METROPOLITAN - Di balik rencana pembangunan Alun-alun Kota Bogor menyisakan cerita mistis. Pembangunan yang dikerjakan Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor itu sempat terkendala akibat empat pohon beringin yang ada di area kompleks Taman Topi. Pohon-pohon itu dipercaya warga sekitar sebagai pohon keramat, sebab dihuni sosok makhluk tak kasat mata. Kondisi area Taman Topi sendiri saat ini sudah steril dari Pedagang Kaki Lima (PKL). Rencananya, pada Maret mendatang, kompleks tersebut bakal diratakan untuk kemudian disulap menjadi Alun-alun Kota Bogor. Sementara itu, Pemkot Bogor masih galau terkait keempat pohon beringin tersebut, akan ditebang atau hanya dirapikan. Menurut warga sekitar, empat pohon beringin itu sudah ada jauh sebelum Taman Topi muncul pada 1986. Pohon itu dipercaya dihuni makhluk astral yang berpenampilan layaknya pengantin wanita bak Noni Belanda. Salah seorang pedagang di sekitar Plaza Taman Topi, Asep, mengaku pernah melihat sosok wanita Belanda dengan gaun putih tersebut. Waktu itu, saat hujan, ia tak sengaja melihat sosok tersebut tepat dalam Plaza Taman Topi. “Nampakin diri saja gitu di dalam, pas gerimis malam jam sebelas. Setengah 12 deh,” akunya. Hal senada juga dikatakan Rohman, salah seorang pedagang gorengan yang kerap berjualan hingga larut malam di lokasi tersebut. Ia mengaku sesekali pernah mendengar tangisan hingga pekikan tawa wanita dari arah pohon beringin yang berada tepat di pintu masuk Taman Topi. “Nangis dan ketawa gitu. Tapi anehnya cuma saya yang dengar. Padahal posisi saya sedang bertiga waktu kejadian itu. Teman saya juga cerita pernah lihat sosok wanita. Tapi bukan kayak orang kita, kayak luar negeri gitu. Pakai topi dan gaun putih, kayak noni,” ucapnya. Menanggapi hal itu, Kabid Pertamanan, Penerangan Jalan Umum dan Dekorasi Kota Disperumkim Kota Bogor Feby Dermawan membenarkan kendala dan kejadian mistis tersebut. Menurutnya, empat pohon beringin besar di kompleks Taman Topi itu diyakini sebagai pohon keramat. Berdasarkan laporan yang ia terima, sosok Noni Belanda kerap terlihat di empat pohon beringin tua tersebut. "Ada empat pohon beringin keramat. Dekat pintu masuk satu, mundur ke belakang ada lagi satu, dekat Bank BJB, dan satu lagi di belakang panggung. Katanya sih penunggunya sosok Noni Belanda zaman dulu gitu," katanya. Ia mengaku tak ingin mengambil risiko dengan menebang keempat pohon keramat itu. Rencananya, pada pembongkaran nanti, keempat pohon keramat itu hanya akan dirapikan. Pihaknya juga mengaku akan melakukan sejumlah ritual pemberian sajen, sebagai bentuk penghormatan kepada penghuni pohon. "Tidak kita tebang, hanya kita rapikan saja. Tapi tetap mesti kita berikan sajen dulu. Karena percaya tidak percaya ya, yang seperti itu pasti ada, dan kita mesti menghormati budaya terdahulu kita. Ini kan bagian dari budaya juga, asal tidak untuk diimani saja," ucapnya. Menurut Feby, hal seperti itu bukan kali ini terjadi. Pihaknya juga kerap menemukan hal serupa setiap kali melakukan penebangan. "Kalau pohon lama itu pasti selalu ada penunggunya. Pasti ada ritual khusus yang kita lakukan sebelum penebangan atau pemangkasan. Sebelum bertugas, tim kita juga pasti harus diisi (amalan, red). Jadi mereka (petugas, red) kita isi dengan amalan gitu dulu sebelum menebang pohon," tandasnya. Seperti diberitakan sebelumnya, Pemerintah Kota Bogor, melalui Disperumkim, dalam waktu dekat ini bakal segera melakukan proses pengerjaan pembangunan proyek alun-alun Kota Hujan. Pengerjaan rencananya bakal dimulai pada pekan depan, dengan pemasangan pager menggunakan spandek, di seputaran plaza Taman Topi Kota Bogor. Saat ini, Disperumkim bersama Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kota Bogor, tengah melakukan penilaian aset, yang nantinya bakal dibongkar. "Sedang kita hitung bersama tim appraisal dan BPKAD. Kita hitung nilai asetnya terlebih dahulu, baru kita bongkar," tutupnya. (ogi/c/rez)