Virus corona atau Covid-19 kian menakutkan. Sedikitnya ada 284 orang di Kota dan Kabupaten Bogor yang kini menyandang status Orang Dalam Pemantauan (ODP), dengan sebelas orang positif dan dua orang meninggal dunia. Rupanya hal itu menjadi perhatian serius Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar). Bahkan dalam beberapa hari ke depan akan dilakukan tes secara massal untuk warga Bogor. TEKNIS pemeriksaan yang dilakukan bakal menggunakan sistem drive thru atau layanan tanpa turun dari kendaraan. Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengatakan, cara ini bertujuan mencegah kontak fisik antarwarga yang mengikuti pemeriksaan. Lokasi pengujian Covid-19 dilakukan di tiga stadion. Pertama Stadion Patriot untuk warga Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi dan Karawang. Kemudian Stadion Pakansari untuk warga Depok dan Bogor, sementara Stadion Jalak Harupat bakal pengujian warga selain Bogor, Depok dan Bekasi. ”Ya bayangkan kalau tesnya di ruangan, orang akan parkir dan banyak lagi. Jadi paling efisien drive thru,” kata Ridwan, Minggu (22/3). Pria yang akrab disapa Kang Emil itu menjelaskan mekanisme pengetesan warga terlebih dahulu harus mendaftar melalui internet. Namun, menurutnya, tidak semua orang bisa mengikuti pemeriksaan tersebut. Ada syarat dan ketentuan yang berlaku. Jika sudah terkonfirmasi, kemudian warga datang menggunakan kendaraan. Jika tidak punya kendaraan, bisa minta diakomodasi pejabat RT dan RW setempat. Ridwan menyebut pengetesan drive thru ini mengikuti arah jarum jam dengan mengelilingi luar stadion. ”Warga yang diperiksa ini pada (jarum, red) jam tiga, kemudian bergerak dan dapat hasilnya pada (jarum) jam sembilan. Di sana ketahuan negatif atau positif. Kalau negatif, pulang. Positif, akan diminta masuk ke stadion,”jelas Ridwan Kamil. Bagi yang positif akan segera ditindaklanjuti, salah satunya dengan pengetesan dahak dan wawancara. Ridwan menambahkan, pengetesan massal ini tidak bisa disamakan dengan sensus. Kriteria yang boleh ikut tes, pertama ODP, Pasien Dalam Pengawasan (PDP), Suspect dan positif terinfeksi Covid-19. ”Jadi ODP dengan 50 orang teman dekatnya, kemudian PDP dan 50 orang lagi, begitu seterusnya. Tenaga medis dan pihak-pihak yang menangani kasus ini juga masuk kriteria yang harus ikut pengetesan,”ujar Ridwan. Ridwan melanjutkan, alat-alat kegiatan tersebut dijanjikan tiba pada Senin (23/3), sedangkan pengetesannya berlangsung paling lambat pada Rabu (25/3) pekan depan. Untuk tahap awal ini, pengetesan akan berlaku untuk 2.000 orang. Namun, Bupati Bogor Ade Yasin mengaku keberatan dengan ide tersebut. Sebab jika melakukan tes di satu lokasi, misalnya Stadion Pakansari yang berada di Cibinong, justru akan memicu penyebaran Covid-19 lantaran mengumpulkan orang dalam satu lokasi. Apalagi, sambungnya, yang direncanakan datang ke Cibinong yakni warga di tiga wilayah, yaitu warga Kabupaten Bogor, Kota Bogor dan Kota Depok. Baginya, lebih aman jika melakukan Rapid Test massal di berbagai rumah sakit dan didahulukan warga yang sudah ditetapkan statusnya sebagai ODP atau PDP. ”Kalau tes massal di (Stadion, red) Pakansari, apalagi yang hadir datang dari wilayah endemik virus, ya berbahaya. Kalaupun ada alat-alat buat tes, lebih baik dikonsentrasikan di berbagai rumah sakit dan didahulukan yang sudah ODP atau PDP. Itu rapid test namanya,” katanya kepada Metropolitan, Minggu (22/3). Politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu pun meminta tes corona massal tersebut dilakukan di rumah sakit ketimbang mengumpulkan orang di Stadion Pakansari. ”Ya begitu. Kemungkinan alatnya juga sedikit, nggak bisa massal. Lebih baik prioritaskan orang yang statusnya sudah ODP dan PDP,”tegasnya. Ia pun menyarankan agar Rapid Test corona dilakukan di rumah sakit atau puskesmas. Bila memungkinkan dan lebih diutamakan warga dengan status ODP dan PDP, dan tidak dilakukan secara acak. Sebab, mereka dengan status ODP dan PDP saja belum dites lantaran minimnya alat pemeriksaan. ”Saran saya lebih baik difokuskan di rumah sakit atau puskesmas, bila memungkinkan. Lalu lebih diutamakan yang ODP dan PDP, tidak dilakukan secara acak. Karena yang ODP dan PDP pun sampai hari ini belum dites karena minimnya alat. Barangnya pun belum kelihatan,” pungkasnya. (ryn/c/mam/ run)