Senin, 22 Desember 2025

Megawati: Ibu Kota Baru tidak Boleh seperti DKI

- Rabu, 28 Agustus 2019 | 12:26 WIB

METROPOLITAN - Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri angkat bicara soal kepu­tusan pemerintah Presiden Joko Widodo (Jo­kowi) memindahkan ibu kota RI ke Kali­mantan Timur. Megawati berharap proses perencanaan pembangu­nannya dilakukan dengan visi jang­ka panjang. ”Pemerintah tentunya kalau sudah memutuskan sesuatu, harusnya dengan alasan yang baik. Makanya sebagai ketua umum dari sebuah partai yang sekarang menjadi pemenang, saya hanya mengusulkan dan menyarankan tolong dilihat dengan baik dan untuk waktu jangka panjang,” kata Mega­wati.

Pernyataan itu disampaikan Megawati kepada wartawan di sela kunjungannya ke The Gar­den of Morning Call di Pro­vinsi Gyeonggi-do, Korea Sela­tan, Selasa (27/8).Megawati menjelaskan, secara prinsip ia ingin ibu kota baru tidak se­perti Jakarta. Menurutnya, semua jadi campur aduk menjadi satu sehingga cenderung sem­rawut antara kota pemerintahan, kota bisnis, kota manufaktur dan lainnya.

Menurutnya, dulu setelah era kemerdekaan, bila disebut, Jakarta sebenarnya hanyalah wilayah Menteng, Jakarta Pusat. Mereka yang tinggal di situ di­kenal sebagai Anmen alias Anak Menteng.

”Dulu namanya Batavia dan kalau setelah merdeka, menurut saya, kalau dibilang ibu kota Jakarta, itu sebetulnya daerah Menteng. Menteng saja. Se­perti dulu, mereka yang tinggal di situ terkenal dengan nama Anmen. Anmen itu Anak Men­teng. Jadi tidak ada tempat lain. Tidak ada Kebayoran, tidak ada Tebet, tidak ada yang mau yang lain-lain,” kisahnya.

Karena hidup di lingkungan Istana Kepresidenan sejak kecil, Megawati mengaku melihat perkembangan Jakarta dilaku­kan tanpa sebuah tata kota yang baik. Karena itu, ia berharap ibu kota baru nantinya tidak boleh mengulangi pengalaman Jakarta itu.

”Artinya, tata ruangnya diten­tukan dengan baik, untuk jangka panjang. Jadi harus ko­mit ya. Jadi kalau sejak awal ditentukan untuk ruang ter­buka, ya untuk terbuka, nggak boleh berubah. Kalau untuk pertanian ya pertanian,” tegas Megawati. ”Nah, kita bisa men­contoh Ibu Kota Australia, Can­berra, itu ya sepi karena memang untuk daerah pemerintahan. Seperti Amerika, ada Washing­ton, DC, ya memang begitu. Kalau mau ramai-ramai, sebe­tulnya dekat saja tinggal pergi. Misalnya ke New York,” sam­bungnya. Megawati menegas­kan rencana pemindahan ibu kota negara itu harus betul-betul matang dipikirkan. Ia meminta pemerintah memikir­kan betul dari segala aspek. ”Artinya ini kan harus dijadikan sebuah pemikiran yang matang dan kita tahu kan Kaltim kaya dengan tambang, mineral. Lalu konsekuensi logisnya ba­gaimana. Ini juga akan, ini ha­rus dibuat peraturan-peraturan yang mengikat. Sehingga tidak terganggu di masa yang akan datang. Ya ibu kota is ibu kota,” tutur Megawati.

Presiden kelima RI itu berha­rap ada blueprint (kerangka kerja, red) pengembangan bu­kan hanya wilayah Kaltim yang hendak dijadikan ibu kota. Tetapi juga wilayah lainnya di Kaltim.

Hal lain, lanjut Megawati, pengadaan air diharapkan juga benar-benar diperhatikan. Se­bab, menurutnya, dulu Kali­mantan adalah wilayah sawah tadah hujan. ”Itu air dari mana?” katanya.

Ia mengingatkan semua harus dilakukan dengan tidak sem­barangan. Analisis mengenai dampak lingkungan (amdal) harus benar-benar dilaksanakan. Ia mencontohkan pelaksanaan reklamasi. Seharusnya dida­lami biota laut apa saja di dalam wilayah air yang hendak dire­klamasi, sehingga tidak terjadi kerusakan lingkungan.

”Katanya kita go green. Mau konsekuen atau tidak? Kan itu saja. Antara lain sebetulnya go green lho. Masa kita mau bangun high rise building (di Kaltim, red)? Belum lagi connect dengan masalah ring of fire kita. Jadi itu harus melihat dengan baik melalui BMKG. Saya mengerti Kalimantan itu salah satu pulau yang tua. Sehingga tidak ada gunung. Tapi kan sulitnya tanah­nya gambut. Begitulah kurang-lebih hitung-menghitungnya,” jelas Megawati. (dtk/mam/run)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X