METROPOLITAN - Puluhan pelajar yang diamankan di Polresta Bogor Kota karena hendak ikut demo di Jakarta ditemui orang tuanya. Para orang tua memarahi anaknya yang ikut dibawa ke mapolres. Pelajar berseragam putih abu-abu itu digiring polisi menghadap ibunya. Mereka pun menangis. "Mikir, kamu disekolahin. Kamu mau jadi gelandangan?" ujar Euis Muniarti kepada anaknya berinisial R di Polres Bogor Kota, Jalan Kapten Muslihat, Bogor Tengah, Kota Bogor, kemarin. Euis juga menampar anaknya. Polisi langsung membawa pelajar kembali duduk bersama pelajar lainnya yang ikut diamankan. Euis kaget lantaran anaknya dibawa ke Polres Bogor. Ia hanya mengetahui anaknya pergi ke sekolah di Ciomas pada pukul 06:30 WIB. "Ada info dari adik saya sekitar pukul 11:00 WIB kalau anak saya di Polresta Bogor Kota. Saya nggak percaya dan langsung naik motor ke sini,” katanya. Sementara itu, seorang warganet membagikan foto-foto dari percakapan di WhatsApp, para pelajar yang kecewa karena tidak mendapat bayaran setelah demo di sekitar gedung DPR. Warganet pemilik akun Twitter @digebuk yang membagikan foto-foto tersebut menulis komentar pedas untuk para penggerak massa yang mengorbankan anak-anak yang masih di bawah umur itu. “Terbongkar penggerak massa cuma mau korbanin anak2 sekolah #penumpanggelap #LindungiAnakIndonesia“ Dalam percakapan itu, mereka meminta koordinator demo membagikan uang untuk ongkos pulang. Sebagian mereka juga mengeluh kecapekan dan mengancam akan mengontrog sang koordinator. Adanya pedemo bayaran juga terungkap di Jakarta Utara. Pemuda 22 tahun yang bekerja sebagai satpam menyamar sebagai pelajar SMA demi iming-iming bayaran Rp40 ribu. Rahmat mengaku berangkat bersama belasan teman-temannya yang juga siswa SMA. Berawal dari ajakan lewat grup WhatsApp dengan iming-iming mendapat uang, Rahmat memutuskan berangkat. Ia meminjam seragam SMA lengkap dari temannya. ”Yang minjemin baju teman. Saya minjam doang buat ke sana,” kata Rahmat yang mengaku bekerja sebagai sekuriti di KBN Cilincing itu. Ia berdalih diajak seseorang lewat grup WhatsApp dengan iming-iming bayaran Rp40 ribu. Bayaran itu, jelas Rahmat, bakal diberikan setelah sampai di gedung DPR dan mengikuti demo. “Nanti di sana dikasihnya kalau sudah selesai di DPR. Dikasih Rp40 ribu, itu kata teman saya. Kan saya diajak,” ujarnya. Rahmat mengaku motivasinya ikut berdemo adalah untuk mendapatkan bayaran tersebut. Ia rela meninggalkan pekerjaannya sebagai sekuriti di Cakung dan meminjam seragam sekolah lengkap dari temannya. “Buat tambah-tambahan doang. Nanti kalau sudah kelar demo (dikasih, red), itu yang ngomong teman saya di WA. Ngomongnya dikasih Rp40 ribu, kemarin ngomongnya saya tanya, dikasih Rp40 ribu,” ucapnya. (dtk/pos/els/run)