METROPOLITAN - Wabah Demam Berdarah Dengue (DBD) yang menimpa tiga warga Kampung Gandok, RT 03/05, Kelurahan Pakuan, Kecamatan Bogor Selatan pekan lalu, menimbulkan kecurigaan warga terhadap keberadaan kolam kecil semacam penampungan air di area SEAMEO Biotrop yang jaraknya lima meter dengan pemukiman warga terdampak DBD. Terlebih, para korban harus dirawat intensif di rumah sakit selama beberapa hari.
Menanggapi keluhan warga, petugas Surveilans Puskesmas Lawanggintung mengecek dan meninjau keberadaan kolam tersebut bersama warga. Di atas kolam dengan luas 5-8 meter persegi itu terbagi dalam empat kolam berisi air dengan kondisi jernih. Sehingga ada kemungkinan nyamuk aedes agypti, penyebar penyakit DBD, tumbuh di lokasi pengendapan air tersebut.
“Selain itu, pengecekan rumah sakit juga perlu untuk memastikan pasien terkena DBD. Dari tinjauan, kami pastikan memang terdapat jentik nyamuk dalam air yang bersih itu,” terang petugas Surveilans Puskesmas Lawanggintung, Eddy Mustar, kemarin.
Melihat kondisi air yang jernih, sambung Eddy, kemungkinan lokasi itu menjadi sumber penularan atau jentik nyamuk DBD. “Air nggak ngalir. Ditambah tempat penampungan atau pengendapan air itu berada tak jauh dari rumah warga Kampung Gandok yang berjarak hanya tiga sampai empat meter,” ujarnya. Hal ini tentu menjadi evaluasi bagi SEAMEO Biotrop untuk mengantisipasi. Bisa dengan membongkar penampungan air atau membuat aliran air tidak menggenang.
Sementara itu, Ketua Pemuda Kampung Gandok, Heru, mengatakan, pihak Biotrop harus merespons dan bertindak cepat mengatasi hasil peninjauan tersebut.
“Jika tidak, warga bisa saja menutup atau mengurug langsung pengendapan air tersebut,” ancamnya. Sebab, tambah Heru, ini bukan pertama kali terjadi. Beberapa kali warga sempat melapor, namun belum ditanggapi serius.
Menanggapi hal tersebut, Manajer Kehumasan SEAMEO Biotrop, Rima Febriana, berkilah belum bisa memberikan pernyataan lebih lanjut, karena harus melakukan investigasi dan pemeriksaan. “Saya belum bisa berikan pernyataan apa pun, saya investigasi dulu. Kami cari tahu infonya yang sebenarnya dulu. Termasuk peruntukan penampungan itu sampai kedalamannya,” paparnya.
Sebelumnya, wabah penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) yang diakibatkan nyamuk aedes aegypti kini mulai mengancam warga Kota Bogor. Dalam sepekan ada tiga warga dalam satu lingkungan yang menjadi korban, yakni tiga warga Kampung Gandok, RT 03/05 Kelurahan Pakuan, Kecamatan Bogor Selatan.
Ketua RT 03/05, M Cholil, mengatakan, tiga warganya yang terkena DBD yakni Onah (50), Novi (27) dan Zahran (8). Dua nama pertama diketahui sudah keluar dari rumah sakit (RS). Sedangkan Zahran masih dirawat di RS Juliana, Tajur.
Perubahan cuaca dipertengahan tahun, disinyalir jadi penyebab tumbuh dan berkembangnya nyamuk belang-belang itu. Padahal, menurutnya, kampung tempat ia tinggal tidak ada kolam atau penampungan air tak bergerak.
”Ada juga saluran air ngali. Kita sih ada curiga ke tempat kolam pengendapan air di lingkungan Seameo Biotrop, yang bersebelahan langsung dengan perkampungan,” katanya.
Kecurigaan itu menurutnya bukan tanpa alasan. Sebab hal itu pernah terjadi dan warga sempat mengeluh soal potensi tumbuhnya jentik nyamuk di tempat itu. ”Sempat ada tindakan pencegahan. Tapi ini kejadian lagi,” ungkap Cholil.(ryn/c/yok/py)