Senin, 22 Desember 2025

Wabup: Tanggung Jawab Manajemen

- Jumat, 28 Februari 2020 | 08:33 WIB

METROPOLITAN - Klub sepak bola kebanggaan masyarakat Kabupaten Bogor, Persikabo 1973, tengah jadi sorotan. Bagaimana tidak, manajemen klub yang bermarkas di Stadion Pakansari itu memilih website game online SBOTOP, yang menyediakan beragam permainan judi di dalamnya, sebagai sponsor utama dan mejeng di kaus tim berjuluk Laskar Pajajaran itu untuk Liga 1 musim 2020. Cibiran pun dialamatkan kepada Persikabo 1973, mulai dari pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bogor hingga Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Bogor, yang menilai perjalanan tim yang identik dengan warna hijau itu bakal tidak berkah. Sebab dipilihnya game judi online sebagai sponsor utama, bertolak belakang dengan moto Kabupaten Bogor sebagai Bumi Tegar Beriman. Menanggapi hal itu, Wakil Bupati (Wabup) Bogor Iwan Setiawan mengatakan, sponsorship dan pendanaan klub sepak bola dewasa ini menuju arah profesional murni dan industri olahraga. Sehingga manajemen klub punya hak dan berwenang dalam mengatur serta memilih sponsor untuk membantu jalannya operasional klub. Selain itu, ada aturan yang dibuat operator, dalam hal ini Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) yang harus diikuti manajemen klub. “Itu bukan kewenangan kita. Dewasa ini kan olahraga perlu dukungan dana dan sponsor, yang menjadi tanggung jawab manajemen. Lalu ada pengatur, dalam hal ini PSSI. Kalau mereka membolehkan, ya bisa saja pakai. Kalau nggak boleh, berarti revisi aturan itu dari PSSI juga,” katanya kepada Metropolitan, kemarin. Meskipun berperan sebagai inohong yang peduli terhadap keberlangsungan Persikabo 1973, namun ia dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor mengaku tidak bisa berbuat banyak lantaran kewenangan itu bukan pada pemkab, tetapi pada manajemen dan aturan yang diberlakukan operator. “Tentu kita juga ingin klub kebanggaan kita ini besar dan kuat, jadi kebanggaan di Liga. Tapi ya balik lagi, persoalan ini kami tidak punya kewenangan. Pure dari manajemen dan aturan operator,” ujar Iwan. Disinggung soal pemilihan game judi online yang bisa jadi preseden buruk bagi warga Kabupaten Bogor, Iwan juga tidak bisa menampik hal itu. Namun, tetap saja aturan ada di PSSI, yang membenarkan boleh atau tidak. Mengingat sepak bola kini sudah jadi profesional dan industri, di mana jika ada potensi penggalangan dana tentu kewenangan ada di manajemen. “Tidak serta-merta kami legalkan atau tidak. Kan ini kewenangannya di manajemen. Jadi bukannya kami setuju atau tidak. Dorongan untuk ganti (sponsor, red) pun kan nggak kuat, kalau manajemen sudah memutuskan. Yang jelas kalau memang nantinya PSSI melarang, tentu revisi sponsor kewenangannya ada di manajemen,” papar politisi Gerindra itu. Sebelumnya, selaku operator kompetisi PT Liga Indonesia Baru akhirnya melarang hal tersebut. Dalam surat bernomor 103/LIB/II/2020 yang dikeluarkan pada Selasa (25/2), PT LIB menegaskan bahwa klub-klub yang bertanding di Shopee Liga 1 dan Liga 2 tak diperkenankan memasang sponsor merek rokok, minuman keras dan situs taruhan. "Sesuai peraturan pemerintah yang berlaku, LIB tidak mengizinkan klub yang berpartisipasi pada kompetisi resmi yang dikelola LIB untuk menjalin kerja sama komersial dengan produk yang berkaitan langsung dengan brand rokok, minuman beralkohol dan situs perjudian," tulis LIB dalam surat tersebut. PT LIB juga menuliskan sejumlah peraturan yang menjadi dasar keputusan tersebut. Peraturan-peraturan itu yakni Pasal 27 Ayat 2 UU 11 Tahun 2008 tentang ITE, PP 109 Tahun 2012, PEPRES 74 Tahun 2013, dan PERMENDAG 20 Tahun 2014. Selain itu, hasil rapat Polri-PSSI pada 20 Februari 2020 dan hasil rapat Satgas Antimafia Bola dan PSSI pada 25 Februari 2020 juga menjadi dasar pertimbangan. PT LIB juga mengingatkan agar klub-klub tunduk pada keputusan tersebut. Jika dilanggar, maka klub bertangung jawab terhadap segala konsekuensi hukuman yang muncul. "Adapun klub yang tetap melakukan ikatan kerja sama dengan pihak yang telah dilarang pada peraturan sebagaimana tersebut, hal itu merupakan tanggung jawab klub sepenuhnya," tutup surat tersebut, yang ditandatangani Dirut PT LIB Cucu Soemantri. Hal itu sekaligus menjelaskan keraguan publik mengenai boleh tidaknya Persikabo memasang logo bandar judi SBOTOP di jersey mereka. Terpisah, Direktur Pengembangan Bisnis Persikabo Rhendie Arindra tak bisa berkomentar banyak, saat dihubungi Metropolitan kaitan ini. Bahkan saat dimintai keterangan, pihaknya mengaku saat ini tengah membahas masalah ini di internal. “Kita masih bahas masalah ini di internal. Jadi ditahan dulu yah,” singkatnya. (ryn/b/mam)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X