupa waktu. Secara garis besar, hampir semua game memiliki dampak negatif lebih banyak daripada positifnya. “Malas belajar untuk para remaja, malas bekerja bagi para dewasa, hingga tidak taatnya anak saat disuruh orang tua. Itu kan contoh buruk dari dampak game yang sering terjadi,” bebernya.

Menurutnya, secara garis besar pihaknya sangat setuju dan mendukung keputusan MUI Jabar dalam mengkaji dampak yang ditimbulkan dari sebuah game. Terlebih jenis game yang berkonten kekerasan ataupun konten negatif lainnya. “Tentu kami sangat setuju. Intinya semua yang dilakukan MUI Jabar semata-mata demi kebaikan dan kemaslahatan,” akunya.

Hal senada dikatakan Ketua MUI Kota Bogor KH Mustofa Abdullah Bin Nuh. Menurutnya, secara garis besar game merupakan salah satu produk budaya. Dalam hal ini, pemerintah perlu mengambil langkah tegas dalam memantau perkembangan sejumlah game. Khususnya game yang bisa dioperasikan menggunakan handphone berbasis Android.

“Game merupakan salah satu produk budaya. Yang namanya budaya pasti di dalamnya terdapat sisipan budaya juga. Saya kira pemerintah juga harus memantau perkembangan game yang ada pada Android. Tidak hanya semata urusan perfilman saja yang dipantau, melainkan game juga harus ikut dipantau,” tegasnya.

Ia menilai sadar tidak sadar, game dapat memengaruhi kepribadian seseorang. Khususnya mereka para remaja. “Seharusnya jika ada salah satu game yang berkonten tentang kekerasan, pemerintah sigap mengawasi game tersebut sejauh mana berdampak terhadap kelakuan atau tingkah para penikmat gamenya itu tersendiri,” bebernya.

Dirinya menegaskan sangat mendukung langkap MUI Jabar yang tengah mengkaji dampak yang ditimbulkan dari game bermuatan negatif. “Kami sebagai MUI Kota Bogor menyetujui MUI Jabar mengenai hal tersebut. Kalau pemerintah membiarkan hal seperti ini, tentu suatu hari nanti akan berdampak buruk terhadap bangsa kita,” paparnya.

Dirinya juga berpesan meski setiap warga memiliki kebebasan, namun hal tersebut bukanlan menjadi alasan untuk berbuat dan bertindak di luar aturan. “Intinya apa pun yang dilakukan, jangan pernah keluar dari koridor atau aturan agama. Kita semua bebas melakukan apa pun yang kita mau, asal tidak keluar dari aturan agama dan bangsa kita,” pesannya. (ogi/c/mam/run)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X