Senin, 22 Desember 2025

Pulang dari Bogor, 1 Warga Solo Tewas, 2 Positif Corona

- Sabtu, 14 Maret 2020 | 07:54 WIB
ILUSTRASI: Paramedis saat melakukan tindakan terhadap pasien dalam pengawasan corona. Wabah virus corona mulai mengancam Bogor lantaran pasien positif corona di Solo pernah singgah di Bogor.
ILUSTRASI: Paramedis saat melakukan tindakan terhadap pasien dalam pengawasan corona. Wabah virus corona mulai mengancam Bogor lantaran pasien positif corona di Solo pernah singgah di Bogor.

METROPOLITAN - Terungkapkan dua pasien positif Corona Covid-19 di Solo, rupanya berbuntut panjang, terutama untuk Bogor. Bagaimana tidak, dua pasien yang salah satu diantaranya meregang nyawa setelah memeriksakan diri di RSUD Moewardi Solo itu, baru saja mengikuti seminar di Bogor. Mungkinkah dua pasien Corona itu terinfeksi gara-gara berada di Kota Hujan? Dalam keterangannya, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Prabowo mengatakan, dua pasien positif Corona COVID-19 di Solo punya riwayat perjalanan ke Bogor. Mereka ke Bogor untuk mengikuti seminar. Setelah dari sana, mereka periksa ke RSUD Moewardi Solo. "Ada seminar di Bogor. Kemudian dia dengan teman-temannya bareng-bareng diperiksa di RS. Antara lain di Moewardi, itu temannya dan positif. Dua masuk, satu meninggal. Satu lagi temannya. Dua masih dirawat,” katanya. Ganjar juga mengungkapkan, sudah meminta penelusuran terkait seminar yang dihadiri pasien positif Corona di Bogor. Pihaknya juga menjalin komunikasi dengan Pemprov Jawa Timur, karena keluarga pasien positif Corona ada di Magetan. Satu dari dua pasien positif Corona di Solo dinyatakan meninggal pada Kamis (12/3). Saat ini, kata Ganjar, tim dari Dinas Kesehatan Solo menelusuri riwayat pasien positif Corona yang meninggal. "Urut-urutannya, men-tracking keluarganya dulu. Setelah itu tokonya. Kemudian tenaga kesehatannya sudah diliburkan dulu biar tenang, diperiksa," kata Ganjar. Bogor pun kini waswas, jangan-jangan virus Corona sudah menyebar di Bogor? Menanggapi hal itu, Kepala Seksi (Kasi) Surveilance dan Imunisasi pada Dinas Kesetan (Dinkes) Kabupaten Bogor Adang Mulyana mengatakan, hingga saat ini Dinkes Kabupaten Bogor masih berkoordinasi dengan berbagai pihak, terkait adanya kabar suspect Corona di Solo, yang berkaitan dengan aktifitasnya di Bogor, sebelum akhirnya diperiksa di RSUD Moewardi Solo dan dinyatakan positif terkena virus Covid-19. Namun, hingga kini memang belum ada komunikasi dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah terkait rencana men-tracking kegiatan pasien, termasuk saat mengikuti seminar di Bogor. Demi mengetahui kemungkinan penyebaran di wilayah yang didatangi pasien positif. “Belum ada komunikasi dengan Pemprov Jateng, kita juga baru tahu soal itu. Yang jelas, kami masih terus koordinasi dengan berbagai pihak, untuk mencari kepastian dari berbagai kemungkinan yang ada karena kasus ini. Jadi belum ada tindak lanjut dan masih koordinasi saja,” ungkapnya saat dikonfirmasi Metropolitan, kemarin (13/3) malam. Senada, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor dr Sri Nowo Retno menuturkan, pihaknya sedang menelusuri terkat kabar tersebut. Hingga saat ini, ia mengakui belum mengetahui dimana lokas seminar dari dua pasien positif Corona, sebelum dinyatakan positif di Solo. Sebab bisa di wilayah Kota Bogor atau di Kabupaten Bogor. Sejauh ini, sambung dia, belum ada komunikasi antara Dinkes Kota Bogor dengan Dinkes Solo atau pun Pemprov Jateng. “Masih menelusuri itu, sejauh ini Dinkes Solo tidak ada yang menghubungi kami, karena kan bisa di kota atau kabupaten ya. Kita waspada saja,” jelas mantan Wakil Direktur RSUD Kota Bogor itu. Sementara itu, Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim mengakui sudah mendengar kabar dari Solo tersebut. Ia juga tengah mencari tahu lokasi seminar yang disebut, untuk setidaknya mengetahui rekam jejak dari pasien positif dan dampaknya terhadap Kota Hujan. Yang jelas, kata Dedie, pihaknya bakal membantu dan berkoordinasi dengan Pemprov Jateng terkait penyebaran virus Corona itu. Apalagi ada rekam jejak sebelum diketahui terpapar, pasien positif Corona berkegiatan seminar di Bogor. “Yang seminar itu, masih diteliti. Kan bisa jadi juga Bogor-nya di kabupaten,” terangnya. Ia menjelaskan, sejak 10 Maret lalu, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor sudah menetapkan Siaga 1 Demam Berdarah Dengue (DBD) dan Siaga 1 Corona. Sejak itu, seluruh wilayah melaksanakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan metode 3M yakni Menguras, Menutup dan Mengubur, sekaligus sosialisasi pencegahan DBD, Cikungunya dan Covid-19. Selain itu, mantan petinggi KPK itu juga menegaskan, ada perubahan terhadap intensitas pekerjaan di berbagai SKPD di Kota Bogor. “Untuk SKPD dihimbau untuk mengurangi kegiatan yang melibatkan konsentrasi massa yang tinggi dan melindungi diri dari potensi penularan. Serta merubah kebiasaanbersalaman menjadi Salam Sunda Munjungan. Yang jelas untuk seminar itu kita masih cari juga, dan bantu Jateng supaya lebih clear,” pungkasnya. (ryn/c/mam)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X