Senin, 22 Desember 2025

Ratusan Pelajar Bogor Ditahan di Jakarta

- Kamis, 26 September 2019 | 13:12 WIB

Setelah ribuan mahasiswa mengepung gedung DPR RI pada Selasa (24/9), kini giliran para pelajar SMK yang menyambangi gedung wakil rakyat itu. Bahkan ratusan pelajar tersebut cukup membuat aparat kewalahan menghadangnya. Dengan seragam putih abu, sebagian siswa itu berhasil dihadang Satgas Pelajar dan pihak kepolisian di Stasiun Bogor lantaran hendak ke ibu kota. SEKITAR pukul 12:30 WIB, 400-an pelajar dari berbagai sekolah di Bogor kumpul di Stasiun Bogor. Mereka tiba di stasiun secara bertahap. Saat hendak membeli tiket kereta untuk berangkat ke Jakarta, ratusan pelajar tersebut langs­ung dihalau dan digiring Satgas Pelajar dan pihak kepolisian ke depan stasiun untuk diberi pengarahan. Namun, ratusan pelajar itu kukuh ingin pergi ke Jakarta hingga akhirnya petugas mem­bubarkan paksa agar pulang ke rumah masing-masing. “Mereka kita berikan arahan dan masukan, tapi tetap me­nolak. Akhirnya kami bubarkan secara paksa,” ujar Ketua Satgas Pelajar Kota Bogor, Mohammad Iqbal, di Stasiun Bogor, kema­rin. Setelah membubarkan paksa pelajar, di tengah jalan, tepatnya di depan Mako Polresta, keru­munan pelajar tersebut ber­hamburan lantaran ketakutan melihat sejumlah petugas ke­polisian yang berjaga di depan Mako Polresta Bogor Kota. Pelajar yang berhamburan ke tengah jalan langsung dikejar petugas kepolisian. Aksi terse­but sempat membuat kema­cetan dan kepadatan lalu lintas. Satu per satu dari mereka diamankan dan digiring ke Mako Polresta Bogor Kota un­tuk dimintai keterangan. Peng­ejaran tersebut sempat men­jadi bahan tontonan warga dan para pengguna jalan. Satu unit mobil dinas milik Kepala Sa­tuan Lalu Lintas Polresta Bogor pun mengalami kerusakan akibat ulah oknum pelajar ter­sebut. Sebanyak 26 pelajar berhasil diamankan dari petugas. Ber­dasarkan hasil pemeriksaan petugas kepolisian, para pela­jar mengaku berniat melakukan aksi unjuk rasa ke gedung DPR RI. Mereka mengaku resah melihat keadaan bangsa ini lantaran sejumlah kebijakan pemerintah yang dinilai kon­troversial. “Kamu mau ngapain ke Ja­karta?” tanya salah seorang petugas kepolisian saat mela­kukan pemeriksaan kepada para pelajar. “Saya mau mem­bela negara seperti orang-orang,” jawab polos salah seorang pelajar saat dimintai keterang­an pihak kepolisian di Lapangan Upacara Mako Polresta Bogor Kota, kemarin. Petugas yang ingin mengeta­hui siapa dalang di balik semua ini terus melontarkan sejumlah pertanyaan kepada para pela­jar tersebut. “Apa yang mau kamu bela? Negara yang mana? Orang-orang yang mana? Yang dibela apanya? Lho... lho... ma­kanya kalau tidak tahu apa-apa diam. Tidak ngerti apa-apa,” cetus petugas. Para pelajar tersebut hanya bisa terdiam dan menunduk saat dijejali sejumlah perta­nyaan oleh petugas. Usai di­mintai keterangan, para petu­gas pun langsung memeriksa barang bawaan mereka. Tas dan handphone pelajar langs­ung digeledah dan dilihat pe­tugas untuk mengetahui infor­masi lebih lanjut. Satgas Pelajar Bogor Iqbal mengatakan, ratusan pelajar tersebut terhasut sejumlah ajakan yang sempat beredar di sejumlah media sosial. “Dari pagi kita sudah dapat infor­masi mau ada pelajar Bogor berangkat demo. Kita langsung koordinasi dengan pihak PT KAI untuk tidak memberikan tiket kereta kepada para pelajar yang hendak ke Jakarta,” terang­nya. Merasa tak terima dengan pembubaran paksa yang dila­kukan petugas, sejumlah oknum pelajar melampiaskan kekesa­lannya kepada salah satu mo­bil dinas milik Polresta Bogor Kota. Mobil dinas yang tengah parkir di pinggir jalan tak jauh dari Balai Kota Bogor itu jadi bulan-bulanan kekesalan pe­lajar. “Itu tadi mobil yang diru­sak punya Kasat Lantas Pol­resta Bogor Kota,” kata Paur Sub Bag Humas Polresta Bogor Kota Ipda Desty Irianti. Menanggapi hal tersebut, Dewan Pendidikan Kota Bogor Deddy Djumiawan Karyadi mengaku sangat menyayang­kannya. Bagaimana tidak, me­libatkan pelajar untuk mela­kukan demonstrasi ke Jakarta tentu merupakan kekeliruan yang besar lantaran kondisi emosional mereka masih labil dan gampang terhasut. “Kita kan tahu, kalau pelajar SMA sederajat itu emosinya gampang terpancing dan gam­pang digiring opininya karena masih sangat labil. Mereka ini kan masih usia sekolah, jadi jangan disamakan dengan usia mahasiswa. Apalagi dari me­reka juga banyak yang masih di bawah umur. Jadi mereka masih perlu pendampingan,” tegasnya. Deddy berharap pihak ber­wenang sesegera mungkin menemukan pelaku pembuat seruan aksi di sejumlah media sosial tersebut, yang diduga menjadi salah satu penyebab adanya kejadian tersebut. “Para pelajar ini adalah korban penipuan dan penghasutan. Kasihan dong mereka. Saya berharap aparat dapat sese­gera mungkin menemukan aktor pembuat seruan aksi di media sosial ini. Ini poin pen­tingnya,” tandasnya. Terpisah, Kepala Kantor Ca­bang Daerah (KCD) Jawa Barat Wilayah II Kota Bogor Aang Karyana membenarkan bahwa ada sejumlah pelajar Kota Bo­gor yang berhasil lolos dari pemantauan Satgas Pelajar. Pihaknya juga saat ini tengah melakukan koordinasi dengan sejumlah pihak untuk memas­tikan kondisi para pelajar Kota Bogor tetap aman saat berada di Jakarta. Berkoordinasi dengan Mu­syawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) se-Bogor dan Kesa­tuan Bangsa dan Politik (Kes­bangpol) adalah sejumlah langkah yang kini tengah di­ambil pihaknya. Ia mengaku akan bergerak cepat untuk memastikan kondisi pelajar. Sebab, kondisi Jakarta kini sangat berbahaya untuk para pelajar, mengingat mereka mi­nim pengalaman. Meski begitu, Aang mengaku belum bisa memastikan be­rapa jumlah pelajar yang ber­hasil lolos ke Jakarta. “Kita juga belum tahu pelajar kita yang berhasil pergi ke Jakarta itu ada berapa dan dari sekolah mana saja. Data sementara, jumlah pelajar yang berangkat ke Jakarta itu ada sekitar 900 pelajar, itu berasal dari Kabu­paten Bogor, Kota Bogor,” pa­parnya. Berhasil lolosnya pelajar Bo­gor ke Jakarta lantaran mereka menggunakan jalur lain dan menghindari Stasiun Bogor, titik di mana para petugas di­siagakan. “Sebanyak 241 pela­jar berhasil kita gagalkan di Stasiun Bogor. Sementara pe­lajar yang lolos, mereka berang­kat melalui Stasiun Cilebut, Bojonggede, itu yang tidak kami ketahui karena tidak ter­pantau,” akunya. Meski begitu, pihaknya sudah menginstruksikan kepada pihak sekolah agar esok (hari ini, red) melakukan pendataan melalui absensi siswa. Pihak sekolah diminta agar memastikan ada berapa jumlah peserta didiknya yang tidak masuk pada hari itu. Pihaknya juga meminta agar sekolah langsung berkoordi­nasi dengan pihak orang tua murid jika mendapati kejang­galan. “Kita juga sudah meminta kepada pihak sekolah untuk melakukan pendataan sese­gera mungkin, serta berkoor­dinasi dengan pihak keluarga pelajar jika ada murid yang tidak masuk. Kalau memang murid itu tidak masuk karena sakit, pihak sekolah akan men­ghubungi keluarga untuk me­mastikan. Tapi kalau tidak masuk karena hal lain, itu yang perlu ditelusuri,” tutupnya. (ogi/c/mam/run)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X