Senin, 22 Desember 2025

Pembangunan Double Track Mandek di Pembebasan Lahan

- Sabtu, 29 Juni 2019 | 09:17 WIB

METROPOLITAN - Pembangunan rel ganda (double track) untuk Kereta Api Bogor-Sukabumi mulai digarap PT Kereta Api Indonesia (KAI). Tak kurang dari 12 bidang tanah dan bangunan di dua desa se-Kecamatan Cigombong harus rela dibebaskan demi memuluskan proyek pemerintah pusat itu.

Camat Cigombong Basrowi mengatakan, ada dua kegiatan yang tengah dilakukan di wilayahnya terkait pembangunan rel ganda. Yakni penertiban bangunan di atas tanah milik PT KAI di sepanjang jalur dan pembebasan lahan milik warga yang bersinggungan langsung dengan jalur yang akan dibangun. Untuk pembebasan lahan 12 bidang tanah dan bangunan itu ada di dua desa, yakni Desa Cigombong dan Desa Watesjaya untuk pembangun rel ganda antara Cigombong-Cicurug.

“Saat ini tahap sosialisasi. Kepada warga yang tanahnya terdampak pembangunan rel ganda, akan dibebaskan. Pembiayaan itu ada di PT KAI dan Kementerian Perhubungan ya. Kita hanya fasilitasi wilayah saja,” katanya saat ditemui Metropolitan di kantornya, kemarin. Ia menambahkan, tahap sosialisasi itu diperlukan lantaran hingga kini belum ada persetujuan dari para pemilik tanah, termasuk soal kesepakatan nilai pembebasan. Sebab, pada perencanaan awal, pembebasan lahan di lokasi itu tidak diperlukan.

Namun dari sisi keselamatan dan keamanan, pembebasan lahan dianggap perlu di beberapa titik bersinggungan. Diketahui jarak antara pagar pembatas ke rel pun hanya dua meter, sehingga dianggap perlu diperlebar jarak tersebut. Selain itu, banyaknya alat berat yang masuk juga menjadi alasan, sebab dipastikan bakal terkena dampak langsung. “Sosialisasi ini sampai Kemenhub beres saja. Kalau sudah selesai, surat dibawa ke gubernur, baru nanti keluar penunjukan tim appraisal. Ketika tim turun ke lapangan, baru muncul harga,” imbuhnya.

Sementara itu, Pejabat Sementara (Pjs) Kepala Desa Cigombong Yedi Rachmawan mengatakan, dari 12 bidang lahan yang dibebaskan, ada satu bidang dari satu orang yang terkena dampak pembebasan lahan. Sedangkan sebelas bidang lainnya ada di Desa Watesjaya. “Total ada 12 orang, digabung dengan (Desa, red) Watesjaya. Luasnya sih nggak terlalu besar ya, info dari Kemenhub pembebasan lahan untuk keamanan warga saja, dampak sosial dari jarak yang terlalu dekat,” ucapnya. Hingga kini, lanjutnya, sudah dua kali sosialiasi pertemuan dengan warga terdampak namun belum ada kesepakatan harga karena menunggu tim appraisal dari PT KAI.

Untuk perkiraan harga pembebasan lahan, ia enggan menyebut nilai. Sebab, menduga harganya tidak jauh berbeda dengan pembebasan lahan untuk proyek Jalan Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi) di wilayah Selatan Kabupaten Bogor itu. “Belum ke estimasi nilai, infonya sih disesuaikan dengan harga pasar dan nggak jauh dari pembebasan Bocimi. Tidak jauh dari itu, belum ada angka yang jelas lah,” terang Yedi. (ryn/c/mam/run)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X