Senin, 22 Desember 2025

Efek Domino, Demo di Berbagai Daerah

- Selasa, 24 September 2019 | 11:22 WIB

METROPOLITAN –Demonstrasi mahasiswa di depan gedung MPR/DPR Jakarta mulai ricuh. Belasan maha­siswa menjebol pagar DPR di salah satu sisi pagar. Apa­rat kepolisian memblokade mahasiswa menggunakan tameng agar massa tidak masuk melalui pagar yang jebol. Sementara mahasiswa lainnya terus menggoyang pagar. Mereka berusaha merobohkan pagar. Massa mahasiswa lainnya mendorong pagar gedung DPR dan berusaha masuk ke kompleks Parlemen Senayan. Sebagian maha­siswa tampak memanjat pagar. Mereka memaksa ber­temu pimpinan DPR RI malam ini (tadi malam, red) untuk menegosiasikan sejumlah tuntutan yang diusung massa aksi. Aparat kepolisian lantas berusaha menenangkan mas­sa. Dari atas mobil water cannon, Kapolres Jakarta Pusat Kombes Pol Harry Kurniawan meminta mahasiswa tidak terprovokasi dalam aksi tersebut. Pagar betis yang dibentuk pasukan Sabhara pun bubar. Sementara aparat kepolisian nampak berusaha melindungi Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Gatot Eddy Pramono, dengan membentuk lingkaran.­ Aksi saling dorong terjadi antara mahasiswa dengan pasukan Sabhara. Koordinator Lapangan dari kubu maha­siswa meminta massa aksi mundur dari barisan. ”Semua satu komando, tenangkan hati dulu kawan-kawan,” ujar­nya. Sementara itu, massa yang menggelar unjuk rasa di depan kantor DPRD Jawa Barat mem­bakar ban dan merusak pagar gedung. Aksi tersebut dilaku­kan setelah mahasiswa dari berbagai elemen kampus di Jawa Barat mendesak masuk ke gedung dewan namun di­halangi aparat. Saat ini polisi berusaha mem­bubarkan massa aksi, karena dianggap sudah melebihi ba­tas waktu demonstrasi. Awal­nya, aksi yang dimulai sekitar pukul 14:00 WIB itu berjalan tertib. Para mahasiswa tampak mengenakan jas almamater masing-masing. Mereka se­cara bergantian melakukan orasi dan menyoroti berbagai permasalahan, seperti pasal karet pada RKUHP, RUU Per­tanahan dan RUU Pemasyara­katan (PAS) hingga menolak revisi UU KPK. Mereka juga menuntut DPR dan pemerintah membatalkan RUU yang dianggap merugikan masyarakat. Selanjutnya, aksi teatrikal dilakukan sebagai bentuk sikap atas dukungan terhadap penyelamatan KPK. Setelah dua jam aksi berlangs­ung, mahasiswa terus berte­riak mendesak masuk ke ge­dung, namun tidak ditang­gapi. Situasi pun berubah. Para demonstran mulai mem­bakar ban di tengah Jalan Di­ponegoro. Dua perwakilan DPRD Jabar turun langsung menghadapi mahasiswa. Keduanya yaitu anggota DPRD Jabar dari frak­si PAN Hasbullah Rahmad dan Reynaldi Putra dari Partai Gol­kar. Hasbullah juga memberikan kesempatan pendemo untuk audiensi di dalam gedung. Namun karena alasan ruangan tidak cukup, dia meminta per­wakilan demonstran. ”Bebera­pa poin dalam penyampaian aspirasi ini sudah saya tangkap pesannya dan harus kita dorong ke tingkat pusat. Kalau berkenan saya menerima perwakilan di dalam, boleh? Karena kalau ruangannya tidak cukup,” kata Hasbullah. Tawaran audiensi tersebut diacuhkan sebagian demon­stran. Massa justru berteriak agar mereka masuk ke gedung DPRD. Memasuki pukul 16:30 WIB, peserta aksi mulai me­rangsek masuk menembus gerbang masuk Kantor DPRD. Bentrokan antara peserta demo dengan petugas kepo­lisian tak terelakan. Aksi dobrak pagar dilakukan massa aksi agar bisa masuk kantor DPRD. Namun aparat kepolisian yang berjaga mengamankan aksi itu mengabaikan peserta aksi. Polisi yang sudah membuat pagar betis membuat massa tak bisa memasuki halaman gedung DPRD. Sementara massa mulai mela­kukan pelemparan botol mi­neral, batu hingga sandal ke halaman gedung DPRD Jawa Barat. Dalam aksi ini, maha­siswa mengusung empat tun­tutan. Pertama, batalkan semua Rancangan Undang-Undang (RUU) yang merugikan masy­arakat di atas (RUU KPK, RUU KUHP, RUU Pertanahan dan RUU PAS). Kedua, khusus pada RUU KPK, mahasiswa Jawa Barat menuntut presiden segera mengeluarkan Perppu UU KPK untuk menggantikan UU KPK hasil revisi. Ketiga, ultimatum kepada DPR RI dan presiden untuk menghentikan pers­ekongkolan demokrasi yang menghasilkan RUU yang meru­gikan rakyat. “Keempat, apa­bila tuntutan kami diabaikan, maka kami akan bergerak secara kolektif menuju pusat untuk mencabut mandat ra­kyat dari DPR RI dan presiden,” pungkasnya. (cn/mam/py)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X