METROPOLITAN - Sehubungan dengan meningkatnya penyebaran virus Covid-19 di lingkungan DKI Jakarta, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melakukan perkuatan pencegahan penyebaran Covid-19 dengan mengimbau seluruh masyarakat melalui Seruan Gubernur DKI Jakarta Nomor 9 Tahun 2020 tentang Penggunaan Masker untuk Mencegah Penularan Coronavirus Disease (Covid-19). Masyarakat diimbau selalu menggunakan masker ketika berada atau berkegiatan di luar rumah, tanpa terkecuali. Jenis masker yang disarankan adalah masker jenis kain minimal dua lapis yang dapat dicuci setiap hari. Sejalan dengan seruan tersebut, PT MRT Jakarta (Perseroda) mengimbau seluruh calon penumpang agar menggunakan masker ketika akan memasuki stasiun dan menggunakan layanan MRT Jakarta. ”Kebijakan ini akan disosialisasikan mulai 6-11 April 2020, dan efektif diberlakukan 12 April 2020,” kata Sekretaris Perusahaan MRT Jakarta Muhamad Kamaluddin dalam keterangan tertulis, (5/4). PT MRT Jakarta (Perseroda) juga terus mengajak seluruh penumpang bersama-sama cegah penyebaran Covid-19 dengan menjaga kesehatan dan kebersihan diri, tetap mengutamakan berkegiatan di rumah, bepergian hanya untuk kebutuhan mendesak, serta menerapkan jarak fisik (physical distancing) dalam kegiatan sehari-hari. Sebelumnya, PT MRT juga menerapkan aturan jaga jarak alias social distancing di setiap angkutannya. Hal itu dilakukan sebagai langkah antisipasi penyebaran virus corona. Kebijakan itu berimbas kepada turunnya jumlah penumpang MRT. Corporate Secretary Division Head MRT Jakarta Muhamad Kamaluddin mengatakan, jumlah penumpang MRT terus mengalami penurunan hingga lebih dari 80 persen. ”Jadi memang penumpang kami sudah berkurang sampai lebih dari 80 persen sekarang ini,” ujar Kamal. Berdasarkan catatannya terakhir, 20 Maret lalu, penumpang MRT hanya 21.000 per hari. Padahal sebelum ada pembatasan ini, penumpang bisa mencapai 100.000 per hari. ”Secara berturut-turut turun. Dari 32.000 (penumpang, red), 28.000, 24.000 dan yang terakhir hari Jumat mencapai titik 21.000 penumpang per hari. Jadi sebelum diberlakukan social distancing ini jumlah penumpang per hari kami 100.000 untuk hari kerja. Jadi turunnya jauh sekali ini lebih dari 80 persen,” ucapnya. Kamal menjelaskan, sejak diberlakukan social distancing, pihaknya membatasi penumpang hanya sampai 60 orang per gerbong kereta. Padahal saat situasi normal pihaknya bisa mengangkut sampai 300 penumpang. ”Jadi ini 1/6 dari kapasitas,” sebutnya. Meski begitu, pihaknya berharap lebih banyak lagi masyarakat yang menerapkan kerja di rumah agar virus corona bisa cepat diatasi. Sehingga semua masyarakat bisa beraktivitas dengan normal dan bisa mengembalikan pendapatan MRT. ”Kami berharap warga semakin banyak yang bekerja dari rumah. Supaya secara menyeluruh Jakarta bisa sustainable (berkelanjutan) dan ujungnya nanti MRT-nya bisa berkelanjutan. (Nggak masalah pendapatan, red) kan sudah dikoordinasikan bersama pemerintah mengenai dampak operasional, dampak pendapatan MRT Jakarta sendiri,” katanya. (dtk/mam/run)