METROPOLITAN – Merebaknya wabah virus Corona dari Negeri Tirai Bambu, rupanya membuat Dinas Kesehatan Kota Bogor harus mengambil tidakan tegas. Terlebih menjelang perhelatan Cap Go Meh yang akan dihelat Vihara Dhanagun yang kerap mengundang turis dari manca negara ikut hadir, khususnya turis dari negara tetangga seperti Taiwan, Tiongkok, Vietnam, dan beberapa yang lainnya. Tingginya angka kunjungan wisatawan ke Kota Bogor pada saat gelaran Cap Go Meh menurut Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor Rubaeah rupanya menjadi ancaman tersendiri. Untuk menangkal masuknya Virus Corona, Rubaeah mengaku akan menggelar diskusi dan memberikan peringatan dini kepada jajaran panitia. “Kemungkinan nanti kami akan membuat screening (pengecekan) dilokasi. Jadi sebelum para wisatawan masuk kedalam area CGM, akan melalui berbagai prosedur keamanan demi menjamin kesterilan acara,” jelasnya. Virus yang sampai saat ini belum ditemukan obatnya, menurut mantan plt. RSUD Kota Bogor inigelajanya memang hampir sama dengan virus flu biasa. Tetapi, berdasarkan informasi yang ia terima, virus Corona akan merambat ke tubuh manusia secara perlahan. Jadi ia mengingatkan kepada masyarakat agar tidak panik. Walaupun virus ini berbahaya, penyebaran wabahnya tidak semasif virus SARS ataupun Flu Burung. “Tetep ujungnya itu kembali lagi kepada perilaku hidup yang sehat, mencuci tangan sebelum makan, asupan gizi yang berkualitas, merebus makanan sampai matang. Itu yang harus kita terapkan,” katanya. Terkait dengan alat kesehatan persiapan fasilitas kesehatan, pihaknya mengakui belum ada satupun rumah sakit di Kota Bogor yang memiliki ruang isolasi. "Seperti RSUD Kota Bogor, hingga saat ini belum menyediakan fasilitas ruang isolasi khusus pasien pengidap virus berbahaya semacam Corona, flu burung, SARS. Kalaupun ada kasus, biasanya kita rujuk ke RSPI Sulianti Saroso, Jakarta," tegasnya. Dari puluhan ruang di gedung lama maupun baru RSUD Kota Bogor, bukan ruang isolasi untuk pasien pengidap inspeksi virus berbahaya semacam Corona. "Kalaupun ada ruang isolasi, itu bukan untuk pasien semacam virus Corona. Itu hanya untuk TBC, tetanus, dan penyakit menular biasa lainnya," jelasnya. Sementara itu, saat dikonfirmasi, Dirut RSUD Kota Bogor, Ilham Chaidir mengklaim kalau di gedung baru milik RSUD terdapat sebuah ruang isolasi modern yang bisa dijadikan sebagai fasilitas kesehatan untuk menginkubasi pasien terjangkit virus-virus berbahaya. “Dari empat lantai yang ada di gedung Blok III, kami memiliki ruang isolasi khusus. Kami juga sudah siap untuk menampung pasien-pasien yang terjangkit virus berbahaya, Corona salah satunya,” ucapnya. Terpisah, Ketua gelaran BSF CGM Kota Bogor 2020, Arifin Himawan, menyambut baik langkah yang akan diambil oleh Dinkes Kota Bogor. Ia menilai langkah yang ingin diambil oleh Dinkes Kota Bogor merupakan bentuk pencegahan untuk kepentingan masyarakat banyak. Untuk kunjungan dari luar negeri memang setiap tahun selalu ada ke acara CGM. Pria yang akrab disapa Ahim ini mengatakan kalau tahun lalu saja, ada perwakilan dari India dan Taiwan. Mereka menginap di salah satu hotel di Jalan Suryakencana. “Untuk teknisnya kan nanti dinkes yang tahu, apakah mereka akan melakukan screening kepada mereka yang ada di hotel ataukah yang ada di lokasi,” katanya. Selain itu, menurut Ahim ada baiknya Dinkes melakukan screening sedari sekarang. Tingginya angka kunjungan wisatawan luar negeri ke lokasi seperti Kebun Raya Bogor, bisa menjadi awal mula program penyelamatan bagi warga Kota Bogor. “Bisa saja turis-turis lain yang masuk ke Kota Bogor bisa di screening, kalau memang niatnya mau menscreening. Kan bisa saja dimulai dari awal, dengan melakukan sosialisasi. Jadi saat pagelaran CGM nanti masayarkat tidak kaget. Jangan sampai nanti ada masyarakat yang kaget kalau di Bogor ada yang terjangkit. Setidaknya harus mulai menosialisasikan,” tandasnya.(dil/c/mam)