Senin, 22 Desember 2025

Nggak Pakai Masker Dilarang Naik MRT

- Senin, 6 April 2020 | 10:28 WIB

METROPOLITAN - Sehubungan dengan meningkatnya penyebaran virus Covid-19 di lingkungan DKI Jakarta, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melakukan perkuatan pencegahan penyebaran Covid-19 dengan mengimbau seluruh masyarakat melalui Seruan Gubernur DKI Ja­karta Nomor 9 Tahun 2020 tentang Penggunaan Masker untuk Mencegah Penularan Coronavirus Di­sease (Covid-19). Masyarakat diimbau selalu menggunakan masker ketika berada atau berkegiatan di luar rumah, tanpa terkecuali. Jenis masker yang disarankan adalah mas­ker jenis kain minimal dua lapis yang dapat dicuci setiap hari. Sejalan dengan seruan ter­sebut, PT MRT Jakarta (Per­seroda) mengimbau seluruh calon penumpang agar meng­gunakan masker ketika akan memasuki stasiun dan meng­gunakan layanan MRT Ja­karta. ”Kebijakan ini akan disosia­lisasikan mulai 6-11 April 2020, dan efektif diberlakukan 12 April 2020,” kata Sekretaris Perusahaan MRT Jakarta Mu­hamad Kamaluddin dalam keterangan tertulis, (5/4). PT MRT Jakarta (Perseroda) juga terus mengajak seluruh penumpang bersama-sama cegah penyebaran Covid-19 dengan menjaga kesehatan dan kebersihan diri, tetap mengutamakan berkegiatan di rumah, bepergian hanya untuk kebutuhan mendesak, serta menerapkan jarak fisik (physical distancing) dalam kegiatan sehari-hari. Sebelumnya, PT MRT juga menerapkan aturan jaga jarak alias social distancing di setiap angkutannya. Hal itu dilaku­kan sebagai langkah antisi­pasi penyebaran virus corona. Kebijakan itu berimbas ke­pada turunnya jumlah pe­numpang MRT. Corporate Secretary Division Head MRT Jakarta Muhamad Kamalud­din mengatakan, jumlah pe­numpang MRT terus menga­lami penurunan hingga lebih dari 80 persen. ”Jadi memang penumpang kami sudah ber­kurang sampai lebih dari 80 persen sekarang ini,” ujar Kamal. Berdasarkan catatannya terakhir, 20 Maret lalu, penum­pang MRT hanya 21.000 per hari. Padahal sebelum ada pembatasan ini, penumpang bisa mencapai 100.000 per hari. ”Secara berturut-turut turun. Dari 32.000 (penumpang, red), 28.000, 24.000 dan yang ter­akhir hari Jumat mencapai titik 21.000 penumpang per hari. Jadi sebelum diberlaku­kan social distancing ini jum­lah penumpang per hari kami 100.000 untuk hari kerja. Jadi turunnya jauh sekali ini lebih dari 80 persen,” ucapnya. Kamal menjelaskan, sejak diberlakukan social distancing, pihaknya membatasi penum­pang hanya sampai 60 orang per gerbong kereta. Padahal saat situasi normal pihaknya bisa mengangkut sampai 300 penumpang. ”Jadi ini 1/6 dari kapasitas,” sebutnya. Meski begitu, pihaknya ber­harap lebih banyak lagi ma­syarakat yang menerapkan kerja di rumah agar virus corona bisa cepat diatasi. Se­hingga semua masyarakat bisa beraktivitas dengan nor­mal dan bisa mengembalikan pendapatan MRT. ”Kami berharap warga se­makin banyak yang bekerja dari rumah. Supaya secara menyeluruh Jakarta bisa sus­tainable (berkelanjutan) dan ujungnya nanti MRT-nya bisa berkelanjutan. (Nggak masalah pendapatan, red) kan sudah dikoordinasikan ber­sama pemerintah mengenai dampak operasional, dampak pendapatan MRT Jakarta sen­diri,” katanya. (dtk/mam/run)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X