METROPOLITAN - Proyek pembangunan Lintas Rel Terpadu (LRT) Jabodebek segmen Cibubur-Cawang memasuki tahap baru. Rencananya, transportasi cepat yang menempuh jarak 15 kilometer itu akan dioperasikan akhir Oktober 2019. Perkiraan, dengan beroperasinya LRT, penumpang hanya memerlukan jarak tempuh sekitar 15-20 menit.
Direktur Utama PT Adhi Karya (Persero) Tbk Budi Harto membenarkan hal tersebut. Kendati demikian, saat operasi awal akan menggunakan masinis terlebih dahulu. Sehingga jarak antarkereta (headway) relatif lebih lama. ”Nanti sementara yang dimaksud Ibu (menteri BUMN, red) pakai driver, jadi waktunya masih panjang. Nantinya sistem ini didesain headway-nya tiga menit,” katanya. “Dengan adanya masinis maka headway antara setengah hingga satu jam,” sambungnya.
Budi meyakini operasi akhir Oktober bisa tercapai. Sebab, segmen ini progresnya sudah 85 persen dan hanya menyisakan pekerjaan tahap akhir. ”Rel sudah, listrik sudah, tinggal kita menyelesaikan stasiun-stasiunnya saja,” ujarnya.
Sementara itu, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rini Soemarno, mengatakan berkaitan dengan tiket akan ditentukan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dan PT KAI (Persero), selaku investor dan operator. ”Nanti itu dengan Kementerian Perhubungan dan KAI,” katanya saat meninjau proyek LRT di Cibubur, Depok, kemarin.
Sebelumnya, Kepala Divisi LRT Jabodebek John Roberto mengatakan, besaran tarif untuk LRT Jabodebek ditetapkan Rp12.000. Angka itu ditetapkan setelah membandingkan kemampuan masyarakat.
Ia menjelaskan, tarif LRT Jabodebek tanpa subsidi bisa mencapai Rp30.000. Namun pemerintah memandang tarif tersebut tidak terjangkau bagi masyarakat. ”Kita hitung sekitar Rp30.000-an. Tapi pemerintah memandang masyarakat itu mampu Rp12.000. Sehingga ditetapkan Rp12.000 tarif awal. Itu munculnya Rp12.000,” jelasnya dalam acara Media Workshop Adhi Karya di Grandhika Hotel, Jakarta Selatan.
Rini melanjutkan, uji coba kereta itu akan dimulai September 2019. Nantinya ada empat rangkaian kereta yang akan beroperasi di lintasan tersebut. Satu kereta terdiri dari enam kereta alias gerbong. Kemudian satu rangkaian bisa mengangkut sekitar 1.300 penumpang. Untuk perawatannya, nanti akan dilakukan di Stasiun Cibubur sambil menunggu depo jadi.
”Kenapa Cawang-Cibubur? Karena jaraknya cukup, tidak terlalu jauh. Dan di track ini itu kita memang bikin track yang lebih tinggi di sini. Sehingga maintenance bisa tetap dikerjakan, biarpun belum ada depo yang besar,” tuturnya.
”Makanya kalau sampai mengoperasikan empat trainset, kita yakin bisa mengoperasikannya. Tapi tentunya ini semua masih harus ditingkatkan pembicaraan dengan Kementerian Perhubungan,” sambungnya.
Senada, Direktur Utama PT Adhi Karya (Persero) Tbk Budi Harto menyerahkan urusan tarif ke pemerintah. Sebab, Adhi Karya bertindak sebagai kontraktor. ”Itu nunggu kontraktor. Saya kan sebagai kontraktor saja,” tutupnya. (dtk/mam/run)