METROPOLITAN - Saat era milenial ini, kreativitas kaula muda memang dipacu dengan suguhan teknologi yang berkembang pesat untuk terus berkarya. Hal ini, seperti yang dilakukan Jienita Klistina (19), wanita kelahiran Pangandaran 20 Juli 2000 ini, disela kesibukkannya sebagai mahasiswi Fikom Unpad Pangandaran, ternyata aktif sebagai penulis novel. Sejak menginjak bangku SMK kelas X di tahun 2017-an, dia sudah melahirkan karya 7 novel. Hobi menulis yang ditekuninya telah memberi jalan bagi dia untuk berbagi dengan sesama. Mahasiswi semester IV Fikom Program Studi di Luar Kampus Utama (PSDKU) Universitas Padjadjaran (UNPAD) Pangandaran ini telah menelurkan 7 judul novel. Seluruh royalti yang diterima dari penerbit, dia sumbangkan untuk fasilitas keagamaan di lingkungannya. "Saya menulis sejak masih SMP, saya merasakan kebahagiaan jika menulis. Suka aja, menuangkan isi kepala ke dalam tulisan," kata Jienita. Proses kreatif dia jalani dengan berbagai cara. Inspirasi menulis dia dapat dari pengalaman pribadi, curhatan teman dan lainnya. "Proses kreatif mengalir saja. Tidak harus ribet, yang penting terus menulis, ide atau inspirasi terkadang datang tiba-tiba," sambungnya. Bakat menulis Jienita sudah terlihat sejak kecil. Ketika teman-temannya masih menulis pengalaman berlibur di rumah nenek, Jienita sudah menuangkan cerita-cerita yang berlaku dalam tulisannya. "Membuat novel bagi saya hanya sekedar hobi, daripada tulisan saya terbuang ke tempat sampah lebih baik dikasih ke penerbit untuk dibuat novel," paparnya. Saat masih di bangku SMK, dia mencoba menawarkan novelnya kepada sebuah penerbit. Gayung bersambut, penerbit menyukai karyanya. "Ya walaupun penerbit indie, tapi karya saya sudah bisa menyebar dan dibaca orang. Itu satu hal yang membanggakan," katanya. Setelah itu produktifitasnya meningkat, hingga tercipta 7 judul novel. Judul novelnya Berhenti Berharap, Aku Cinta Dia, Hijrahku, Love Quotes, Masih Menunggu, Bintang Jatuh, Cinta Dalam Diam dan Then Came You. "Kalau yang Then Came You, masih dalam tahap revisi. Judul novel ini yang paling saya suka. Gue bangetlah," kata anak tunggal pasangan suami istri Suryaji dan Eni Jie ini. Jienita berharap karya-karyanya bisa dinikmati masyarakat sebagai bagian upaya menggenjot minat baca yang belakangan semakin menurun. "Kalau impian dan harapan banyak ya, tapi yang pasti saya akan terus berkarya saja. Karena menulis itu menyenangkan," ungkap Jienita. Nita sapaan akrab Jienita mengaku awal menjadi penulis novel karena memanfaatkan waktu luangnya seusai sekolah. Jadi, setiap usai sekolah ataupun ketika saat ini tak ada jadwal kampus, dia selalu menuangkan apa yang ada di isi otaknya dan dituangkan dalam karya novel. “Jadi awalnya cerita di novel-novel yang aku tulis, terinspirasi dari curhatan teman dekat. Kebetulan aku memang orangnya senang menulis dan berimajinasi jadi ya dituangkan semua di novel,” katanya. Ia juga mengaku tetap berusaha meluangkan waktu senggangnya, selain menulis novel juga bermain game online PUBG. “Sekarang menulis sih kalau lagi tak ada tugas. Memang waktu SMK lebih banyak waktu untuk menulis. Biasanya sepulang sekolah atau kuliah ya datang ke rumah, makan, dan langsung depan laptop ngetik novel,” tambahnya. Biasanya ketika menulis novel dirinya perlu memakan waktu hingga 3 bulan. Meski demikian, dia pernah menuntaskan novel berisi ratusan lembar itu dalam waktu 1 bulan. “Karena ini hobi aku. Ya daripada rajin menulis terus dibuang, coba-coba deh kirim ke penerbit. Alhamdulillah langsung diterima tulisan saya. Dan semoga kedepan, saya juga bisa membuat film tentang Pangandaran,” pungkasnya. (dtk/rt/mam)