Senin, 22 Desember 2025

Jabodetabek 6 Jam Mati Suri

- Senin, 5 Agustus 2019 | 10:28 WIB
TERDAMPAK: Sejumlah pengguna KRL terdampak pemadaman listrik hingga harus menunggu kereta beroperasi di Stasiun Bogor, kemarin.
TERDAMPAK: Sejumlah pengguna KRL terdampak pemadaman listrik hingga harus menunggu kereta beroperasi di Stasiun Bogor, kemarin.

METROPOLITAN - Matinya aliran listrik di Jabodetabek hingga Bandung dan Banten membuat aktivitas warga jadi mati suri. Itu lantaran lumpuhnya sejumlah fasilitas publik, mulai dari moda transportasi, komunikasi hingga jaringan internet yang ikutan terhenti. Bahkan, ada yang terpaksa dievakuasi akibat pemadaman listrik massal selama lebih dari enam jam.

Tagar #matilampu pun sempat menjadi topik pa­ling banyak diperbincangkan di seluruh dunia. Sejak pema­daman listrik secara dadakan oleh Perusahaan Listrik Ne­gara (PLN) pukul 11:48 WIB, banyak masyarakat yang di­buatnya panik, cemas dan resah. Sebab, pemadaman listrik secara massal itu telah mengganggu aktivitas warga.

Misalnya akses transportasi di Jabodetabek seperti Kereta Rel Listrik (KRL), Mass Rapid Transit atau Moda Raya Ter­padu (MRT) yang harus ter­henti akibat pemadaman ter­sebut.

Di Stasiun Bogor misalnya, ribuan calon penumpang harus telantar dan tak bisa berbuat banyak. Susana sesak dan pa­dat hampir mewarnai seluruh sudut Stasiun Bogor. Calon penumpang yang lelah menanti pun hanya bisa duduk pasrah hingga terlelap tidur di lantai stasiun. Bahkan dua rangkaian kereta yang berada dalam stasiun tak beranjak sedikit pun dari peron perlin­tasan sejak awal pemadaman.

Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun Metropoli­tan, ribuan calon penumpang yang sudah memiliki tiket kem­bali menukarkannya dengan uang tunai lantaran tak sabar menanti pemadaman listrik.

Petugas Pengawas Peron Sta­siun Kereta Api Bogor, Catur, mengatakan bahwa selama pemadaman berlangsung, pu­luhan jadwal pemberangkatan terpaksa tertunda. Itu pula yang mengakibatkan ribuan calon penumpang telantar bak mati suri di stasiun.

”Kalau untuk total pembe­rangkatan yang tertunda, kita tidak bisa informasikan. Yang jelas setiap lima hingga sepuluh menit sekali seharusnya rang­kaian kereta berangkat,” ujarnya kepada Metropolitan.

Pemadaman listrik juga ter­jadi di hampir seluruh wilayah Jawa Barat, seperti Bandung, Bekasi, Cianjur, Cimahi, Cirebon, Garut, Karawang, Purwakarta, Majalaya, Sumedang, Tasik­malaya, Depok, Gunungputri, Sukabumi dan Bogor.

Imbas listrik mati itu juga dialami ojek online. Sebab, jaringan internet sejumlah provider ikut terganggu hingga membuat pemesanan ojek online terkena imbasnya. ”Da­ri tadi nggak ada orderan. Saya di pangkalan saja. Sepertinya memang pada tidak bisa pesan ojek deh. Jadi kayak mati suri ini mah, nggak ada listrik,” ujar Tomi, seorang mitra ojek on­line.

Hal itu juga dirasakan mitra ojek online lainnya, Syahrul. Namun tak mau berpangku tangan di tengah jaringan in­ternet yang tak stabil, ia memi­lih menerima order offline.

”Tadi ada yang mau minta diantar tanpa menggunakan aplikasi. Walaupun nggak ter­lalu banyak, ya saya antar saja. Tapi memang jadi rada bingung menentukan tarif,” sebut Sy­ahrul ditemui di lokasi yang sama.

Syahrul mengaku penumpang tak banyak menawar dengan harga yang ia tentukan. Pada­hal, ia mengenakan tarif lebih tinggi dari harga aplikasi.

Vice President (VP) Corpo­rate Communications Gojek, Kristy Nelwan, mengatakan bahwa gangguan pasokan listrik di wilayah DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah dan sekitarnya menimbulkan ter­ganggunya pemesanan ojek online.

”Gangguan pasokan listrik tersebut berimbas pada ja­ringan komunikasi selular, maka terdapat kemungkinan tidak stabilnya kualitas layanan internet,” ujar Kristy melalui keterangan tertulis, Minggu (4/8). ”Hal ini dapat mengaki­batkan kendala pemesanan layanan Gojek di beberapa area,” lanjutnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X