Senin, 22 Desember 2025

Penumpang KRL Sisa 200 Ribu Orang

- Senin, 30 Maret 2020 | 10:55 WIB

METROPOLITAN - PT Ke­reta Commuter Indonesia (KCI) mengumumkan adanya penurunan jumlah penumpang Kereta Rel Listrik (KRL) Com­muter Line Jabodetabek. Hal tersebut disebabkan semakin mewabahnya virus corona (Covid-19) yang membuat sejumlah perusahaan mene­rapkan kebijakan Work From Home (WFH). VP Corporate Communica­tions PT KCI Anne Purba mengungkapkan, penumpang KRL secara jumlah kini sudah anjlok lebih dari 70 persen dibanding hari normal. ”Sudah lebih 70 persen. Biasanya le­bih 1 juta (penumpang, red), sekarang nggak sampai 300 ribu per hari,” jelas Anne, Minggu (29/3). Sebagai perbandingan, jum­lah penumpang KRL pada 12 Maret 2020 masih mencapai 927.600 orang. Namun pada 26 Maret 2020 hanya tersisa 265.718 orang atau turun se­kitar 71,4 persen. Kendati begitu, lanjut Anne, jam operasional KRL sampai saat ini tetap berjalan normal, dan belum ada pengurangan jumlah kereta yang berope­rasi setiap harinya. Ia pun belum berani berandai-andai terkait pengoperasian KRL jika pemerintah mengambil langkah pembatasan wilayah (lockdown) untuk kawasan Jakarta dan sekitarnya. ”Kita tunggu arahan pusat ya,” ung­kap Anne. Sebelumnya, PT KAI sudah merasakan gejala penurunan pengguna KRL, khususnya Jabodetabek yang terus menunjukkan tren menurun dalam dua pekan terakhir. Jumlah pengguna KRL telah turun diangka 71 persen dari yang biasanya mencapai 900 ribu hingga 1,1 juta peng­guna setiap harinya di waktu normal, menjadi sekitar 300 ribu pengguna per hari. Pada Senin, 23 Maret 2020, volume tercatat 341.252 peng­guna. Sementara pada Selasa, 24 Maret, hanya 292.825 peng­guna. Meskipun jumlah peng­guna terus menurun, berba­gai langkah untuk menganti­sipasi penyebaran virus co­rona di KRL Commuter Line terus ditingkatkan oleh PT Kereta Commuter Indonesia. Pengamat transportasi Djo­ko Setijowarno menjelaskan aktivitas pengendara di Indo­nesia akan berubah akibat pandemi corona. ”Aktivitas bertransportasi di Jakarta pasti berpengaruh. Biasanya menggunakan transportasi umum, beralih menggunakan kendaraan pribadi. Antrian Panjang pengguna MRT dan Trans Jakarta. Ojol menjadi pilihan bertransportasi,” ka­tanya. ”Sementara aktivitas pusat perbelanjaan, perkan­toran, perbankan masih ber­langsung normal. Walaupun ada himbauan untuk bekerja di rumah. Kontak dengan publik akan memperbesar risiko penyebaran Covid-19. Mengisolasi diri tidak hanya untuk keselamatan diri sen­diri, tetapi juga untuk orang lain, bahkan mungkin pula dalam skala besar untuk umat manusia,” tambahnya. Begitu juga bagi masyarakat di luar Jakarta, yang kerap beraktivitas menggunakan kendaraan umum. ”Dilema­tis bagi aktivitas transportasi masyarakat yang berasal dari luar Jakarta. Upaya meng­gunakan transportasi umum menjadi berkurang. Penggu­naan kendaraan pribadi akan cenderung meningkat,” ung­kapnya. “Beruntung operasional KRL Jabodetabek tidak mengalami pengurangan. Upaya mence­gah terinfeksi virus Corona di KRL Jabodetabek oleh PT KCI sudah dilakukan sejak dini sebelum terbit Protokol di Area dan Transportasi Publik,” im­buhnya. Untuk bisa lebih menekan virus corona, Djoko menilai kebersihan lingkungan menjadi syarat utama juga. (dtk/mam/run)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X