METROPOLITAN - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan bahwa sebanyak 80 ribu warga di provinsi itu menggunakan Moda Raya Terpadu (MRT) setiap hari. "Pada awalnya target penumpang MRT per hari hanya 65 ribu, namun saat ini telah mencapai angka di atas 80 ribu," katanya.
Menurutnya, hal itu merupakan bentuk hasil kerja sama semua pihak sejak dimulainya proyek MRT fase I hingga bisa dioperasionalkan. Ia menilai dengan cukup tingginya keinginan masyarakat menggunakan transportasi umum seperti MRT diharapkan mampu menekan angka kemacetan di Ibu Kota.
Apalagi, lanjutnya, pemerintah juga ingin mengintegrasikan seluruh moda transportasi umum mulai dari tiket, rute, manajemen, pola pembayaran dan lain sebagainya dengan tujuan lebih banyak lagi warga Jakarta yang menggunakan MRT.Menurut Anies, membangun saja tanpa mengintegrasikan tidak akan memberikan insentif kepada masyarakat untuk berpindah dari kendaraan pribadi ke kendaraan umum. Dalam kesempatan itu, ia juga mengatakan bahwa kendaraan umum jangan hanya dipandang sebagai alat memindahkan badan dari satu tempat ke tempat lainnya, tetapi juga mengintegrasikan masyarakat termasuk kesempatan berinteraksi.
Sementara itu, Direktur Konstruksi Pembangunan MRT fase II Silvia Halim mengatakan, pihaknya tetap berkoordinasi dengan pemerintah dan melaporkan perkembangannya secara berkala. "Tentunya nanti juga berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan sebagai kementerian terkait yang juga berhubungan dengan perizinan MRT," ujarnya.
Terkait kelanjutan fase II, ia memastikan keselamatan para pekerja dengan memilih kontraktor yang berpengalaman. Selain itu, kontraktor harus mempunyai sistem keselamatan sehingga pembangunan MRT dapat dipastikan aman untuk pekerja dan kendaraan yang lewat di sekitar area. Perbaikan layanan transportasi massal di Jakarta terbukti menurunkan angka kemacetan di Ibu Kota.
Seperti hadirnya MRT diperkirakan mampu mengurangi 5.600 kendaraan pribadi yang melintas di Jakarta. Kasubdit Pembinaan Gakkum Ditlantas Polda Metro Jaya Kompol Muhammad Nasir mengatakan, MRT mampu mengurangi kendaraan di jalan secara operasional. "Dengan keberadaan MRT, Transjakarta dan nanti LRT tentu akan mengurangi beban jalan," ujarnya.
Sementara itu, Pengamat Transportasi Azas Tigor Nainggolan menilai kemaceten Jakarta tetap terjadi, sementara moda transportasi publik tidak cukup untuk mengatasi masalah kemacetan itu. "Tahun ini sudah ada peresmian MRT, ditambah lagi LRT, armada Transjakarta juga semakin masif. Seharusnya lebih baik, tapi tetap saja ada masalah kemacetan," ungkapnya. (okz/mam/run)