Senin, 22 Desember 2025

Bawa Bendera Indonesia di Pawai LGBT

- Jumat, 5 Juli 2019 | 10:44 WIB

METROPOLITAN - Dena Rachman kembali mencuri perhatian. Aksinya dengan balutan gaun ungu saat mengibarkan bendera Indonesia dalam parade Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT) atau Pride March 2019 di New York, Amerika Serikat, menuai pro dan kontra. Kemeriahan pesta itu Dena bagikan melalui akun Instagram-nya pada Rabu (3/7). Sayangnya, dalam parade itu Dena terlihat mengibarkan bendera Indonesia. Hal itu menuai kecaman dari para warga­net. Warganet Indonesia menilai Dena telah melakukan tindakan yang salah. Sekadar diketahui bahwa Indonesia adalah salah satu negara yang sangat tidak mendu­kung LGBT. ”Proud to be Indonesian Proud to be trans Proud to be human Happy #pride lovers!” tulis Dena. Terkait hal tersebut, Dena menuai banyak kecaman di kolom komentarnya. Warga­net sangat menyayangkan tindakan Dena mengibarkan bendera Indonesia pada pa­rade LGBT. ”Apaansi yg kayak begini bawa2 indonesia. Plisss dehh,” tulis salah satu akun. ”Tolong lah jangan bawa-bawa gituan pake nama indonesia,” tulis akun lainnya. ”Pliss deh gua kira prestasi trnyata acara lgbt. Tolong dong kak jgn bawa2 indonesia,” tulis akun lainnya lagi. Untuk diketahui, pada 2013 lalu Dena menjadi perbincangan di internet dan dunia hiburan karena ia ternyata adalah seo­rang transgender. Ia pun terang-terangan mengaku nyaman dengan kondisinya setelah bertransformasi dari pria ke wanita. Sebelum namanya berganti menjadi Dena Rachman, lebih dulu dikenal dengan nama Renaldy Denada Rachman, artis cilik sekaligus pembawa acara Krucil. Selain itu, ia juga dikenal sebagai bintang iklan dan penyanyi cilik. Sejumlah lagu sempat Dena bawakan, seperti Ole-Ole dan Ramai dan Rukun. Selain itu, ia membintangi sejumlah si­netron, di antaranya Misteri Gunung Berapi dan Karma­pala. Setelah beranjak remaja, ia tinggalkan karier keartisan­nya dan lebih memilih fokus pada pendidikan. Kesuksesannya di dunia pen­didikan terbukti dengan meraih gelar sarjana dari studi FISIP Universitas Indonesia jurusan Komunikasi dan gelar master dari Universitas Bologna, Italia, jurusan Design, Fashion dan Luxury Goods. Ia mengaku sejak kecil me­rasa jiwanya seratus persen perempuan meski memiliki fisik sebagai seorang pria. Hingga pada akhirnya Dena menjalani operasi implan pay­udara dan mengubah penam­pilan layaknya seorang perem­puan. Awalnya niatan Dena menda­pat penolakan keras dari kelu­arga, khususnya orang tua. Keputusannya membuat hu­bungannya sempat renggang. Lambat laun, orang tua Dena mulai menerima keputusannya meski masih tidak terbiasa dengan penampilan baru anaknya itu. (de/feb/run)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X