Senin, 22 Desember 2025

Gegara Granat Asap, Jari TNI Nyaris Putus

- Rabu, 4 Desember 2019 | 09:18 WIB
EVAKUASI: Anggota TNI korban ledakan granat asap di kawasan Monas dievakuasi teman-temannya yang sedang di lokasi.
EVAKUASI: Anggota TNI korban ledakan granat asap di kawasan Monas dievakuasi teman-temannya yang sedang di lokasi.

METROPOLITAN – Ledakan yang terjadi di area Monas cukup mengegerkan khalayak umum, terlebih ledakan yang berasal dari granat asap itu melukai dua anggota TNI sedang berolahraga hingga mengakibatkan luka bakar yang cukup serius. Kapolda Metro Jaya, Inspektur Jenderal Gatot Eddy Pramono menyebut ledakan terjadi sisi utara tugu Monas. Sebelum ledakan terjadi, dijelaskan Eddy, sejumlah personel TNI tengah berolahraga di dalam komplek Monas. Personel TNI yang bermarkas di Medan Merdeka Timur itu, kata Gatot, memang rutin melakukan olahraga pagi di kawasan Monas tiap Selasa. "Di Monas memang banyak TNI yang olahraga," tutur Gatot dalam konferensi pers di Monas, Selasa (3/11) kemarin. Kemudian, lanjut Gatot, terjadi ledakan dari granat asap yang belum diketahui asalnya. Ledakan dari granat tersebut melukai korban yakni Sersan Kepala (Serka) Fajar dan Prajurit Kepala (Praka) Gunawan. Polisi  langsung melakukan pengamanan dipimpin Kapolres Jakarta Pusat, dan Komandan Kodim menuju lokasi ledakan. Tim Gegana dan penjinak bom juga turun ke lokasi. Tim Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (Inafis) dan Laboratorium Forensik juga diturunkan. "Tim langsung olah TKP, juga tim inafis," jelas Gatot. Serka Fajar mengalami luka cukup parah di tangan sebelah kiri. Namun ia dikatakan masih dalam keadaan sadar. Sedangkan Gunawan mengalami luka ringan di bagian paha. Saat kejadin Gunawan juga masih bisa meminta bantuan rekan-rekannya yang lain untuk membantu Fajar. Setelah ledakan terjadi, kedua korban langsung dibawa ke RSPAD Gatot Subroto, Jakarta Pusat. Keduanya masih menjalani perawatan sehingga pihak kepolisian belum meminta keterangan. Gatot menekankan bahwa insiden ini tek terkait teror sehingga wilayah Monas akan dibuka untuk umum kembali. Sebelumnya wilayah Monas sempat ditutup pasca kejadian. Juga tidak akan dilakukan pengetatan pengamanan oleh aparat kepolisian maupun TNI di TKP. Menurutnya, granat asap bisa dimiliki pasukan pengendalian massa (Dalmas) Polri. "Granat asap itu kan bisa dimiliki oleh anggota-anggota kita seperti pasukan Dalmas dan lain sebagainya. Mungkin bisa tertinggal atau sebagainya. Kami belum tahu ini asalnya dari mana, kami akan dalami nanti," kata Gatot kepada wartawan di Monas, Jakarta Pusat, Selasa (3/12). Pasukan Dalmas Polri biasanya bertugas ketika ada demonstrasi. Gatot mengatakan pihaknya akan menggali informasi terkait ledakan di Monas dari beberapa saksi. Saksi yang sangat signifikan yaitu mereka yang berada di lokasi kejadian sehingga mendengar dan mengetahui secara langsung. "Saksi korban masih tahap pengobatan, kalau sudah agak lebih baik kondisinya akan minta keterangan pada saksi korban," kata Gatot. Dia menyatakan ledakan di Monas terjadi karena granat asap. Ledakan itu menimbulkan dua korban luka. Mereka adalah anggota TNI yang sedang berolahraga di kawasan Monas, tepatnya tak jauh dari Jalan Medan Merdeka Utara. "Ini granat asap yang meledak. Barangnya dari mana, sedang kami dalami, anggota kita sedang melakukan pengobatan, sedang mengumpulkan informasi barangnya dari mana," kata Gatot. Sementara Pangdam Jaya Mayjen Eko Margiyono mengatakan setiap Selasa anggotanya biasa melakukan aktivitas olahraga di Monas. Salah satu korban yaitu Serka Fajar Arisworo. Saat ini sedang dirawat di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta Pusat. Saat terkena ledakan, korban masih sempat berusaha duduk setelah terkapar di lokasi. "Kemungkinan tangan kirinya agak parah karena pada saat memegang granat asap menggunakan tangan kiri. Kondisi sekarang sadar," kata Eko dalam kesempatan yang sama. Korban lainnya, yaitu Praka Gunawan Yusuf, lukanya lebih ringan. Dia terluka di bagian paha. Gunawan sempat meminta tolong kepada rekan-rekannya yang lain. Polisi menyatakan akan segera membuka garis polisi yang dipasang di sekitar lokasi kejadian. Polisi langsung melakukan olah tempat kejadian perkara begitu peristiwa itu terjadi. Sementara itu, salah satu saksi, Iwan Ridwan, mengaku mendengar ledakan tersebut hingga dalam gedung Mahkamah Agung (MA). "Sampai (terdengar). Sampai sini ruangan bawah depan. Kalau bagian belakang nggak," kata Iwan Ridwan (43). Iwan mengatakan ledakan tersebut cukup kencang. Dia menyebut ledakan tersebut mirip bunyi ban pecah. "Kalau dengar sih samar ya cuma kayak suara ban meledak aja gitu, ban pecah. Kan di dalam ruangan kita nya," ucapnya. Dia mengatakan beberapa orang yang berada di dalam gedung MA sempat mengira ledakan tersebut adalah ledakan bom. Namun, Iwan saat itu masih menunggu kepastian ledakan tersebut dari berita media massa. Iwan kemudian mengaku penasaran dengan lokasi ledakan tersebut. Dia akhirnya mendatangi lokasi ledakan di Monas. "Saya juga ingin ngelihat ke sini. Ingin tahu lokasi sebelah mana," tuturnya.(dtk/mam/run)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X