METROPOLITAN - Dena Rachman kembali mencuri perhatian. Aksinya dengan balutan gaun ungu saat mengibarkan bendera Indonesia dalam parade Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT) atau Pride March 2019 di New York, Amerika Serikat, menuai pro dan kontra. Kemeriahan pesta itu Dena bagikan melalui akun Instagram-nya pada Rabu (3/7). Sayangnya, dalam parade itu Dena terlihat mengibarkan bendera Indonesia. Hal itu menuai kecaman dari para warganet. Warganet Indonesia menilai Dena telah melakukan tindakan yang salah. Sekadar diketahui bahwa Indonesia adalah salah satu negara yang sangat tidak mendukung LGBT. ”Proud to be Indonesian Proud to be trans Proud to be human Happy #pride lovers!” tulis Dena. Terkait hal tersebut, Dena menuai banyak kecaman di kolom komentarnya. Warganet sangat menyayangkan tindakan Dena mengibarkan bendera Indonesia pada parade LGBT. ”Apaansi yg kayak begini bawa2 indonesia. Plisss dehh,” tulis salah satu akun. ”Tolong lah jangan bawa-bawa gituan pake nama indonesia,” tulis akun lainnya. ”Pliss deh gua kira prestasi trnyata acara lgbt. Tolong dong kak jgn bawa2 indonesia,” tulis akun lainnya lagi. Untuk diketahui, pada 2013 lalu Dena menjadi perbincangan di internet dan dunia hiburan karena ia ternyata adalah seorang transgender. Ia pun terang-terangan mengaku nyaman dengan kondisinya setelah bertransformasi dari pria ke wanita. Sebelum namanya berganti menjadi Dena Rachman, lebih dulu dikenal dengan nama Renaldy Denada Rachman, artis cilik sekaligus pembawa acara Krucil. Selain itu, ia juga dikenal sebagai bintang iklan dan penyanyi cilik. Sejumlah lagu sempat Dena bawakan, seperti Ole-Ole dan Ramai dan Rukun. Selain itu, ia membintangi sejumlah sinetron, di antaranya Misteri Gunung Berapi dan Karmapala. Setelah beranjak remaja, ia tinggalkan karier keartisannya dan lebih memilih fokus pada pendidikan. Kesuksesannya di dunia pendidikan terbukti dengan meraih gelar sarjana dari studi FISIP Universitas Indonesia jurusan Komunikasi dan gelar master dari Universitas Bologna, Italia, jurusan Design, Fashion dan Luxury Goods. Ia mengaku sejak kecil merasa jiwanya seratus persen perempuan meski memiliki fisik sebagai seorang pria. Hingga pada akhirnya Dena menjalani operasi implan payudara dan mengubah penampilan layaknya seorang perempuan. Awalnya niatan Dena mendapat penolakan keras dari keluarga, khususnya orang tua. Keputusannya membuat hubungannya sempat renggang. Lambat laun, orang tua Dena mulai menerima keputusannya meski masih tidak terbiasa dengan penampilan baru anaknya itu. (de/feb/run)