Senin, 22 Desember 2025

90 Warga Pamijahan Lumpuh Massal

- Selasa, 9 Juli 2019 | 11:53 WIB

METROPOLITAN - Puluhan warga Kampung Pa­sarean, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor, mendadak lumpuh. Kasus ini terjadi sudah sejak satu minggu lalu. Sedikitnya ada 90 warga yang men­derita kasus serupa.

Sehari-hari, warga hanya bisa berdiam diri sam­bil berbaring. Mereka mengalami nyeri di persen­dian yang membuatnya sulit beraktivitas. Belum lagi meriang yang melanda sekujur tubuhnya. Penyakit yang menderita warga Kampung Pasa­rean ini diduga akibat serangan nyamuk Aedes Albopictus. Warga menderita penyakit Chikungunya. Penyakit tersebut menyerang balita, orang dewasa hingga lansia. “Sudah enam hari ini merasa sakit di seluruh tubuh. Ini tidak bisa apa-apa. Sakit semuanya, sem­pat demam juga dan pusing,” kata warga Kampung Pasarean, Juju.­

Hal senada diungkapkan warga lainnya, Wiwi Alwiah. Ia mengaku awalnya mengalami demam tinggi, kemudian diik­uti rasa linu dan nyeri di seluruh persendian. Selanjutnya bebe­rapa bagian tubuh seperti kaki dan tangan sulit digerakkan atau mengalami kelumpuhan mendadak. “Hampir sepekan tidak bisa beraktivitas dengan normal,” katanya.

Ia menuturkan, penyakit se­perti ini sudah pernah meny­erang warga saat Ramadan lalu. Belakangan, penyakit tersebut mewabah kembali karena banyak warga menga­lami nyeri sendi dan demam di sekujur tubuh. “Kalau di keluarga, yang kena saya dan ibu saya. Warga di sini, khus­usnya RW 01, hampir semua kena,” ucapnya.

Meski sudah dilakukan peng­asapan atau fogging sebanyak dua kali, dirinya berharap ada pemeriksaan intensif secepat­nya. Tujuannya agar penyakit ini tidak semakin mewabah. “Sudah dua kali fogging tapi itu hanya di luar rumah. Saya sih berharap agar dinas ter­kait melakukan fogging lagi dalam rumah,” pintanya.

Warga lainnya, Yoki (40), mengaku banyak warga yang sudah mengalami nyeri sendi di sekujur tubuhnya. Selain demam, virus tersebut mem­buat badan lemas dan tidak bisa melakukan aktivitas seha­ri-hari. “Kurang lebih seratus orang terkena virus, ini juga baru satu RW. Kalau tidak di­tangani, bisa merambat ke kampung lainnya,” ungkapnya.

Sementara itu, Bidan Desa Pasarean Depi Alqomi mem­benarkan bahwa warganya menderita Chikungunya. Dalam dua bulan terakhir, tercatat ada 90 warga yang sudah menja­lani pemeriksaan di posko darurat Chikungunya. ”Sampai hari ini suspect Chikungunya masih terjadi. Tadi ada empat orang yang datang ke posko untuk diperiksa,” kata Depi.

Umumnya, warga mengalami demam dan nyeri sendi se­cara mendadak di sekujur tubuh. Infeksi virus ini menyerang warga secara bergantian. Se­telah sejumlah penderita sem­buh, tidak lama berselang muncul penderita baru. ”Bagi yang belum sembuh tapi bisa ke puskesmas, diarahkan untuk ke sana. Tapi kalau ada yang tidak bisa jalan, didatangi ke rumahnya,” ucap Depi.

Namun sejauh ini sebagian besar warga yang diduga ter­jangkit Chikungunya, kondisi kesehatannya sudah membaik. ”Masih ada (yang belum sem­buh, red). Tapi sebagian sudah membaik,” imbuhnya.

Sebab, sambungnya, sejak virus tersebut melanda Kam­pung Pasarean, Dinas Keseha­tan telah dua kali melakukan pengasapan untuk membasmi nyamuk penyebab Chikungu­nya. ”Kita sudah dua kali laku­kan fogging, dan kita juga terus sosialisasikan kepada masy­arakat untuk menjaga keber­sihan lingkungan rumah,” tambahnya.

Camat Pamijahan Rosidin membenarkan warganya men­derita penyakit Chikungunya. Kendati begitu, dari 15 wilayah pemerintah desa (pemdes), baru Desa Pasarean yang ter­data. “Untuk desa lainnya be­lum ada laporan gejala virus Chikungunya,” katanya.

Menurutnya, sejak Mei seba­nyak 80 warga dari Desa Pasa­rean memeriksakan diri lanta­ran mengalami demam yang serupa dengan BDB. “Dari semua warga yang diperiksa tim kesehatan, tidak ada yang dirawat dan sudah diberikan penanganan oleh Puskesmas Pamijahan,” ucapnya.

Kejadian ini baru pertama kali terjadi di wilayah tersebut. Rosidin menuturkan, untuk mengantisipasi virus Chikungu­nya, pihaknya (Muspika Pami­jahan, red) akan semakin gen­car menggelar Program Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) serta menggalakkan gotong-royong untuk membersihkan ling­kungan. “Saya juga mengimbau agar masyarakat selalu meng­galakkan kegiatan Menguras, Menutup dan Mengubur (3 M) limbah sampah, termasuk selalu menggelar pemberan­tasan sarang nyamuk,” pintanya.

Ia menambahkan, faktor pan­caroba salah satu dampak dari serangan virus ini. “Kami juga menyediakan posko-posko kese­hatan untuk antisipasi hal ini. Jadi bisa terdetek cepat kalau ada yang terserang,” ujarnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X